tag:blogger.com,1999:blog-74891502336794254982024-03-13T02:59:17.329-07:00Amin ntu MusliminBRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.comBlogger53125tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-11094981888155429312014-03-12T00:37:00.000-07:002014-03-12T00:37:39.431-07:00SHOLAT JAMA' DAN QOSOR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div>
<strong>A Salat Jamak</strong>
<ol>
<li>Pengertian Salat Jamak.</li>
</ol>
Salat jamak adalah salat yang digabungkan, maksudnya menggabungkan
dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. Misalnya
menggabungkan salat Duhur dan Asar dikerjakan pada waktu Duhur atau pada
waktu Asar. Atau menggabungkan salat magrib dan ‘Isya dikerjakan pada
waktu magrib atau pada waktu ‘Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada
waktunya tidak boleh digabungkan dengan salat lain.<br />
Hukum mengerjakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan.<br />
Rasulullah saw bersabda:<br />
<div dir="RTL" style="text-align: right;">
عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كانَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمْ اِذا رَحِلَ قَبْلَ اَنْ تَزِيْغَ الشَمْسُ
اخِرَ الظُهْرِ اِلى وَقْتِ العَصْرِ ثُمَّ نَزَلَ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا
فَاِنْ زَاغَتْ الشَمْسُ قَبْلَ اَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُهْرَ ثُمَّ
رَكِبَ (رواه البخارى ومسلم)</div>
Artinya: dari Anas, ia berkata: Rasulullah apabila ia bepergian
sebelum matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat duhur sampai
waktu asar, kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua salat
tersebut, tetapi apabila matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu
duhur) sebelum ia pergi, maka ia melakukan salat duhur (dahulu) kemudian
beliau naik kendaraan (berangkat). (H.R. Bukhari dan Muslim)<br />
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak
salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa
menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab
tertentu.<br />
Salat jamak boleh dilaksanakan karna beberapa alasan (halangan) berikut:<br />
<ol>
<li>Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam madhab)</li>
<li>Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.</li>
<li>Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.</li>
</ol>
Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan
salat duhur dengan asar dan salat magrib dengan ‘isya. Sedangkan salat
subuh tidak boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak
salat asar dengan magrib.<br />
Salat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara:<br />
<ol>
<li>Jamak Takdim (jamak yang didahulukan), yakni menjamak dua salat yang
dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjamak salat duhur
dengan asar, dikerjakan pada waktu duhur ( 4 rakaat salat duhur dan 4
rakaat salat asar) atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan
pada waktu magrib (3 rakaat salat magrib dan 4 rakaat salat ‘isya).</li>
<li>Jamak Ta’khir (jamak yang diakhirkan), yakni menjamak dua salat yang
dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjamak salat duhur
dengan asar, dikerjakan pada waktu asar atau menjamak salat magrib
dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya.</li>
</ol>
Dalam melaksanakan salat jamak takdim maka harus berniat menjamak
salat kedua pada waktu yang pertama, mendahulukan salat pertama dan
dilaksanakan berurutan, tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain.
Adapun saat melaksanakan jamak ta’khir maka harus berniat menjamak dan
berurutan. Tidak disyaratkan harus mendahulukan salat pertama. Boleh
mendahulukan salat pertama baru melakukan salat kedua atau sebaliknya.<br />
<ol>
<li><strong>2. </strong><strong>Praktik Salat Jamak Takdim /Takhir</strong></li>
<li>Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim</li>
</ol>
Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat
kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur.<br />
Tata caranya sebagai berikut:<br />
1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. <br />
2) Takbiratul ihram<br />
3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.<br />
4) Salam.<br />
5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), <br />
6) Takbiratul Ihram<br />
7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.<br />
8) Salam.<br />
<span style="text-decoration: underline;">Catatan</span>: Setelah
salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak boleh
diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a,
bercakap-cakap dan lain-lain).<br />
<ol>
<li>Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.</li>
</ol>
Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga
rakaat kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya.<br />
Tata caranya sebagai berikut:<br />
1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkanyaitu:<br />
2) اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى<br />
“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”<br />
3) Takbiratul ihram<br />
4) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.<br />
5) Salam.<br />
6) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;<br />
7) اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ تََعَالَى<br />
“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”<br />
8) Takbiratul Ihram<br />
9) Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.<br />
10) Salam.<br />
<span style="text-decoration: underline;">Catatan</span>: Ketentuan
setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat jamak takdim.
Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya keuika waktu salat
pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak ta’khir, sudah berniat
untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada
waktu yang kedua.<br />
<strong>B. Salat Qasar</strong><br />
1. Pengertian Salat Qasar<br />
Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu
melakukan salat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi
dua rakaat. Salat fardu yang boleh diringkas adalah salat yang jumlah
rakaatnya ada empat yaitu duhur , asar dan ‘isya.<br />
Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah (diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi.<br />
Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang artinya: “
Dan apabila kamu beprgian di muka bumi, maka tidak mengapa kamu
menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir,
sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.” Q.S.(An
Nisa[4]: 101)<br />
<ol>
<li>Syarat Sah Salat Qasar</li>
</ol>
Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat jamak hanya
ditambah persyaratan bahwa salat yang dapat diqasar adalah salat yang
jumlah rakaatnya empat, tidak makmum pada orang yang salat sempurna
(biasa, tidak qasar)<br />
<ol>
<li>Praktik Salat Qasar</li>
</ol>
Ambil contoh salat qasar duhur.<br />
Tata caranya sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Berniat salat dengan cara qasar.</li>
<li>Salat dua rakaat</li>
<li>Salam. </li>
</ol>
<strong></strong></div>
<strong>C. </strong><strong>Salat Jamak Qasar</strong><ol>
<li>Pengertian Salat Jamak Qasar.</li>
</ol>
Salat jamak qasar adalah menggabungkan dua salat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar).<br />
Hukum dan syaratnya sama dengan salat jamak dan salat qasar. Salat jamak qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.<br />
Umat Islam dapat melakukan salat fardu secara jamak, qasar maupun
jamak qasar asalkan memenuhi syarat sahnya. Hal ini merupakan rukhsah
(keringanan )yang diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat
fardu walau dalam keadaan apapun. Allah tidak menghendaki kesukaran pada
hambaNya.<br />
<ol>
<li>Praktik Salat Jamak Qasar</li>
</ol>
Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Takdim: misalnya salat duhur dengan asar. Tata caranya sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Berniat menjamak qasar salat duhur dengan jamak takdim.</li>
<li>Takbiratul ihram.</li>
<li>Salat duhur dua rakaat (diringkas)</li>
<li>Salam.</li>
<li>Berdiri dan niat salat asar,</li>
<li>Takbiratul ihram.</li>
<li>Salat asar dua rakaat (diringkas)</li>
<li>Salam</li>
</ol>
Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Ta’khir<span style="text-decoration: underline;">:</span> misalnya salat magrib dengan ‘isya. Tata caranya sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Berniat menjamak qasar salat magrib denganjamak ta’khir. Jika dilafalkan sebagai berikut:</li>
<li>Takbiratul ihram.</li>
<li>Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.</li>
<li>Salam.</li>
<li>Berdiri dan niat salat isya’. </li>
<li>Takbiratul Ihram.</li>
<li>Salat isya’ dua rakaat (diringkas)</li>
<li>Salam</li>
</ol>
<div>
<strong></strong></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-90853223969212342622014-01-27T17:48:00.001-08:002014-01-27T17:55:06.824-08:00SHOLAT DUHA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span id="advenueINTEXT" name="advenueINTEXT">Salah satu shalat sunat yang di anjurkan nabi adalah mendirikan Sholat Dhuha.
Shalat dhuha dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik.
Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya kurang lebih jam 7-8 pagi hingga waktu dzuhur.<br />
<br />
Bagi yang ingin kemudahan rezeki maka dirikanlah shalat dhuha. Pada
artikel lainnya saya mengulas keutamaan shalat dhuha 12 rakaat. Baik
berikut ini adalah tata cara sholat dhuha<br />
<br />
<b>Tata Cara Sholat Dhuha</b><br />
<br />
“Sholatlah kalian dua roka’at dari sholat Dluha dengan membaca dua surat
tentangnya: wasy-syamsi wa dluhaha dan surat adh-Dluha" (H.R. Uqbah bin
‘Amir)<br />
<br />
Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surat Adh-Dhuha.<br />
<br />
Referensi lain menyebutkan<br />
<br />
"Dalam dua roka’at sholat Dluha membaca Qul ya ayyuhal kafirun dan Qul huwallahu ahad" (H.R. al ‘Uqaili)<br />
Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah Al kafirun dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surat Ikhlas.<br />
<br />
<b>Bacaan Niat Sholat Dhuha</b><br />
<br />
Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.<br />
<br />
Artinya: ” Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.”<br />
<br />
<br />
<b>Dzikir setelah Dhuha</b><br />
<br />
Setelah shalat dhuha Nabi S.A.W membaca<br />
</span><br />
<div style="text-align: right;">
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ إِ نَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرَ<br />
<br />
Robbigh firly watub ‘alayya innaka antat-tawwaabul Ghofur (dibaca 100 x)</div>
<br />
Artinya : Ya Robbi, Ampunilah aku dan terimalah taubatku, Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan<br />
<br />
<br />
<b><a href="http://www.kucoba.com/2013/02/tata-cara-shalat-dhuha-niat-shalat.html" target="_blank"><span style="color: #222222;">Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha</span></a></b><br />
<br />
<div style="text-align: right;">
اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ
جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ
عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ
وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا
فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا
فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك
وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ</div>
<br />
Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala
jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata
ishmatuka. allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil
ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman
fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa
bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita
‘ibadikash shalihin.<br />
<br />
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu,
keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan
adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku,
apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada
di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila
haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu,
kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau
datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.<br />
<br />
Demikianlah yang dapat <a href="http://kucoba.com/"><span style="color: #222222;">kucoba.com</span></a> informasikan tentang <a href="http://www.kucoba.com/2013/02/tata-cara-shalat-dhuha-niat-shalat.html#" target="_blank">Sholat Dhuha.</a></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-84055759719725079722014-01-27T17:44:00.001-08:002014-01-27T17:46:20.885-08:00SHOLAT ISTIKHOROH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah dan
sangat butuh pada pertolongan Allah dalam setiap urusan-Nya. Yang mesti
diyakini bahwa manusia tidak mengetahui perkara yang ghoib. Manusia tidak
mengetahui manakah yang baik dan buruk pada kejadian pada masa akan datang.
Oleh karena itu, di antara hikmah Allah <i>Ta’ala</i> kepada hamba-Nya, Dia
mensyariatkan do’a supaya seorang hamba dapat bertawasul pada Rabbnya untuk
dihilangkan kesulitan dan diperolehnya kebaikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Seorang muslim sangat yakin dan tidak ada keraguan
sedikit pun bahwa yang mengatur segala urusan adalah Allah <i>Ta’ala</i>.
Dialah yang menakdirkan dan menentukan segala sesuatu sesuai yang Dia kehendaki
pada hamba-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Allah Ta’ala berfirman,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">وَرَبُّكَ
يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (68) وَرَبُّكَ يَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ
وَمَا يُعْلِنُونَ (69) وَهُوَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْحَمْدُ فِي
الْأُولَى وَالْآَخِرَةِ وَلَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (70</span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span dir="LTR"></span>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan
memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha
Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui
apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan
Dialah Allah, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah
segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan</i>.” (QS. Al Qashash: 68-70)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al ‘Allamah Al Qurthubi <i>rahimahullah </i>mengatakan,
“<i>Sebagian ulama menjelaskan: tidak sepantasnya bagi orang yang ingin
menjalankan di antara urusan dunianya sampai ia meminta pada Allah pilihan
dalam urusannya tersebut yaitu dengan melaksanakan shalat istikhoroh.</i>”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn1"><span style="color: blue;">[1]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Yang dimaksud istikhoroh adalah memohon kepada Allah
manakah yang terbaik dari urusan yang mesti dipilih salah satunya.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn2"><span style="color: blue;">[2]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">DALIL SURAT ISTIKHOROH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari Jabir bin ‘Abdillah, beliau berkata,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ
فِى الأُمُورِ كُلِّهَا ، كَمَا يُعَلِّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ يَقُولُ «
إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ
الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ،
وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ
وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ،
اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ
– خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ</span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span dir="LTR"></span> – <span dir="RTL" lang="AR-SA">قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى
وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِى
فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى
وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>
– <span dir="RTL" lang="AR-SA">أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ –
فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى
بِهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> »</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>biasa
mengajari para sahabatnya shalat istikhoroh dalam setiap urusan. Beliau
mengajari shalat ini sebagaimana beliau mengajari surat dari Al Qur’an.
Kemudian beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat
fardhu, lalu hendaklah ia berdo’a: “<i>Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika,
wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa
aqdiru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in
kunta ta’lamu hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili
amrii wa aajilih (aw fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa
yassirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu
syarrun lii fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa
aajilih) fash-rifnii ‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii
bih</i>”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu
dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta
kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku
tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak.
Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia
dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka
takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia
untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi
agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan
akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana
pun itu sehingga aku pun ridho dengannya.”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn3"><span style="color: blue;">[3]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">FAEDAH SHOLAT ISTIKHOROH</span><b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertama</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Hukum shalat istikhoroh adalah
sunnah dan bukan wajib. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam, </i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">إِذَا
هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat
fardhu</i>”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Begitu pula Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>pernah
didatangi seseorang, lalu ia bertanya mengenai Islam. Kemudian Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam </i>menjawab, “Shalat lima waktu sehari semalam.” Lalu
ia tanyakan pada Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam,</i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">هَلْ
عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ « لاَ ، إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ</span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span dir="LTR"></span> »<i> </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Apakah aku memiliki kewajiban shalat lainnya?” Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam </i>pun menjawab, “Tidak ada, kecuali jika engkau ingin
menambah dengan shalat sunnah.”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn4"><span style="color: blue;">[4]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedua</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Dari hadits di atas, shalat
istikhoroh boleh dilakukan setelah shalat tahiyatul masjid, setelah shalat
rawatib, setelah shalat tahajud, setelah shalat Dhuha dan shalat lainnya.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn5"><span style="color: blue;">[5]</span></a> Bahkan jika shalat istikhoroh dilakukan
dengan niat shalat sunnah rawatib atau shalat sunnah lainnya, lalu berdoa
istikhoroh setelah itu, maka itu juga dibolehkan. Artinya di sini, dia mengerjakan
shalat rawatib satu niat dengan shalat istikhoroh karena Nabi <i>shallallahu
‘alaihi wa sallam </i>bersabda,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">إِذَا
هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat
fardhu.</i>” Di sini cuma dikatakan, yang penting lakukan shalat dua raka’at
apa saja selain shalat wajib. <a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn6"><span style="color: blue;">[6]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al ‘Iroqi mengatakan, “Jika ia bertekad melakukan
suatu perkara sebelum ia menunaikan shalat rawatib atau shalat sunnah lainnya,
lalu ia shalat tanpa niat shalat istikhoroh, lalu setelah shalat dua rakaat
tersebut ia membaca doa istikhoroh, maka ini juga dibolehkan.”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn7"><span style="color: blue;">[7]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketiga: </span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Istikhoroh hanya dilakukan untuk
perkara-perkara yang mubah (hukum asalnya boleh), bukan pada perkara yang wajib
dan sunnah, begitu pula bukan pada perkara makruh dan haram. Alasannya karena
Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يُعَلِّمُ أَصْحَابَهُ الاِسْتِخَارَةَ
فِى الأُمُورِ كُلِّهَا</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
mengajari para sahabatnya shalat istikhoroh dalam setiap urusan.</i>”
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abi Jamroh bahwa yang dimaksudkan dalam hadits
ini adalah khusus walaupun lafazhnya umum.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn8"><span style="color: blue;">[8]</span></a> Ibnu Hajar Al Asqolani <i>rahimahullah </i>mengatakan,
“Yang dimaksud dengan hadits tersebut bahwa istikhoroh hanya khusus untuk
perkara mubah atau dalam perkara sunnah (mustahab) jika ada dua perkara sunnah
yang bertabrakan, lalu memilih manakah yang mesti didahulukan.”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn9"><span style="color: blue;">[9]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Contohnya, seseorang tidak perlu istikhoroh untuk
melaksanakan shalat Zhuhur, shalat rawatib, puasa Ramadhan, puasa Senin Kamis,
atau mungkin dia istikhoroh untuk minum sambil berdiri ataukah tidak, atau
mungkin ia ingin istikhoroh untuk mencuri. Semua contoh ini tidak perlu
lewat jalan istikhoroh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Begitu pula tidak perlu istikhoroh dalam perkara
apakah dia harus menikah ataukah tidak. Karena asal menikah itu diperintahkan
sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">وَأَنْكِحُوا
الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di
antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan</i>.” (QS. An Nur: 32)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Begitu pula Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">يَا
مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“<i>Wahai para pemuda, jika salah seorang di antara
kalian telah mampu untuk memberi nafkah, maka menikahlah.</i>”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn10"><span style="color: blue;">[10]</span></a> <u>Namun dalam urusan memilih pasangan dan
kapan tanggal nikah, maka ini bisa dilakukan dengan istikhoroh</u>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Sedangkan dalam perkara sunnah yang bertabrakan dalam
satu waktu, maka boleh dilakukan istikhoroh. Misalnya seseorang ingin melakukan
umroh yang sunnah, sedangkan ketika itu ia harus mengajarkan ilmu di negerinya.
Maka pada saat ini, ia boleh istikhoroh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Bahkan ada keterangan lain bahwa perkara wajib yang
masih longgar waktu untuk menunaikannya, maka ini juga bisa dilakukan
istikhoroh. Semacam jika seseorang ingin menunaikan haji dan hendak memilih di
tahun manakah ia harus menunaikannya. Ini jika kita memilih pendapat bahwa
menunaikan haji adalah wajib <i>tarokhi</i> (perkara wajib yang boleh
diakhirkan).<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn11"><span style="color: blue;">[11]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keempat</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Istikhoroh boleh dilakukan
berulang kali jika kita ingin istikhoroh pada Allah dalam suatu perkara. Karena
istikhoroh adalah do’a dan tentu saja boleh berulang kali. Ibnu Az Zubair
sampai-sampai mengulang istikhorohnya tiga kali. Dalam shahih Muslim, Ibnu Az
Zubair mengatakan,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">إِنِّى
مُسْتَخِيرٌ رَبِّى ثَلاَثًا ثُمَّ عَازِمٌ عَلَى أَمْرِى</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Aku melakukan istikhoroh pada Rabbku sebanyak tiga
kali, kemudian aku pun bertekad menjalankan urusanku tersebut.”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn12"><span style="color: blue;">[12]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kelima</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Do’a shalat istikhoroh yang lebih
tepat dibaca setelah shalat dan bukan di dalam shalat. Alasannya adalah sabda
Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam, </i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">إِذَا
هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
ثُمَّ لِيَقُلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ</span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span dir="LTR"></span> … </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Jika salah seorang di antara kalian bertekad untuk
melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat
fardhu, lalu hendaklah ia berdo’a: “<i>Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika …</i>”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn13"><span style="color: blue;">[13]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Syaikh Musthofa Al ‘Adawi <i>hafizhohullah </i>mengatakan,
“Aku tidak mengetahui dalil yang shahih yang menyatakan bahwa do’a istikhoroh
dibaca ketika sujud atau setelah tasyahud (sebelum salam) kecuali landasannya
adalah dalil yang sifatnya umum yang menyatakan bahwa ketika sujud dan tasyahud
akhir adalah tempat terbaik untuk berdo’a. Akan tetapi, hadits ini sudah cukup
sebagai dalil tegas bahwa do’a istikhoroh adalah setelah shalat. ”<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn14"><span style="color: blue;">[14]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keenam</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Istikhoroh dilakukan bukan dalam
kondisi ragu-ragu dalam satu perkara karena Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa
sallam </i>bersabda,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">إِذَا
هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ</span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">““<i>Jika salah seorang di antara kalian bertekad
untuk melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah shalat dua raka’at selain shalat
fardhu</i>”. Begitu pula isi do’a istikhoroh menunjukkan seperti ini. Oleh
karena itu, jika ada beberapa pilihan, hendaklah dipilih, lalu lakukanlah
istikhoroh. Setelah istikhoroh, lakukanlah sesuai yang dipilih tadi. Jika
memang pilihan itu baik, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu jelek, maka nanti akan
dipersulit.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn15"><span style="color: blue;">[15]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketujuh</span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Sebagian ulama menganjurkan ketika
raka’at pertama setelah Al Fatihah membaca surat Al Kafirun dan di rakaat kedua
membaca surat Al Ikhlas. Sebenarnya hal semacam ini tidak ada landasannya. Jadi
terserah membaca surat apa saja ketika itu, itu diperbolehkan.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn16"><span style="color: blue;">[16]</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedelepan: </span></b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Melihat dalam mimpi mengenai
pilihannya bukanlah syarat dalam istikhoroh karena tidak ada dalil yang
menunjukkan hal ini. Namun orang-0rang awam masih banyak yang memiliki
pemahaman semacam ini. Yang tepat, istikhoroh tidak mesti menunggu mimpi. Yang
jadi pilihan dan sudah jadi tekad untuk dilakukan, maka itulah yang dilakukan.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn17"><span style="color: blue;">[17]</span></a> Terserah apa yang ia pilih tadi, mantap bagi
hatinya atau pun tidak, maka itulah yang ia lakukan karena tidak dipersyaratkan
dalam hadits bahwa ia harus mantap dalam hati.<a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftn18"><span style="color: blue;">[18]</span></a> Jika memang yang jadi pilihannya tadi
dipersulit, maka berarti pilihan tersebut tidak baik untuknya. Namun jika
memang pilihannya tadi adalah baik untuknya, pasti akan Allah mudahkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">TATA CARA SHOLAT ISTIKHOROH </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pertama</span></u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Ketika ingin melakukan suatu
urusan yang mesti dipilih salah satunya, maka terlebih dahulu ia pilih di
antara pilihan-pilihan yang ada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kedua</span></u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Jika sudah bertekad melakukan
pilihan tersebut, maka kerjakanlah shalat dua raka’at (terserah shalat sunnah
apa saja sebagaimana dijelaskan di awal).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ketiga</span></u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Setelah shalat dua raka’at, lalu
berdo’a dengan do’a istikhoroh:</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">اللَّهُمَّ
إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ
مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ،
وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ
– ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ –
قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى</span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span dir="LTR"></span> – <span dir="RTL" lang="AR-SA">فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ،
ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى
فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى
وَآجِلِهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span> – <span dir="RTL" lang="AR-SA">فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ
رَضِّنِى بِهِ</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Allahumma inni astakhiruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka
bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wa
ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma fa-in kunta ta’lamu
hadzal amro (sebut nama urusan tersebut) khoiron lii fii ‘aajili amrii wa
aajilih (aw fii diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii) faqdur lii, wa yassirhu lii,
tsumma baarik lii fiihi. Allahumma in kunta ta’lamu annahu syarrun lii fii
diini wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii (fii ‘aajili amri wa aajilih) fash-rifnii
‘anhu, waqdur liil khoiro haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bih. </span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu,
aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan
kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu
melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang
mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara
ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat,
(atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal
tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika
Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan
akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka
palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu
sehingga aku pun ridho dengannya] </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Keempat</span></u><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">: Lakukanlah pilihan yang sudah
dipilih di awal tadi, terserah ia merasa mantap atau pun tidak dan tanpa harus
menunggu mimpi. Jika itu baik baginya, maka pasti Allah mudahkan. Jika itu
jelek, maka pasti ia akan palingkan ia dari pilihan tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Demikian penjelasan kami mengenai panduan shalat
istikhoroh. Semoga bermanfaat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadi sempurna.</span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Diselesaikan di Pangukan-Sleman, di sore hari
menjelang Maghrib, 15 Rabi’ul Awwal 1431 H (01/03/2010)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Penulis: <a href="http://rumaysho.com/"><span style="color: blue;">Muhammad Abduh Tuasikal</span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Artikel <a href="http://muslim.or.id/"><span style="color: blue;">www.muslim.or.id</span></a></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">
</span><br />
<hr align="center" size="1" width="100%" />
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref1"><span style="color: blue;">[1]</span></a> <i>Al Jaami’ li Ahkamil Qur’an (Tafsir Al
Qurthubi)</i>, Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi, 13/306, Mawqi’ Ya’sub (sesuai
cetakan).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref2"><span style="color: blue;">[2]</span></a> Lihat <i>Fathul Baari</i>, Ibnu Hajar Al
Asqolani, 11/184, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref3"><span style="color: blue;">[3]</span></a> HR. Bukhari no. 7390, dari Jabir bin ‘Abdillah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref4"><span style="color: blue;">[4]</span></a> HR. Bukhari no. 2678 dan Muslim no. 11, dari
Tholhah bin ‘Ubaidillah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref5"><span style="color: blue;">[5]</span></a> Lihat <i>Fiqhud Du’aa</i>, Syaikh Musthofa Al
‘Adawi, hal. 167, Maktabah Makkah, cetakan pertama, tahun 1422 H.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref6"><span style="color: blue;">[6]</span></a> Faedah dari penjelasan Syaikh Abu Malik dalam
Shahih Fiqh Sunnah, 1/426, Al Maktabah At Taufiqiyah. Begitu pula terdapat
penjelasan yang sama dari Syaikh Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul dalam kitab
beliau Bughyatul Mutathowwi’ fii Sholatit Tathowwu’ (soft file).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref7"><span style="color: blue;">[7]</span></a> Lihat Nailul Author, Asy Syaukani, 3/87,
Irodatuth Thob’ah Al Muniroh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref8"><span style="color: blue;">[8]</span></a> Lihat <i>Fathul Baari</i>, 11/184.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref9"><span style="color: blue;">[9]</span></a> Idem</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref10"><span style="color: blue;">[10]</span></a> HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref11"><span style="color: blue;">[11]</span></a> Contoh-contoh ini kami peroleh dari <i>Fiqhud
Du’aa</i>, hal. 167-168.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref12"><span style="color: blue;">[12]</span></a> HR. Muslim no. 1333</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref13"><span style="color: blue;">[13]</span></a> Lihat <i>Fiqhud Du’aa</i>, hal. 168-169.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref14"><span style="color: blue;">[14]</span></a> <i>Fiqhud Du’aa</i>, hal. 169.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref15"><span style="color: blue;">[15]</span></a> Faedah dari penjelasan Syaikh Muhammad bin
Umar Bazmul dalam <i>Buhyatul Mutathowwi’</i> (soft file).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref16"><span style="color: blue;">[16]</span></a> Lihat <i>Fiqhud Du’aa, </i>hal. 169.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref17"><span style="color: blue;">[17]</span></a> Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/427.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-istikhoroh.html#_ftnref18"><span style="color: blue;">[18]</span></a> Lihat penjelasan Syaikh Muhammad bin Umar
Bazmul dalam <i>Buhyatul Mutathowwi’</i> (soft file).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-24953662108560243832014-01-06T19:41:00.000-08:002014-01-06T19:57:57.370-08:00SHOLAT ID<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Berikut adalah panduan ringkas dalam shalat <a href="http://konsultasisyariah.com/ramadhan-ied" target="_blank">‘ied</a>, baik shalat ‘Idul Fithri atau pun ‘Idul Adha. Yang kami sarikan dari beberapa penjelasan ulama. Semoga bermanfaat.
<br />
<span id="more-1646"></span><br />
<span style="color: red;"><b>Hukum Shalat ‘Ied</b></span><br />
Menurut pendapat yang lebih kuat, hukum <a href="http://konsultasisyariah.com/ramadhan-ied" target="_blank">shalat ‘ied</a> adalah <span style="text-decoration: underline;">wajib bagi setiap muslim</span>,
baik laki-laki maupun perempuan yang dalam keadaan mukim[1]. Dalil dari
hal ini adalah hadits dari Ummu ‘Athiyah, beliau berkata,<br />
<div style="text-align: center;">
أَمَرَنَا – تَعْنِى النَّبِىَّ -صلى الله
عليه وسلم- – أَنْ نُخْرِجَ فِى الْعِيدَيْنِ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ
الْخُدُورِ وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى
الْمُسْلِمِينَ.</div>
“<i>Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami
pada saat shalat ‘ied (Idul Fithri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan
para gadis (yang baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu
pula wanita yang sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita
yang sedang haidh untuk menjauhi tempat shalat.</i>“[2]<br />
Di antara alasan wajibnya shalat ‘ied dikemukakan oleh Shidiq Hasan Khon (murid Asy Syaukani).[3]<br />
<b> </b><br />
<b>Pertama</b>: Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> terus menerus melakukannya.<br />
<b></b><br />
<b>Kedua</b>: Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>memerintah
kaum muslimin untuk keluar rumah untuk menunaikan shalat ‘ied. Perintah
untuk keluar rumah menunjukkan perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied
itu sendiri bagi orang yang tidak punya udzur. Di sini dikatakan wajib
karena keluar rumah merupakan wasilah (jalan) menuju shalat. Jika
wasilahnya saja diwajibkan, maka tujuannya (yaitu shalat) otomatis juga
wajib.<br />
<b></b><br />
<b>Ketiga</b>: Ada perintah dalam Al Qur’an yang menunjukkan wajibnya shalat ‘ied yaitu firman Allah Ta’ala,<br />
<div style="text-align: center;">
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ</div>
“<i>Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr).</i>” (QS. Al Kautsar: 2). Maksud ayat ini adalah perintah untuk melaksanakan shalat ‘ied.<br />
<b></b><br />
<b>Keempat</b>: Shalat jum’at menjadi gugur bagi orang yang
telah melaksanakan shalat ‘ied jika kedua shalat tersebut bertemu pada
hari ‘ied. Padahal sesuatu yang wajib hanya boleh digugurkan dengan yang
wajib pula. Jika shalat jum’at itu wajib, demikian halnya dengan shalat
‘ied. –Demikian penjelasan Shidiq Hasan Khon yang kami sarikan-.<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah <i>rahimahullah </i>mengatakan, “Pendapat
yang menyatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah wajib bagi setiap muslim
lebih kuat daripada yang menyatakan bahwa hukumnya adalah fardhu
kifayah (wajib bagi sebagian orang saja). Adapun pendapat yang
mengatakan bahwa hukum shalat ‘ied adalah sunnah (dianjurkan, bukan
wajib), ini adalah <span style="text-decoration: underline;">pendapat yang lemah</span>. Karena Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
sendiri memerintahkan untuk melakukan shalat ini. Lalu beliau sendiri
dan para khulafaur rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali, -pen),
begitu pula kaum muslimin setelah mereka terus menerus melakukan shalat
‘ied. Dan tidak dikenal sama sekali kalau ada di satu negeri Islam ada
yang meninggalkan shalat ‘ied. Shalat ‘ied adalah salah satu syi’ar
Islam yang terbesar. … Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>tidak memberi keringanan bagi wanita untuk meninggalkan shalat ‘ied, lantas bagaimana lagi dengan kaum pria?”[4]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Waktu Pelaksanaan Shalat ‘Ied</b></span><br />
Menurut mayoritas ulama –ulama Hanafiyah, Malikiyah dan Hambali-,
waktu shalat ‘ied dimulai dari matahari setinggi tombak[5] sampai waktu <i>zawal</i> (matahari bergeser ke barat).[6]<br />
Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa</i>
mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri dan mempercepat pelaksanaan shalat
‘Idul Adha. Ibnu ‘Umar yang sangat dikenal mencontoh ajaran Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>tidaklah keluar menuju lapangan kecuali hingga matahari meninggi.”[7]<br />
Tujuan mengapa shalat ‘Idul Adha dikerjakan lebih awal adalah agar
orang-orang dapat segera menyembelih qurbannya. Sedangkan shalat ‘Idul
Fitri agak diundur bertujuan agar kaum muslimin masih punya kesempatan
untuk menunaikan zakat fithri.[8]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Tempat Pelaksanaan Shalat ‘Ied</b></span><br />
Tempat pelaksanaan shalat ‘ied lebih utama (lebih afdhol) dilakukan
di tanah lapang, kecuali jika ada udzur seperti hujan. Abu Sa’id Al
Khudri mengatakan,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى</div>
“<i>Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang.</i>“[9]<br />
An Nawawi mengatakan, “Hadits Abu Sa’id Al Khudri di atas adalah
dalil bagi orang yang menganjurkan bahwa shalat ‘ied sebaiknya dilakukan
di tanah lapang dan ini lebih afdhol (lebih utama) daripada
melakukannya di masjid. Inilah yang dipraktekkan oleh kaum muslimin di
berbagai negeri. Adapun penduduk Makkah, maka sejak masa silam shalat
‘ied mereka selalu dilakukan di Masjidil Haram.”[10]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Tuntunan Ketika Hendak Keluar Melaksanakan Shalat ‘Ied</b></span><br />
<b></b><br />
<b>Pertama</b>: Dianjurkan untuk mandi sebelum berangkat
shalat. Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat riwayat yang shahih yang
menceritakan bahwa Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat mencontoh ajaran Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> biasa mandi pada hari ‘ied sebelum berangkat shalat.”[11]<br />
<b></b><br />
<b>Kedua</b>: Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik. Ibnul Qayyim mengatakan, “Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>biasa keluar ketika shalat ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha dengan pakaiannya yang terbaik.”[12]<br />
<b></b><br />
<b>Ketiga</b>: Makan sebelum keluar menuju shalat ‘ied khusus untuk shalat ‘Idul Fithri.<br />
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ
الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ</div>
“Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>biasa berangkat
shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu.
Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali
setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil
qurbannya.”[13]<br />
Hikmah dianjurkan makan sebelum berangkat shalat Idul Fithri adalah
agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih hari berpuasa. Sedangkan
untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu
adalah agar daging qurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah
shalat ‘ied.[14]<br />
<b></b><br />
<b>Keempat</b>: Bertakbir ketika keluar hendak shalat ‘ied. Dalam suatu riwayat disebutkan,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى
يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْر</div>
“Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>biasa keluar hendak
shalat pada hari raya ‘Idul Fithri, lantas beliau bertakbir sampai di
lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak
dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”[15]<br />
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>pernah
berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin
‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah
bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat
suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu
Akbar).”[16]<br />
<b><i></i></b><br />
<b>Tata cara takbir ketika berangkat shalat ‘ied ke lapangan:</b><br />
[1] Disyari’atkan dilakukan oleh setiap orang dengan menjahrkan
(mengeraskan) bacaan takbir. Ini berdasarkan kesepakatan empat ulama
madzhab.[17]<br />
[2] Di antara lafazh takbir adalah,<br />
<div style="text-align: center;">
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ</div>
“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar,
Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak
ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah
Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)” Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa lafazh ini dinukil dari banyak
sahabat, bahkan ada riwayat yang menyatakan bahwa lafazh ini marfu’
yaitu sampai pada Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>.[18]<br />
Syaikhul Islam juga menerangkan bahwa jika seseorang mengucapkan “<i>Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar</i>“, itu juga diperbolehkan.[19]<br />
<b></b><br />
<b>Kelima</b>: Menyuruh wanita dan anak kecil untuk
berangkat shalat ‘ied. Dalilnya sebagaimana disebutkan dalam hadits Ummu
‘Athiyah yang pernah kami sebutkan. Namun wanita tetap harus
memperhatikan adab-adab ketika keluar rumah, yaitu tidak berhias diri
dan tidak memakai harum-haruman.<br />
Sedangkan dalil mengenai anak kecil, Ibnu ‘Abbas –yang ketika itu
masih kecil- pernah ditanya, “Apakah engkau pernah menghadiri shalat
‘ied bersama Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>?” Ia menjawab,<br />
<div style="text-align: center;">
نَعَمْ ، وَلَوْلاَ مَكَانِى مِنَ الصِّغَرِ مَا شَهِدْتُهُ</div>
“<i>Iya, aku menghadirinya. Seandainya bukan karena kedudukanku yang
termasuk sahabat-sahabat junior, tentu aku tidak akan menghadirinya</i>.”[20]<br />
<b></b><br />
<b>Keenam</b>: Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda. Dari Jabir, beliau mengatakan,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ</div>
“<i>Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘ied, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.</i>“[21]<br />
<b></b><br />
<b>Ketujuh</b>: Dianjurkan berjalan kaki sampai ke tempat
shalat dan tidak memakai kendaraan kecuali jika ada hajat. Dari Ibnu
‘Umar, beliau mengatakan,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا.</div>
“<i>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat
‘ied dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan
kaki.</i>“[22]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Tidak Ada Shalat Sunnah Qobliyah ‘Ied dan Ba’diyah ‘Ied</b></span><br />
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,<br />
<div style="text-align: center;">
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- خَرَجَ يَوْمَ أَضْحَى أَوْ فِطْرٍ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَمْ
يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلاَ بَعْدَهَا</div>
“<i>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar pada hari
Idul Adha atau Idul Fithri, lalu beliau mengerjakan shalat ‘ied dua
raka’at, namun beliau tidak mengerjakan shalat qobliyah maupun ba’diyah
‘ied.</i>“[23]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Tidak Ada Adzan dan Iqomah Ketika Shalat ‘Ied</b></span><br />
Dari Jabir bin Samuroh, ia berkata,<br />
<div style="text-align: center;">
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- الْعِيدَيْنِ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلاَ مَرَّتَيْنِ بِغَيْرِ
أَذَانٍ وَلاَ إِقَامَةٍ.</div>
“Aku pernah melaksanakan shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bukan hanya sekali atau dua kali, ketika itu tidak ada adzan maupun iqomah.”[24]<br />
Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
sampai ke tempat shalat, beliau pun mengerjakan shalat ‘ied tanpa ada
adzan dan iqomah. Juga ketika itu untuk menyeru jama’ah tidak ada ucapan
“<i>Ash Sholaatul Jaam’iah</i>.” Yang termasuk ajaran Nabi adalah tidak melakukan hal-hal semacam tadi.”[25]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Tata Cara Shalat ‘Ied</b></span><br />
Jumlah raka’at shalat Idul Fithri dan Idul Adha adalah dua raka’at. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut.[26]<br />
<b></b><br />
<b>Pertama</b>: Memulai dengan takbiratul ihrom, sebagaimana shalat-shalat lainnya.<br />
<b></b><br />
<b>Kedua</b>: Kemudian bertakbir (takbir zawa-id/tambahan)
sebanyak tujuh kali takbir -selain takbiratul ihrom- sebelum memulai
membaca Al Fatihah. Boleh mengangkat tangan ketika takbir-takbir
tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar. Ibnul Qayyim
mengatakan, “Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir.”[27]<br />
<b></b><br />
<b>Ketiga</b>: Di antara takbir-takbir (takbir zawa-id)
yang ada tadi tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat
dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah
menyanjung dan memuji Allah.”[28] Syaikhul Islam mengatakan bahwa
sebagian salaf di antara tiap takbir membaca bacaan,<br />
<div style="text-align: center;">
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي</div>
“<i>Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii </i>(Maha
suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar
untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah
aku).” Namun ingat sekali lagi, bacaannya tidak dibatasi dengan bacaan
ini saja. Boleh juga membaca bacaan lainnya asalkan di dalamnya berisi
pujian pada Allah <i>Ta’ala</i>.<br />
<b></b><br />
<b>Keempat</b>: Kemudian membaca Al Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surat lainnya. Surat yang dibaca oleh Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
adalah surat Qaaf pada raka’at pertama dan surat Al Qomar pada raka’at
kedua. Ada riwayat bahwa ‘Umar bin Al Khattab pernah menanyakan pada
Waqid Al Laitsiy mengenai surat apa yang dibaca oleh Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>ketika shalat ‘Idul Adha dan ‘Idul Fithri. Ia pun menjawab,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِ (ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ) وَ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ)</div>
“Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>biasa membaca “<i>Qaaf, wal qur’anil majiid</i>” (surat Qaaf) dan “<i>Iqtarobatis saa’atu wan syaqqol qomar</i>” (surat Al Qomar).”[29]<br />
Boleh juga membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al
Ghosiyah pada raka’at kedua. Dan jika hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at,
dianjurkan pula membaca surat Al A’laa pada raka’at pertama dan surat Al
Ghosiyah pada raka’at kedua, pada shalat ‘ied maupun shalat Jum’at.
Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda,<br />
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقْرَأُ فِى الْعِيدَيْنِ
وَفِى الْجُمُعَةِ بِ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) وَ (هَلْ أَتَاكَ
حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ) قَالَ وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِى
يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِى الصَّلاَتَيْنِ.<br />
“Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> biasa membaca dalam shalat ‘ied maupun shalat Jum’at “<i>Sabbihisma robbikal a’la” </i>(surat Al A’laa)<i> </i>dan<i> “Hal ataka haditsul ghosiyah” </i>(surat
Al Ghosiyah).” An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari
‘ied bertepatan dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut
di masing-masing shalat.[30]<br />
<b></b><br />
<b>Kelima</b>: Setelah membaca surat, kemudian melakukan gerakan shalat seperti biasa (ruku, i’tidal, sujud, dst).<br />
<b></b><br />
<b>Keenam</b>: Bertakbir ketika bangkit untuk mengerjakan raka’at kedua.<br />
<b></b><br />
<b>Ketujuh</b>: Kemudian bertakbir (takbir
zawa-id/tambahan) sebanyak lima kali takbir -selain takbir bangkit dari
sujud- sebelum memulai membaca Al Fatihah.<br />
<b></b><br />
<b>Kedelapan</b>: Kemudian membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas.<br />
<b></b><br />
<b>Kesembilan</b>: Mengerjakan gerakan lainnya hingga salam.<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Khutbah Setelah Shalat ‘Ied </b></span><br />
Dari Ibnu ‘Umar, ia mengatakan,<br />
<div style="text-align: center;">
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه
وسلم – وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ – رضى الله عنهما – يُصَلُّونَ
الْعِيدَيْنِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ</div>
“Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan shalat ‘ied sebelum khutbah.”[31]<br />
Setelah melaksanakan shalat ‘ied, imam berdiri untuk melaksanakan
khutbah ‘ied dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti khutbah
Jum’at).[32] Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>melaksanakan khutbah di atas tanah dan tanpa memakai mimbar.[33] Beliau pun memulai khutbah dengan “<i>hamdalah</i>” (ucapan alhamdulillah) sebagaimana khutbah-khutbah beliau yang lainnya.<br />
Ibnul Qayyim mengatakan, “Dan tidak diketahui dalam satu hadits pun yang menyebutkan bahwa Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i><i> </i>membuka
khutbah ‘iednya dengan bacaan takbir. … Namun beliau memang sering
mengucapkan takbir di tengah-tengah khutbah. Akan tetapi, hal ini tidak
menunjukkan bahwa beliau selalu memulai khutbah ‘iednya dengan bacaan
takbir.”[34]<br />
Jama’ah boleh memilih mengikuti khutbah ‘ied ataukah tidak. Dari
‘Abdullah bin As Sa-ib, ia berkata bahwa ia pernah menghadiri shalat
‘ied bersama Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, tatkala beliau selesai menunaikan shalat, beliau bersabda,<br />
<div style="text-align: center;">
إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ<br />
<i></i></div>
<i>“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk
mendengarkan khutbah, silakan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silakan
ia pergi.”</i>[35]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Ucapan Selamat Hari Raya</b></span><br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat (<i>tah-niah</i>) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah <a href="http://konsultasisyariah.com/fikih/ibadah-fikih/sholat/bolehkah-sholat-hari-raya-sendiri.html" title="Shalat Ied Sendirian">shalat ‘ied</a>, “<i>Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu ‘alaika</i>”
dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa
sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga
memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan
lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “<i>Aku tidak mau
mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau
ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya</i>“. Imam
Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib,
sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan
sebenarnya bukan hanya beliau yang tidak suka melakukan semacam ini.
Intinya, barangsiapa yang ingin mengucapkan selamat, maka ia memiliki <i>qudwah</i> (contoh). Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki <i>qudwah</i> (contoh).”<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Bila Hari ‘Ied Jatuh pada Hari Jum’at</b></span><br />
Bila hari ‘ied jatuh pada hari Jum’at, maka bagi orang yang telah melaksanakan <a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-idul-fithri-dan-idul-adha.html" title="panduan shalat ied">shalat ‘ied</a>,
ia punya pilihan untuk menghadiri shalat Jum’at atau tidak. Namun imam
masjid dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat Jum’at agar
orang-orang yang punya keinginan menunaikan shalat Jum’at bisa hadir,
begitu pula orang yang tidak shalat ‘ied bisa turut hadir. Pendapat ini
dipilih oleh mayoritas ulama Hambali. Dan pendapat ini terdapat riwayat
dari ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali, Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas dan Ibnu Az Zubair.<br />
Dalil dari hal ini adalah:<br />
<span style="text-decoration: underline;">Pertama</span>:
Diriwayatkan dari Iyas bin Abi Romlah Asy Syamiy, ia berkata, “Aku
pernah menemani Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan ia bertanya pada Zaid bin
Arqom,<br />
<div style="text-align: center;">
أَشَهِدْتَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- عِيدَيْنِ اجْتَمَعَا فِى يَوْمٍ قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَكَيْفَ
صَنَعَ قَالَ صَلَّى الْعِيدَ ثُمَّ رَخَّصَ فِى الْجُمُعَةِ فَقَالَ «
مَنْ شَاءَ أَنْ يُصَلِّىَ فَلْيُصَلِّ ».</div>
“Apakah engkau pernah menyaksikan Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>
bertemu dengan dua ‘ied (hari Idul Fithri atau Idul Adha bertemu dengan
hari Jum’at) dalam satu hari?” “Iya”, jawab Zaid. Kemudian Mu’awiyah
bertanya lagi, “Apa yang beliau lakukan ketika itu?” “Beliau
melaksanakan shalat ‘ied dan memberi keringanan untuk meninggalkan
shalat Jum’at”, jawab Zaid lagi. Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda, “Siapa yang mau shalat Jum’at, maka silakan melaksanakannya.”[36]<br />
<span style="text-decoration: underline;">Kedua</span>: Dari ‘Atho’,
ia berkata, “Ibnu Az Zubair ketika hari ‘ied yang jatuh pada hari Jum’at
pernah shalat ‘ied bersama kami di awal siang. Kemudian ketika tiba
waktu shalat Jum’at Ibnu Az Zubair tidak keluar, beliau hanya shalat
sendirian. Tatkala itu Ibnu ‘Abbas berada di Thoif. Ketika Ibnu ‘Abbas
tiba, kami pun menceritakan kelakuan Ibnu Az Zubair pada Ibnu ‘Abbas.
Ibnu ‘Abbas pun mengatakan, “Ia adalah orang yang menjalankan sunnah
(ajaran Nabi) [<i>ashobas sunnah</i>].”[37] Jika sahabat mengatakan <i>ashobas sunnah</i>(menjalankan sunnah), itu berarti statusnya marfu’ yaitu menjadi perkataan Nabi.[38]<br />
Diceritakan pula bahwa ‘Umar bin Al Khottob melakukan seperti apa
yang dilakukan oleh Ibnu Az Zubair. Begitu pula Ibnu ‘Umar tidak
menyalahkan perbuatan Ibnu Az Zubair. Begitu pula ‘Ali bin Abi Tholib
pernah mengatakan bahwa siapa yang telah menunaikan shalat ‘ied maka ia
boleh tidak menunaikan shalat Jum’at. Dan tidak diketahui ada pendapat
sahabat lain yang menyelisihi pendapat mereka-mereka ini.[39]<br />
<b></b><br />
<span style="color: red;"><b>Catatan:</b></span><br />
Dianjurkan bagi imam masjid agar tetap mendirikan shalat Jum’at
supaya orang yang ingin menghadiri shalat Jum’at atau yang tidak shalat
‘ied bisa menghadirinya. Dalil dari hal ini adalah dari An Nu’man bin
Basyir, ia berkata, “Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> biasa membaca dalam shalat ‘ied dan shalat Jum’at “<i>sabbihisma robbikal a’la” </i>dan<i> “hal ataka haditsul ghosiyah”</i>.”
An Nu’man bin Basyir mengatakan begitu pula ketika hari ‘ied bertepatan
dengan hari Jum’at, beliau membaca kedua surat tersebut di
masing-masing shalat.[40] Karena imam dianjurkan membaca dua surat
tersebut pada shalat Jum’at yang bertepatan dengan hari ‘ied, ini
menunjukkan bahwa shalat Jum’at dianjurkan untuk dilaksanakan oleh imam
masjid.<br />
Siapa saja yang tidak menghadiri shalat Jum’at dan telah menghadiri
shalat ‘ied –baik pria maupun wanita- maka wajib baginya untuk
mengerjakan shalat Zhuhur (4 raka’at) sebagai ganti karena tidak
menghadiri shalat Jum’at.[41]<br />
Demikian beberapa penjelasan ringkas mengenai panduan shalat Idul Fithri dan Idul Adha. Semoga bermanfaat.<br />
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.<br />
Diselesaikan di Pangukan, Sleman, di hari yang baik untuk beramal sholih, 7 Dzulhijah 1430 H.<br />
***<br />
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal<br />
Artikel <a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-idul-fithri-dan-idul-adha.html" title="panduan shalat ied">www.muslim.or.id</a><br />
<b> </b><br />
<div>
<hr size="1" />
<div id="ftn1">
[1] Lihat <i>Bughyatul Mutathowwi’ fii Sholatit Tathowwu’</i>, Muhammad bin ‘Umar bin Salim Bazmoul, hal. 109-110, Dar Al Imam Ahmad, cetakan pertama, tahun 1427 H.</div>
<div id="ftn2">
[2] HR. Muslim no. 890, dari Muhammad, dari Ummu ‘Athiyah.</div>
<div id="ftn3">
[3] Kami sarikan dari <i>Ar Roudhotun Nadiyah Syarh Ad Durorul Bahiyyah</i>, 1/202, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1422 H.</div>
<div id="ftn4">
[4] <i>Majmu’ Al Fatawa</i>, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 24/183, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H.</div>
<div id="ftn5">
[5] Yang dimaksud, kira-kira 2o menit setelah matahari
terbit sebagaimana keterangan Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin
dalam <i>Syarh Hadits Al Arba’in An Nawawiyah</i> yang pernah kami peroleh ketika beliau membahas hadits no. 26.</div>
<div id="ftn6">
[6] Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/599 dan <i>Ar Roudhotun Nadiyah,</i> 1/206-207.</div>
<div id="ftn7">
[7] <i>Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad</i>, Ibnu
Qayyim Al Jauziyah, 1/425, Muassasah Ar Risalah, cetakan ke-14, tahun
1407 H [Tahqiq: Syu'aib Al Arnauth dan 'Abdul Qadir Al Arnauth]</div>
<div id="ftn8">
[8] Lihat <i>Minhajul Muslim</i>, Abu Bakr Jabir Al Jaza-iri, hal. 201, Darus Salam, cetakan keempat.</div>
<div id="ftn9">
[9] HR. Bukhari no. 956 dan Muslim no. 889.</div>
<div id="ftn10">
[10] <i>Syarh Muslim</i>, An Nawawi, 3/280, Mawqi’ Al Islam.</div>
<div id="ftn11">
[11] <i>Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad</i>, 1/425.</div>
<div id="ftn12">
[12] <i>Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad</i>, 1/425.</div>
<div id="ftn13">
[13] HR. Ahmad 5/352.Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini <i>hasan</i>.</div>
<div id="ftn14">
[14] Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/602.</div>
<div id="ftn15">
[15] Dikeluarkan dalam As Silsilahh Ash Shahihah no. 171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini <i>shahih</i>.</div>
<div id="ftn16">
[16] Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/279). Hadits ini hasan. Lihat <i>Al Irwa’ </i>(3/123)</div>
<div id="ftn17">
[17] Lihat <i>Majmu’ Al Fatawa</i>, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 24/220, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H.</div>
<div id="ftn18">
[18] Idem</div>
<div id="ftn19">
[19] Idem</div>
<div id="ftn20">
[20] HR. Bukhari no. 977.</div>
<div id="ftn21">
[21] HR. Bukhari no. 986.</div>
<div id="ftn22">
[22] HR. Ibnu Majah no. 1295. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini <i>hasan</i>.</div>
<div id="ftn23">
[23] HR. Bukhari no. 964 dan Muslim no. 884.</div>
<div id="ftn24">
[24] HR. Muslim no. 887.</div>
<div id="ftn25">
[25] <i>Zaadul Ma’ad</i>, 1/425.</div>
<div id="ftn26">
[26] Kami sarikan dari <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/607.</div>
<div id="ftn27">
[27] Idem</div>
<div id="ftn28">
[28] Dikeluarkan oleh Al Baihaqi (3/291). Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid mengatakan bahwa sanad hadits ini <i>qowiy </i>(kuat). Lihat <i>Ahkamul ‘Idain, </i>Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, hal. 21, Al Maktabah Al Islamiy, cetakan pertama, tahun 1405 H.</div>
<div id="ftn29">
[29] HR. Muslim no. 891</div>
<div id="ftn30">
[30] HR. Muslim no. 878.</div>
<div id="ftn31">
[31] HR. Bukhari no. 963 dan Muslim no. 888.</div>
<div id="ftn32">
[32] Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/607.</div>
<div id="ftn33">
[33] Lihat keterangan dari Ibnul Qayyim dalam <i>Zaadul Ma’ad</i>, 1/425. Yang pertama kali mengeluarkan mimbar dari masjid ketika shalat ‘ied adalah Marwan bin Al Hakam.</div>
<div id="ftn34">
[34] Idem</div>
<div id="ftn35">
[35] HR. Abu Daud no. 1155 dan Ibnu Majah no. 1290. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini <i>shahih.</i></div>
<div id="ftn36">
[36] HR. Abu Daud no. 1070, Ibnu Majah no. 1310. Asy Syaukani dalam <i>As Sailul Jaror</i> (1/304) mengatakan bahwa hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat). An Nawawi dalam <i>Al Majmu’</i> (4/492) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). ‘Abdul Haq Asy Syubaili dalam <i>Al Ahkam Ash Shugro</i> (321) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. ‘Ali Al Madini dalam <i>Al Istidzkar</i> (2/373) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (antara shahih dan hasan, pen). Syaikh Al Albani dalam <i>Al Ajwibah An Nafi’ah</i> (49) mengatakan bahwa hadits ini shahih. Intinya, hadits ini bisa digunakan sebagai hujjah atau dalil.</div>
<div id="ftn37">
[37] HR. Abu Daud no. 1071. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini <i>shahih.</i></div>
<div id="ftn38">
[38] Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, 1/596.</div>
<div id="ftn39">
[39] Lihat <i>Shahih Fiqh Sunnah</i>, Syaikh Abu Malik, 1/596, Al Maktabah At Taufiqiyah.</div>
<div id="ftn40">
[40] HR. Muslim no. 878.</div>
<div id="ftn41">
[41] Lihat <i>Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyah wal Ifta’</i>, 8/182-183, pertanyaan kelima dari Fatwa no. 2358, Mawqi’ Al Ifta.</div>
<div id="ftn41">
</div>
<div id="ftn41">
Cek <a href="http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/panduan-shalat-idul-fithri-dan-idul-adha.html" target="_blank">disini</a> </div>
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-47272162227818196812013-06-03T22:44:00.000-07:002013-06-03T22:44:00.799-07:00NABI SHOLEH a.s<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="post-body entry-content" id="post-body-3711845104019442177" itemprop="description articleBody">
<div align="left" style="color: black;">
<span style="font-family: Verdana; font-size: 85%;">Tsamud
adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan
bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam
bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama "
Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk
jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin
taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan
dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.<br /><br />Kemakmuran
dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan
dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah
yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang
perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag
indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang
datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup
tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah
dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.<br /><br />Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka
adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mrk
berqurban, tempat mrk minta perlindungan dari segala bala dan musibah
dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk tidak dpt melihat atau
memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan pancaindera.<br /><br /><br /><b>Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud</b><br /><br />Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak
akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mrk
diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini
berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan Nabi
Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari
keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas,
cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.<br /><br />Dikenalkan
mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah
Yang Maha Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk,
menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan
hidup mrk, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna
bagi mrk dan dengan demikian memberi kepada mrk kenikmatan dan
kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah
yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang mrk pahat sendiri
dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mrk
atau melindungi mrk dari ketakutan dan bahaya.<br /><br />Nabi Saleh
memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara
dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan
sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia
mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan
menjerumuskan mrk ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian,
kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk. Ia menerangkan kepada mrk bahwa
ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan
didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati di
akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera
meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman
kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya
atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mrk lakukan.Allah
maha dekat kepada mrk mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kepada
yang salah bila dimintanya.<br /><br />Terperanjatlah kaum Saleh mendengar
seruan dan dakwahnya yang bagi mrk merupakan hal yang baru yang tidak
diduga akan datang dari saudara atau anak mrk sendiri.Maka serentak
ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai
Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas,
fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.
Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang
terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpinkami
menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk
dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan
kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala
harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir
hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi
adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan
kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami
dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah
daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan
tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan
meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang
sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan
kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan
meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."<br /><br />Nabi Saleh
memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang
luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah
kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang
rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi
di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar
nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang
anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau
menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat
Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah
dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.<br /><br />Sekelompok
kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang
yang kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman
kepadanya sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang
tergolong orang-orang kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan
menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari
kenabiannya dan berkata kepadanya:" Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau
telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting
dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah
kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata
ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak
memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu
sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu drp kami semua sehingga
engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami
yang lebih patut dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul drp
engkau. Tujuanmu dengan bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk
mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi
kaummu.Jika engkau merasa bahwa engkau sihat badan dan sihat fikiran
dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yang
terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan
agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu
sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang
telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.<br /><br />Nabi
Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa
aku tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas
usahaku memberi tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak
mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku
ini yang aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan drp-Nya kelak
aku harapkan balasan dan ganjaran untuk itu. Dan bagaimana aku dapat
mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kepadaku,
padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas kebenaran
dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar
perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya
semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil
itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku
berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan
membinasakan aku dengan seruanmu itu."<br /><br />Setelah gagal dan
berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan
makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus
dakwahnya yang makin lama makin mendpt perhatian terutama dari kalangan
bawahan menengah dalam masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan untuk
membuktikan kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam
bentuk benda atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan
manusia.<br /><br /><b>Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.</b><br /><br />Nabi
Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti drpnya berupa
mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan
mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya
bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas
tentangan mrk dengan menuntut janji dengan mrk bila ia berhasil
mendatangkan mukjizat yang mrk minta bahwa mrk akan meninggalkan agama
dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman
kepadanya.<br /><br />Sesuai dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka
kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kepada Allah agar memberinya
suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus
mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih berkeras kepala
itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta
betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang terdpt
di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.<br />Maka sejurus kemudian
dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu
karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.<br /><br />Dengan
menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu
berkatalah Nabi Saleh kepada mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah
kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi
Allah ia mempunyai giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai
giliran untuk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan
ketahuilah bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai
mengganggu binatang ini."<br />Kemudian berkeliaranlah unta di
ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendpt gangguan. Dan
ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yyang
diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari
giliran unta Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa
adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan
laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.<br /><br />Dengan
berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mrk tuntut gagallah para
pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan
menghilangkan pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal
kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari
kaumnya. Maka dihasutlah oleh mrk pemilik-pemilik ternakan yang merasa
jengkel dan tidak senang dengan adanya unta Nabi Saleh yang merajalela
di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti oleh binatang-binatang
peliharaannya.<br /><br /><b>Unta Nabi Saleh Dibunuh</b><br /><br />Persekongkolan
diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan
pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa
takut dari azab yang diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di
samping adanya dorongan keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang
itu dari atas bumi mrk, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan
yang kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kepada siapa yang dpt
membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang
mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan
salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh
unta itu.<br /><br />Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita
itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki
bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan
melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang dijanjikan di samping
sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud
bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.<br />Dengan bantuan tujuh orang
lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya
di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya minum.
Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah
betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan
pedangnya di perutnya.<br /><br />Dengan perasaan megah dan bangga pergilah
para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta
Nabi Saleh yang mendpt sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari
pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan perang dengan
membawa kemenangan yang gilang gemilang.<br />Berkata mrk kepada Nabi
Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan
apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu,
jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam
kata-katanya."<br /><br />Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu,
bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu
unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan
tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan
kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat
tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh
bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian
terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah
kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau dihalang."<br /><br />Ada
kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui
rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi
kesempatan, kalau-kalau mrk sedar akan dosanya dan bertaubat minta
ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada risalahnya.<br />Akan tetapi
dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan
kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab
itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.<br /><br /><b>Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan</b><br /><br />Nabi
Saleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas
mrk akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk
terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan
berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan
pada hari keempat turunlah azab Allah yang pedih.<br />Mendengar ancaman
azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok
sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas
diri Nabu Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mrk
mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan
rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur
nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi
Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai pembunuhnya. Rancangan mrk
ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun
kecuali kesembilan orang itu sendiri.<br /><br />Ketika mrk datang ke
tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang
gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka
batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang
seketika merebahkan mrk di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa
lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat
hamba-hamba-Nya yang kafir.<br />Satu hari sebelum hari turunnya azab
yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Saleh
bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di
Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa,
ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang
mengerikan.<br /><br /><b>Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran</b><br /><br />Kisah
Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah
Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79, surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68
dan surah " Al-Qamar " ayat 23 sehingga ayat 32.<br /><br /><b>Pelajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S.</b><br /><br />Pengajaran
yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa
dosa dan perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga
masyarakat dpt berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu
seluruhnya.<br />Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan
bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran
perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh
unta Nabi Saleh A.S.<br />Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar
kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas
amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu,
setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi
di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri
dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu<br /><br />Bersikap
pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di
depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap
perbuatan mungkar itu. </span></div>
<div align="left" style="color: black;">
</div>
</div>
<span class="post-author vcard">
</span></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-60266373139472432462013-06-01T13:38:00.003-07:002013-06-01T13:38:47.470-07:00DAFTAR MATA KULIAH DAN KRS <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
TEMAN-TEMAN, SILAHKAN DIDOWNLOAD KRS DAN JADWAL KULIAH UNTUK SEMESTER INI. .BESERTA KARTU RENCANA STUDI (KRS) WAJIB DIISI. .<span style="color: red;">PALING LAMBAT TANGGAL 7 JUNI 2013</span>. .KARENA <span style="color: red;">PERKULIAHAN DIMULAI TANGGAL 8 JUNI 2013</span>. .DAN DISERAHKAN KE PAK ROKIB. .SEBARKAN KE YANG LAIN. .<br />
SILAHKAN KLIK JADWAL KULIAH<span style="color: lime;"> <a href="http://www.ziddu.com/download/22294656/DAFTARMATAKULIAH.doc.html">DISINI</a> </span>DAN KARTU RENCANA STUDI<span style="color: blue;"> <span style="color: lime;"><a href="http://www.ziddu.com/download/22294657/KARTURENCANASTUDIMAHASISWA2013.doc.html">DISINI</a></span></span><br />
<br />
CARA DOWNLOADNYA ADALAH. .<br />
1. KLIK KATA "DISINI"<br />
2. LALU KLIK "DOWNLOAD " YANG BERADA DISEBELAH SHARE DAN LINK<br />
3. KEMUDIAN TULIS "VERIVICATION CODE" SESUAI HURUF ATAU ANGKA YANG MUNCUL<br />
4. HAPUS CENTANG YANG ADA DIBAWAH VERIVICATION CODE YANG BERTULISKAN "DOWNLOAD WITH ZIDDU ACCELERATOR......................"<br />
5. LALU TEKAN "DOWNLOAD"<br />
6. ALHAMDULILLAH, ,FILE TELAH BISA DIDOWNLOAD. .<br />
<br />
*Bagi yang belum berhasil download, , silahkan kirim alamat email anda yang aktif ke nomor ini 08993730089. .<br />
INGAT PENGUMPULAN KRS TERAKHIR <span style="color: red;">PALING LAMBAT TANGGAL 7 JUNI 2013 </span><br />
<span style="color: red;"><span style="color: black;">
</span></span></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-61469393307861734672013-05-11T20:07:00.000-07:002013-05-11T20:07:03.018-07:00NABI HUD a.s<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"><strong>"Aad"</strong> adalah nama bapa suatu suku yang hidup
di jazirah Arab di suatu tempat bernama <strong>"Al-Ahqaf"</strong> terletak di
<strong>utara Hadramaut antara Yaman dan Umman</strong> dan termasuk suku yang
tertua sesudah kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk
tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah s.w.t. tanah yang
subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan
memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bahan makanan mereka dan memperindah
tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia
Allah s.w.t. itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam
waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar
diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.<br /><br />Sebagaimana dengan kaum
Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal
Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang
diberi nama <strong>" Shamud" dan " Alhattar</strong>" dan itu yang disembah
sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan,
kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala
musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam
hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka
sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang
melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua
berhala mereka yang mereka sembah. Kerananya mereka tidak putus-putus sujud
kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari
segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.<br /><br />Sebagai
akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi
dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis laknatullah, di mana nilai-nilai moral
dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk
seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga
timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang
kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa
memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut
dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai
penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas
kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran
masyarakat suku Aad tatkala Allah s.w.t. mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan
rasul kepada mereka.</span>
</span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"></span>
</span></span> </div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"><span class="underline2">Sudah menjadi sunnah Allah s.w.t. sejak diturunkannya Adam Ke
bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam
kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa
oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk
menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan
masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa
manusia dari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman
tauhid dan aqidah yang sesuia dengan fitrah.<br /><br />Demikianlah maka kepada suku
Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi
sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Di utuskan
kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang
terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik
budi pekerti yang luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada
tanda-tanda wujudnya Allah s.w.t. yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa
Allah s.w.t. lah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan
segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta
tubuh-tubuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah
makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud
menyembah batu-batu yang sewaktunya dapat mereka hancurkan sendiri dan
memusnahkannya dari pandangan.<br /><br />Di terangkan oleh Nabi Hud bahawa dia
adalah pesuruh Allah s.w.t. yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang
benar beriman kepada Allah s.w.t. yang menciptakan mereka menghidup dan
mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya daripada mereka. Ia tidak
mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut
mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah s.w.t. dan
memperingatkan mereka bahawa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mrk
menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh
Allah s.w.t. sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam
dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan
dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada
berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.<br /><br />Bagi kaum Aad
seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka dengar
ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan
mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat
istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka
tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah
berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan
kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak
dapat dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta
ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan
kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya
dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.<br /><br />Berkatalah kaum Aad kepada Nabi
Hud: <strong>"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan
kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada
tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami
jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak
bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi
dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan
sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan
jangan mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan memebawa suatu agama baru
yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan
direstuinya."<br /></strong>Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,
<strong>"Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya
walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat
melihat dan merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaanNya dan
dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan
bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan
binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia.
Dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan
itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya, Tuhan Yang
Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak
dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui
segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan
jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan
kepercayaan penuh kepada keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung
yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah
sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang tidak dapat berbuat sesuatu yang
menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu
jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan
agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa
itu."<br /></strong>Wahai Hud! jawab kaumnya, <strong>"Gerangan apakah yang
menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi
pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama
nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat
tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan
berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahawa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh
oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak
kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan
lurus. Kami merasa hairan dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa
engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas
seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia
biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami,
mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami
seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena
kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan
cemuhkan."<br /></strong>"Wahai kaumku" jawab Nabi Hud, <strong>"Aku bukanlah
seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak kurang sesuatu pun
dan ketahuilah bahawa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat
mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu
kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah
berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah
terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda
yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar
pesuruh Allah s.w.t. yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada
hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis laknatullah
dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang
terdahulu kerana Allah s.w.t. tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama
terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang
rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang
diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu
berimanlah dan bersujudlah kepada Allah s.w.t., Tuhan seru sekalian alam, Tuhan
yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi
menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuhan bagi meneruskan hidupmu.
Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan
tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan
terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh
dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali
kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu
didunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh
mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api
neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah s.w.t. kepada kamu dan dengan
ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika
kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."<br /></strong>Kaum Aad menjawab:
<strong>"Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat
kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu
berubah menjadi tidak siuman. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak
masuk akal bahawa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan
kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami
dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan
dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang. Dan
apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakutkan kami dan mengancamkannya
kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah
bahawa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu kerana bayangan
azab dan seksa yang engkau bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang
kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancaman itu jika engkau
betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang
pendusta."<br /></strong>"Baiklah" jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan
kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan
meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat
tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari
bencananya. Allah s.w.t. menjadi saksiku bahawa aku telah menyampaikan
risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang
hayat kandung badanku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik
yang telah digariskan oleh Allah s.w.t. bagi
hamba-hamba-Nya."</span></span>
</span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"><span class="underline2"><span class="underline2"><strong></strong></span></span></span>
</span></span> </div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"><span class="underline2"><span class="underline2">Pembalasan Allah s.w.t. terhadap kaum
Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat. Tahap
pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka,
sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak
memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya. Dalam
keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu
adalah suatu permulaan seksaan dari Allah s.w.t. yang dijanjikan dan bahawa
Allah s.w.t. masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan
kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah s.w.t. dengan
meninggalkan persembahan mereka yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun
kepada Allah s.w.t. agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan
terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap
belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka.
Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari
musibah yang mereka hadapi.<br /><br />Tentangan mereka terhadap janji Allah s.w.t.
yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan datangnya
pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega
hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira,
kerana dikiranya bahawa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan
menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap
kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek:
<strong>"Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi
mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah s.w.t. yang
telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran
kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta."</strong><br />Sejurus
kemudian menjadi kenyataanlah apa yang dikatakan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan
hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan
kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merosakkan
bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot
dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum
Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini mencari perlindungan Suami tidak
tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah
menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama
lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak
itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi
pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang.<br /><br />Adapun Nabi Hud dan
para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah s.w.t. dari
bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan
kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan
bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta
tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah
"Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud
meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan
sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang
makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km
dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar
daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap
tahun.</span></span></span>
</span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-size: 12pt;"><span class="underline2"><span class="underline2"><span class="underline2"></span></span></span>
</span> </div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-size: 12pt;"><span style="font-family: Arial;">Selesailah kisah
kaum Nabi Nuh dalam sejarah. Majoriti di antara mereka yang mendustakan
ajarannya telah dihancurkan oleh taufan. Sedangkan minoriti antara mereka dapat
kembali memakmurkan bumi sebagai wujud dari sunatullah dan janji-Nya: Sedangkan
janji Allah SWT kepada Nabi Nuh adalah: </span>
</span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang takwa." (QS.
al-Qashash: 83) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Dan janji Allah SWT juga kepada Nabi Nuh adalah: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">"Difirmankan: <b>'Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan penuh
keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang beriman) dari
orang-orang yang bersamamu. Dan ada pula umat-umat yang Kami
beri kesenangan pada mereka (dalam hehidupan dunia), kemudian
mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami. " (QS. Hud: 48) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Berputarlah roda kehidupan dan datanglah janji Allah SWT. Setelah
datangnya taufan, tiada yang tersisa dari manusia di muka bumi kecuali
orang-orang yang beriman. Tiada satu hati yang kafir pun berada di muka
bumi dan syaitan mulai mengeluhkan pengangguran. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Berlalulah tahun demi tahun, lalu matilah para orang tua dan anak-anak,
dan datanglah anak dari anak-anak. Manusia lupa akan wasiat Nabi Nuh
dan mereka kembali menyembah berhala. Manusia menyimpang dari
penyembahan yang semata-mata untuk Allah SWT. Akhirnya, tipuan kuno
berulang kembali. Para cucu kaum Nabi Nuh berkata: "Kita tidak ingin
melupakan kakek kita yang Allah SWT selamatkan mereka dari taufan." </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Oleh kerana itu, mereka membuat patung-patung orang-orang yang
selamat itu yang dapat mengingatkan mereka dengannya. Dan
pengagungan ini semakin berkembang generasi demi generasi, namun
akhimya penghormatan itu berubah menjadi penghambaan. Patung-
patung itu berubah - dengan bisikan syaitan - menjadi tuhan selain Allah
SWT. Dan bumi kembali mengeluhkan kegelapan. Lalu Allah SWT
rnengutus junjungan kita Nabi Hud di tengah-tengah kaumnya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Al-Qur'an menyingkap ceritanya setelah diutusnya Nabi Hud untuk
membawa agama kepada manusia. Nabi Hud berasal dari kabilah yang
bernama 'Ad. Kabilah ini tinggal di suatu tempat yang bernama al-Ahqaf.
la adalah padang pasir yang dipenuhi dengan gunung-gunung pasir dan
tampak dari puncaknya lautan. Adapun tempat tinggal mereka berupa
tenda-tenda besar dan mempunyai tiang-tiang yang kuat dan tinggi.
Kaum 'Ad terkenal dengan kekuatan fisik di saat itu, dan mereka juga
memiliki tubuh yang amat tinggi dan tegak sampai-sampai mereka
mengatakan seperti yang dikutip oleh Al-Qur'an: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Mereka berkata: 'Siapakah yang lebih kuat daripada kami.'" (QS.
Fushilat: 15) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Tiada seorang pun di masa itu yang dapat menandingi kekuatan mereka.
Meskipun mereka memiliki kebesaran tubuh, namun mereka memiliki
akal yang gelap. Mereka menyembah berhala dan membelanya bahkan
mereka siap berperang atas namanya. Mereka malah menuduh nabi
mereka dan mengejeknya. Selama mereka menganggap bahawa kekuatan
adalah hal yang patut dibanggakan, maka seharusnya mereka melihat
bahawa Allah SWT yang menciptakan mereka lebih kuat dari mereka.
Sayangnya, mereka tidak melihat selain kecongkakan mereka. Nabi Hud
berkata kepada mereka: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada tuhan lain bagi kalian
selain-Nya. " (QS. Hud: 50) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Itu adalah perkataan yang sama yang diucapkan oleh seluruh nabi dan
rasul. Perkataan tersebut tidak pernah berubah, tidak pernah berkurang,
dan tidak pernah dicabut kembali. Kaumnya bertanya kepadanya:
"Apakah engkau ingin menjadi pemimpin bagi kami melalui dakwahmu
ini? Imbalan apa yang engkau inginkan?" Nabi Hud memberitahu mereka
bahawa ia hanya mengharapkan imbuhan dari Allah SWT. Ia tidak
menginginkan sesuatu pun dari mereka selain agar mereka menerangi
akal mereka dengan cahaya kebenaran. Ia mengingatkan mereka tentang
nikmat Allah SWT terhadap mereka. Bagaimana Dia menjadikan mereka
sebagai khalifah setelah Nabi Nuh, bagaimana Dia memberi mereka
kekuatan fisik, bagaimana Dia menempatkan mereka di bumi yang penuh
dengan kebaikan, bagaimana Dia mengirim hujan lalu menghidupkan
bumi dengannya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Kaum Hud membuat kerosakan dan mengira bahawa mereka orang-orang
yang terkuat di muka bumi, sehingga mereka menampakkan
kesombongan dan semakin menentang kebenaran. Mereka berkata
kepada Nabi Hud: "Bagaimana engkau menuduh tuhan-tuhan kami yang
kami mendapati ayah-ayah kami menyembahnya?" Nabi Hud menjawab:
"Sungguh orang tua kalian telah berbuat kesalahan." Kaum Nabi Hud
berkata: "Apakah engkau akan mengatakan wahai Hud bahawa setelah
kami mad dan menjadi tanah yang beterbangan di udara, kita akan
kembali hidup?" Nabi Hud menjawab: "Kalian akan kembali pada hari
kiamat dan Allah SWT akan bertanya kepada masing-masing dari kalian
tentang apa yang kalian lakukan." </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah mendengar jawaban itu, meledaklah tertawa dari mereka.
Alangkah anehnya pengakuan Hud, demikianlah orang-orang kafir berbisik
di antara mereka. Manusia akan mati dan ketika mati jasadnya akan
rusak dan ketika jasadnya rusak ia akan menjadi tanah kemudian akan
dibawa oleh udara dan tanah itu akan beterbangan, lalu bagaimana
semua ini akan kembali ke asalnya. "Kemudian apa pengertian adanya
hari kiamat? Mengapa orang-orang yang mati akan bangkit dari
kematiannya?" Hud menerima pertanyaan-pertanyaan ini dengan
kesabaran yang mulia. Kemudian ia mulai menerangkan pada kaumnya
keadaan hari kiamat. Ia menjelaskan kepada mereka bahawa
kepercayaan manusia kepada hari akhir adalah satu hal yang penting
yang berhubungan dengan keadilan Allah SWT, sebagaimana ia juga
sesuatu yang penting yang juga berhubungan dengan kehidupan manusia. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Nabi Hud menerangkan kepada mereka sebagaimana apa yang
diterangkan oleh semua nabi berkenaan dengan hari kiamat.
Sesungguhnya hikmah sang Pencipta tidak menjadi sempurna dengan
sekadar memulai penciptaan kemudian berakhirnya kehidupan para
makhluk di muka bumi ini, lalu setelah itu tidak ada hal yang lain. Ini
adalah masa tenggang yang pertama dari ujian. Dan ujian tidak selesai
dengan hanya menyerahkan lembar jawaban. Harus juga disertai dengan
koreksi terhadap lembar jawaban itu, memberi nilai, dan menjelaskan
siapa yang berhasil dan siapa yang gagal. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Manusia selama hidup di dunia tidak hanya mempunyai satu tindakan;
ada yang berbuat kelaliman, ada yang membunuh, dan ada yang
melampaui batas. Seringkali kita melihat orang-orang lalim pergi dengan
bebas tanpa menjalani hukuman. Cukup banyak orang-orang yang jahat
namun mereka mendapatkan fasilitas yang mewah dan mendapatkan
penghormatan serta kekuasaan. Ke mana orang-orang yang teraniaya
akan mengadu dan kepada siapa orang-orang yang menderita akan
mengeluh? </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Logika keadilan menuntut adanya hari kiamat. Sesungguhnya kebaikan
tidak selalu menang dalam kehidupan, bahkan terkadang pasukan
kejahatan berhasil membunuh dan memperdaya para pejuang kebenaran.
Lalu, apakah kejahatan ini berlalu begitu saja tanpa mendapatkan
balasan? Sungguh suatu kelaliman besar terhampar seandainya kita
menganggap bahawa hari kiamat tidak pernah terjadi. Allah SWT telah
mengharamkan kelaliman atas diri-Nya sendiri, dan Dia pun
mengharamkannya terjadi di antara hamba-hamba-Nya., maka adanya
hari kiamat, hari perhitungan, hari pembalasan adalah sebagai bukti
kesempurnaan dari keadilan Allah SWT. Sebab hari kiamat adalah hari di
mana semua persoalan akan disingkap kembali di depan sang Pencipta
dan akan di tinjau kembali, dan Allah SWT akan memutuskan hukum-Nya
di dalam-nya. Inilah kepentingan pertama tentang hari kiamat yang
berhubungan langsung dengan keadilan Allah SWT. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Ada kepentingan lain berkenaan dengan hari kiamat, yang berhubungan
dengan perilaku manusia sendiri. bahawa keyakinan dengan adanya hari
akhir, mempercayai hari kebangkitan, perhitungan amal, penerimaan
pahala dan siksa, dan kemudian masuk surga atau neraka adalah perkara-
perkara yang langsung berkenaan dengan perilaku manusia, di mana
konsentrasi manusia dan had mereka akan tertuju dengan alam lain
setelah alam ini. Oleh kerana itu, mereka tidak akan terbelenggu oleh
kenikmatan dunia, kerakusan kepadanya, dan egoisme untuk
menguasinya. Mereka tidak perlu gelisah saat mereka tidak berhasil
melihat balasan usaha mereka dalam umur mereka yang pendek dan
terbatas. Dengan demikian, manusia semakin meninggi dari tanah yang
menjadi asal penciptaannya ke roh yang ditiupkan oleh Tuhannya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Barangkali persimpangan jalan antara tunduk terhadap imajinasi dunia,
nilai-nilainya, dan pertimbangan-pertimbangannya dan ketergantungan
dengan nilai-nilai Allah SWT yang tinggi dapat terwujud dengan adanya
keimanan terhadap hari kiamat. Nabi Hud telah membicarakan semua ini
dan mereka telah mendengarkannya namun mereka mendustakannya.
Allah SWT menceritakan sikap kaum itu terhadap hari kiamat: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan
yang mendustakan pertemuan dengan hari kiamat (kelak) dan yang
telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan dunia: 'Orang ini
tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia, makan dari apa yang
kamu, makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. Dan
sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti
kamu, niscaya bila demikian itu, kamu benar-benar menjadi orang-
orang yang merugi. Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian,
bahawa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang
belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?,
jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepadamu
itu, kehidupan tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita
mati dan hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi. " (QS. al-
Mu`minun: 33-37) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Demikianlah kaum Nabi Hud mendustakan nabinya. Mereka berkata
kepadanya: "Tidak mungkin, tidak mungkin." Mereka keheranan ketika
mendengar bahawa Allah SWT akan membangkitkan orang-orang yang
ada dalam kuburan. Mereka bingung ketika dibe-ritahu bahawa Allah SWT
akan mengembalikan penciptaan manusia setelah ia berubah menjadi
tanah, meskipun Dia telah menciptakannya sebelumnya juga dari tanah.
Seharusnya para pendusta hari kebangkitan itu merasa bahawa
mengembalikan penciptaan manusia dari tanah dan tulang lebih mudah
dari penciptaannya pertama kali. Bukankah Allah SWT telah menciptakan
semua makhluk, maka kesulitan apa yang ditemui-Nya dalam
mengembalikannya. Kesulitan itu disesuaikan dengan tolok ukur manusia
yang tersembunyi dalam ciptaan., maka tolok ukur manusia tersebut
tidak dapat diterapkan kepada Allah SWT. kerana Dia tidak mengenal
kesulitan atau kemudahan. Ketika Dia ingin membuat sesuatu, maka Dia
hanya sekadar mengeluarkan perintah: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: "Jadilah."Lalu jadilah ia." (QS. al-Baqarah: 117) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Kita juga memperhatikan firman-Nya: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya." (QS.
al-Mu^minun: 33) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Al-Mala' ialah para pembesar (ar-Ruasa'). Mereka dinamakan al-Mala'
kerana mereka suka berbicara dan mereka mempunyai kepentingan
dalam kesinambungan situasi yang tidak sehat. Kita akan menyaksikan
mereka dalam setiap kisah para nabi. Kita akan melihat para pembesar
kaum, orang-orang kaya di antara mereka, dan orang-orang elit di antara
mereka yang menentang para nabi. Allah SWT menggambarkan mereka
dalam firman-Nya: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan dunia. "
(QS. al-Mukminun: 33) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">kerana pengaruh kekayaan dan kemewahan hidup, lahirlah keinginan
untuk meneruskan kepentingan-kepentingan khusus, dan dari pengaruh
kekayaan dan kekuasaan, muncullah sikap sombong. Para pembesar itu
menoleh kepada kaumnya sambil bertanya-tanya: "Tidakkah nabi ini
manusia biasa seperti kita, ia memakan dari apa yang kita, makan, dan
meminum dari apa yang kita minum? Bahkan barangkali kerana
kemiskinannya, ia sedikit, makan dari apa yang kita, makan dan ia
minum, menggunakan gelas-gelas yang kotor sementara kita minum dari
gelas-gelas yang terbuat dari emas dan perak., maka bagaimana ia
mengaku berada dalam kebenaran dan kita dalam kebatilan? Ini adalah
manusia biasa, maka bagaimana kita menaati manusia biasa seperti kita?
Kemudian, mengapa Allah SWT memilih manusia di antara kita untuk
mendapatkan wahyu-Nya?" </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Para pembesar kaum Nabi Hud berkata: "Bukankah hal yang aneh ketika
Allah SWT memilih manusia biasa di antara kita untuk menerima wahyu
dari-Nya?" Nabi Hud balik bertanya: "Apa keanehan dalam hal itu?
Sesungguhnya Allah SWT mencintai kalian dan oleh kerananya Dia
mengutus aku kepada kalian untuk mengingatkan kalian. Sesungguhnya
perahu Nuh dan kisah Nuh tidak jauh dari ingatan kalian. Janganlah
kalian melupakan apa yang telah terjadi. Orang-orang yang menentang
Allah SWT telah dihancurkan dan begitu juga orang-orang yang akan
mengingkari-Nya pun akan dihancurkan, sekuat apa pun mereka." Para
pembesar kaum berkata: "Siapakah yang dapat menghancurkan kami
wahai Hud?" Nabi Hud menjawab: "Allah SWT." </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Orang-orang kafir dari kaum Nabi Hud berkata: "Tuhan-tuhan kami akan
menyelamatkan kami." Nabi Hud memberitahu mereka, bahawa tuhan-
tuhan yang mereka sembah ini dengan maksud untuk mendekatkan
mereka kepada Allah SWT pada hakikatnya justru menjauhkan mereka
dari-Nya. Ia menjelaskan kepada mereka bahawa hanya Allah SWT yang
dapat menyelamatkan manusia, sedangkan kekuatan lain di bumi tidak
dapat mendatangkan mudarat dan manfaat. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Pertarungan antara Nabi Hud dan kaumnya semakin seru. Dan setiap kali
pertarungan berlanjut dan hari berlalu, kaum Nabi Hud meningkatkan
kesombongan, pembangkangan, dan pendustaan kepada nabi mereka.
Mereka mulai menuduh Nabi Hud sebagai seorang idiot dan gila. Pada
suatu hari mereka berkata kepadanya: "Sekarang kami memahami rahasia
kegilaanmu. Sesungguhnya engkau menghina tuhan kami dan tuhan kami
telah marah kepadamu, dan kerana kemarahannya engkau menjadi gila."
Allah SWT menceritakan apa yang mereka katakan dalam firman-Nya: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Kaum 'Ad berkata: 'Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami
suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan
sembahan-sembahan kami kerana perkataanmu, dan kami sekali-kali
tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan
bahawa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila
atas dirimu. " (QS. Hud: 53-54)</b> </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Sampai pada batas inilah penyimpangan itu telah terjadi pada diri
mereka, sampai pada batas bahawa mereka menganggap, bahawa Nabi
Hud telah mengigau kerana salah satu tuhan mereka telah murka
kepadanya sehingga ia terkena sesuatu penyakit gila. Nabi Hud tidak
membiarkan anggapan mereka bahawa ia gila dan mengigau, naniun ia
tidak bersikap emosi tetapi ia menunjukkan sikap tegas ketika mereka
mengatakan: "Dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-
sembahan kami kerana perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan
mempercayai kamu. " </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah tantangan ini tiada lain bagi Nabi Hud kecuali memberikan
tantangan yang sama. Nabi Hud hanya pasrah kepada Allah SWT. Nabi
Hud hanya memberikan peringatan dan ancaman terhadap orang-orang
yang mendustakan dakwahnya. Nabi Hud berkata: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah
olehmu bahawa Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu, jalankanlah tipu dayamu
semuanya terhadapku dan janganlah karnu memberi tangguh
kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah
yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan
yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah
menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk
menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu)
dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat
mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah
Maha Pemelihara segala sesuatu. " (QS. Hud: 54-57)</b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Manusia akan merasa keheranan terhadap perlawanan kepada kebenaran
ini. Seorang lelaki menghadapi kaum yang kasar dan keras kepala serta
bodoh. Mereka menganggap bahawa berhala-berhala dari batu dapat
memberikan gangguan. Manusia sendiri rnampu menentang para tiran dan
melumpuhkan keyakinan mereka, serta berlepas diri dari mereka dan
dari tuhan mereka. Bahkan ia siap menentang mereka dan menghadapi
segala bentuk, makar mereka. Ia pun siap berperang dengan mereka dan
bertawakal kepada Allah SWT. Allah-lah yang Maha Kuat dan Maha Benar.
Dia-lah yang menguasai setiap makhluk di muka bumi, baik berupa
binatang, manusia, maupun makhluk lain. Tidak ada sesuatu pun yang
dapat melemahkan Allah SWT</span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan keimanan kepada Allah SWT dan dengan kepercayaan pada janji-
Nya serta merasa tenang dengan pertolongan-Nya, Nabi Hud menyeru
orang-orang kaflr dari kaumnya. Nabi Hud melakukan yang demikian itu
meskipun ia sendirian dan merasakan kelemahan kerana ia mendapatkan
keamanan yang hakiki dari Allah SWT. Dalam pembicaraannya, Nabi Hud
menjelaskan kepada kaumnya bahawa ia melaksanakan amanat dan
menyampaikan agama. Jika mereka mengingkari dakwahnya, niscaya
Allah SWT akan mengganti mereka dengan kaum selain mereka. Yang
demikian ini berarti bahawa mereka sedang menunggu azab. Demikianlah
Nabi Hud menjelaskan kepada mereka, bahawa ia berlepas diri dari
mereka dan dari tuhan mereka. la bertawakal kepada Allah SWT yang
menciptakannya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Ia mengetahui bahawa siksa akan turun di antara para pengikutnya yang
menentang. Beginilah hukum kehidupan di mana Allah SWT menyiksa
orang-orang kafir meskipun mereka sangat kuat atau sangat kaya. Nabi
Hud dan kaumnya menunggu janji Allah SWT. Kemudian terjadilah masa
kering di muka bumi di mana langit tidak lagi menurunkan hujan.
Matahari menyengat sangat kuat hingga laksana percikan-percikan api
yang menimpa kepala manusia. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Kaum Nabi Hud segera menuju kepadanya dan bertanya: "Mengapa
terjadi kekeringan ini wahai Hud?" Nabi Hud berkata: "Sesungguhnya Allah
SWT murka kepada kalian. Jika kalian beriman, maka Allah SWT akan
rela terhadap kalian dan menurunkan hujan serta menambah kekuatan
kalian." Namun kaum Nabi Hud justru mengejeknya dan malah semakin
menentangnya., maka masa kekeringan semakin meningkat dan
menguningkan pohon-pohon yang hijau dan matilah tanaman-tanaman. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 13mm; margin-right: 0mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Lalu datanglah suatu hari di mana terdapat awan besar yang menyelimuti
langit. Kaum Nabi Hud begitu gembira dan mereka keluar dari rumah
mereka sambil berkata: "Hari ini kita akan dituruni hujan." Tiba-tiba
udara berubah yang tadinya sangat kering dan panas kini menjadi sangat
dingin. Angin mulai bertiup dengan kencang. Semua benda menjadi
bergoyang. Angin terus-menerus bertiup malam demi malam, dan hari
demi hari. Setiap saat rasa dingin bertambah. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Kaum Nabi Hud mulai berlari. Mereka segera menuju ke tenda dan
bersembunyi di dalamnya. Angin semakin bertiup dengan kencang dan
menghancurkan tenda. Angin menghancurkan pakaian dan
menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia menghancurkan dan
membunuh apa saja yang di depannya. Angin bertiup selama tujuh
malam dan delapan hari dengan mengancam kehidupan dunia. Kemudian
angin berhenti dengan izin Tuhannya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Allah SWT berfirman: </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;"><b>"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke
lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan itulah azab yang
kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang
mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu
dengan perintah Tuhannya." (QS. al-Ahqaf: 24-25) "Yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
delapan hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu
itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon
kurma yang telah kosong (lapuk). " (QS. al-Haqqah: 7) </b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Tiada yang tersisa dari kaum Nabi Hud kecuali pohon-pohon kurma yang
lapuk. Nabi Hud dan orang-orang yang beriman kepadanya selamat
sedangkan orang-orang yang menentangnya binasa. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-size: 12pt;"><b><span style="font-family: Arial;"><u>Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud
a.s.</u>
</span> </b></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru
dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau
menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh
kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas
ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya
dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat
menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.</span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan
menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut
menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:<b>"Aku tidak gila
dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat
menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini
adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah
seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan
kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari
azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat."</b></span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetuk
hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional,
menggunakan akal dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti
yang dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan
kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan
memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya. </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Dinukil dari <a href="http://harmoni-my.org/arkib/kisahnabi/index.htm#page=kisahnabihudas.htm">sini</a> </span></span></div>
<div align="justify" style="margin-left: 0mm; margin-right: 13mm; text-indent: 0mm;">
<span style="font-family: Arial;"><br /></span></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-84724011682350422422013-05-03T05:00:00.001-07:002013-05-03T05:00:12.829-07:00IBNU ARABI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<center>
</center>
<div style="float: right; margin-left: 0px;">
<br />
</div>
A. <b>Rifayat Hidup Ibnu ‘Arabi</b><div style="text-align: justify;">
Nama lengkapnya Muhammad Ibnu Ali ibnu Muhammad Ibnu ’Arabi al Tha’i al
Hatimi. Nama ini dibubuhkan oleh Ibnu ’Arabi dalam Fihrist (katalog
karya-karyanya). Orang-orang sezamannya, khususnya Sadruddin al Qunawi
memanggilnya Abu’Abdullah. Banyak penulis pada umumnya menyebut dia
sebagai <a href="http://www.sarjanaku.com/2012/10/biografi-ibnu-arabi.html"><b>Ibnu ‘Arabi</b></a>.
Nama singkat ini telah lama dipakai oleh para penulis Barat, sebagian
mungkin meniru gaya pengarang Turki dan Iran, namun singkatan ini juga
berfungsi untuk membedakan dirinya dengan salah seorang tokoh Andalusia
lainnya yang terkenal, yakni Abu Bakr Muhammad Ibn ’Arabi (1076-1148),
kepala hakim (Qadi) Sevilla ; kelak Ibnu ’Arabi belajar pada sepupu dari
tokoh ini. (<span style="font-size: xx-small;">Stephen Hirtenstein,
Dari Keragaman ke Kesatuan Wujud, Ajaran dan Kehidupan Spiritual Syaikh
al Akbar Ibnu ‘Arabi, terj. Tri Wibowo (Jakarta : Murai Kencana, 2001)
hlm. 43. Selanjutnya lihat footnote no 3 dalam buku ini hlm. 331)</span></div>
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="more"></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Dari nama lengkap tersebut kemudian oleh orang-orang setelahnya terutama
yang mengaguminya Ia diberi gelar, antara lain : Muhyi-Din (Penghidup
Agama) dan Syaikh al Akbar (Doktor Maximus). Lalu banyak penulis yang
menggabungkan dua gelar itu menjadi : Syaikh al Akbar Muhyidin Ibnu
al’Arabi. Dalam banyak penulisan, tokoh ini seringkali hanya disingkat
dengan Ibn al’Arabi (dengan Al), Ibnu’Arabi (tanpa al) ataupun <i>Ibn’Arabi</i> saja. <span style="font-size: xx-small;">(Secara
konsisten penulis akan menggunakan sebutan Ibnu ‘Arabi saja, dengan
alasan sebutan ini banyak dipakai dan mudah dalam ejaan) </span><br />
<br />
<i>Ibnu ‘Arabi</i> dilahirkan pada 17 Ramadan 560 H, bertepatan dengan
28 Juli 1165 m, di Mursia, Spanyol bagian tenggara. Pada waktu
kelahirannya Mursia diperintah oleh Muhammad Ibnu Sa’id Ibnu
Mardanisy.(<span style="font-size: xx-small;">Kautsar Azhari Noer, Ibn Al’Arabi, Waĥdatul wujūd dalam Perdebatan (Jakarta : Paramadina,1995 ) hlm. 17</span>)
Sebagai anak pertama dan satu-satunya lelaki, kelahirannya jelas
merupakan kebahagiaan besar bagi orang tuanya. Tujuh tahun pertama
kehidupannya tampaknya dihabiskan di tengah konflik dan ketegangan
lokal. Ayahnya bertugas sebagai tentara Ibnu Mardanisy, penguasa lokal
yang mendirikan kerajaan kecil untuk diri sendiri dengan bantuan tentara
bayaran kristen. Dalam tradisi Rodrigo Diaz (El Cid), leluhurnya yang
terkenal pada abad ke XI, Ibnu Mardanisy berdiam di Mursia dan Valencia
dan oleh orang-orang Kristen dijuluki “Raja Serigala”. Dia bersekutu
dengan raja-raja dari Castile dan Aragon dan selama 25 tahun membela
kerajaannya melawan kekuatan baru dari Al Muwahidin, meskipun
kekuasaanya semakin surut ketika Ibnu ’Arabi lahir. Dinasti Al Muwahidin
berasal dari suku-suku Berber dari pegunungan Atlas Maroko. Pengikut
dari pemimpin keagamaan Ibnu Tumart, dan muncul pertama kalinya di tahun
1145. Menjelang tahun 1163 mereka menyerbu Afrika Utara sampai Tripoli.
Sepanjang 20 tahun sebelum kelahiran Ibnu ’Arabi, Al Muwahidin telah
membangkitkan dan mengkosolidasi kembali persatuan muslim di Andalusia,
membangun benteng pertahanan untuk melawan gangguan dari orang-orang
Kristen di utara. Mereka menjadikan Sevilla sebagai Ibukota lokal dan
membangun stabilitas diseluruh daerah Afrika Utara. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm9MBOMIjiHXmNfXbj0afVkqOw0fHmjmq39A-NfeFcu-cCXwzZRXZ862z-LicJPLQGknJ5fNemu9bhbaWZhIOi6jR8lPOeTvSdUgJ2YkWMKlUe8ke5r_yLseHxRcyGTUbm4m8y8A-aunlz/s1600/Ibnu+Arabi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ibnu Arabi" border="0" height="185" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm9MBOMIjiHXmNfXbj0afVkqOw0fHmjmq39A-NfeFcu-cCXwzZRXZ862z-LicJPLQGknJ5fNemu9bhbaWZhIOi6jR8lPOeTvSdUgJ2YkWMKlUe8ke5r_yLseHxRcyGTUbm4m8y8A-aunlz/s200/Ibnu+Arabi.jpg" title="" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1172 Ibnu Mardanisy wafat, dan berakhirlah perlawanan
terhadap kekuasaan Al Muwahidin. Ayah Ibnu’Arabi bersama-sama dengan
rombongan pengikut Ibnu ’Mardanisy yang terkemuka, tampaknya mengalihkan
kesetiannya pada sultan Al Muwahidin, Abu Ya’qub Yusuf I, dan menjadi
salah satu penasehat militernya. Pada tahun itu juga semua keluarganya
pindah ke Sevilla, pusat kosmopolit yang ramai dan makmur, dan menjadi
ibukota kerajaan Al Muwahidin di Spanyol. Program-program pembangunan
baru yang dibiayai oleh sultan ; seperti memulihkan kembali sistem air
Romawi Kuno, membuat Sevilla menjadi kota utama di negeri ini. Kota ini
menjadi titik temu antara berbagai ras, dan kultur dimana penyanyi dan
penyair bergaul dengan filosof dan teolog, dan para wali berdampingan
dengan para pendosa. Jadi, sejak usia 7 tahun Ibnu ’Arabi tumbuh di
lingkungan yang penuh dengan ide-ide penting pada masa itu, ilmu
pengetahuan, agama dan filsafat. Ketika komunikasi massa sebagaimana
kita kenal sekarang belum ada lingkungan semacam ini menjadi unsur
penting dalam perkembangan dirinya. Sevilla abad ke dua belas pada masa
Ibnu ’Arabi masih muda bisa disamakan dengan gabungan kota London, Paris
dan New York dimasa sekarang – sebuah campuran yang luar biasa dari
berbagai orang, bangunan dan peristiwa.
<br />
Sebagian besar dari kehidupan awalnya dihabiskan seperti lazimnya
anak-anak muda yang baru tumbuh. Pendidikannya adalah pendidikan standar
untuk keluarga muslim yang baik, meskipun tampaknya ia tidak belajar
disekolah resmi, hampir bisa dipastikan ia mendapatkan pelajaran privat
di rumah. Dia diajari Al Qur’an oleh salah seorang tetanganya, Abu
Abdallah Muhammad al Khayyat, yang kemudian sangat dia cintai dan tetap
menjadi sahabat dekatnya selama bertahun-tahun.6 <br />Sejak menetap di Sevilla ketika berusia delapan tahun, Ibnu’Arabi
memulai pendidikan formalnya. Di kota pusat ilmu pengetahuan itu,
dibawah bimbingan sarjana-sarjana terkenal mempelajari Al Qur’an dan
tafsirnya, hadist, fiqih, teologi, dan filsafat skolastik. Sevilla
adalah suatu pusat sufisme yang penting pula, dengan sejumlah guru sufi
terkemuka yang tinggal disana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama menetap di Sevilla, <b>Ibnu ‘Arabi</b> muda sering melakukan
perjalanan ke berbagai tempat di Spanyol dan Afrika Utara. Kesempatan
itu dimanfaatnya untuk mengunjungi para sufi dan sarjana terkemuka.
Salah satu kunjungannya yang sangat mengesankan ialah ketika berjumpa
dengan Ibnu Rusyd (w 595 / 1198) di Kordova.8 Ibnu ‘Arabi dikirim oleh
ayahnya untuk bertemu dengan filsuf besar Ibnu Rusyd yang berasal dari
keluarga yang sangat terpandang di Kordova. Ibnu Rusyd, dari semua tokoh
abad pertengahan Spanyol, mungkin orang yang paling terkenal di Eropa,
karena ia memperkenalkan kembali karya-karya Aristoteles – Astronomi,
meteorologi, pengobatan, biologi, etika, logika – dan dan
ulasan-ulasannya berpengaruh luar biasa terhadap Eropa ketika
orang-orang Eropa kemudian menemukan kembali Aristoteles. Percakapan
Ibnu ‘Arabi dengan filsuf besar ini membuktikan kecemerlangan yang luar
biasa dalam wawasan spiritual dan intelektual. Percakapan tersebut
menjelaskan perbedaan dan pertentangan asasi antara jalan akal logis
dan jalan imajinasi gnostik yang kemudian membagi pemikiran Islam secara
keseluruhan kedalam 2 cabang. Fakta bahwa sufi muda mengalahkan filsuf
peripatetik itu dalam tukar pikiran tersebut dengan tepat menunjukan
titik buhul pemikiran filosofis dan pengalaman mistik Ibnu’Arabi, yang
memperlihatkan bagaimana mistisisme dan filsafat berhubungan satu sama
lain dalam kesadaran metafisisnya. Pengalaman-pengalaman visioner
mistiknya berhubungan paling dekat dengan, dan disokong oleh pemikiran
filosofisnya yang ketat. Ibnu’Arabi adalah seorang mistikus yang
sekaligus seorang guru filsafat peripatetik, sehingga ia bisa atau lebih
tepat telah memfilsafatkan pengalaman spiritual batinnya kedalam suatu
pandangan dunia metafisis maha besar sebagaimana terdalam dalam hubungan
dengan struktur metafisikanya kedalam waĥdatul wujūd. <br />
Pada usia relatif muda, mungkin 16 tahun. Dia menjalani pengasingan diri
(khalwat). Menurut kisah yang ditulis lebih dari 150 tahun setelah
wafatnya, diceritakan bahwa Ibnu ’Arabi suatu ketika ikut pesta
makan-makan bersama teman-temannya dan sebagaimana kebiasaan di
Andalusia, setelah hidangan daging lalu disajikan anggur. Saat dia
hendak mulai minum segelas anggur, tiba-tiba dia mendengar seruan,
“Wahai Muhammad, bukan untuk ini engkau diciptakan!” Karena ketakutan
mendengar suara yang tegas ini, dia lari ke sebuah pemakaman di luar
kota Sevilla. Disana ia menjumpai reruntuhan yang mirip sebuah gua.
Selama empat hari ia tetap tinggal disana sendirian melakukan khalwat,
melakukan zikir dan hanya keluar saat shalat. <br />
Ibnu’Arabi tampaknya ditakdirkan untuk mengikuti jejak ayahnya : Ia
bertugas dalam pasukan tentara Sultan Al Muwahiddin selama beberapa
waktu, dan dijanjikan kedudukan sebagai asisten untuk gubernur Sevilla.
Dia sendiri menyebut periode kehidupan ini sebagai periode kejahilan.
Periode kejahilan atau kebodohan ini diakhiri oleh pengalaman konvensi
atau pencerahan. Kejahilan Ibnu’Arabi bukan merupakan masa ia melakukan
dosa besar atau tindakan yang melampaui batas, namun hanya
ketidakpedulian (terhadap Tuhan) dan godaan dari daya tarik duniawi. Ini
adalah masa yang hampir semua manusia pasti mengalami, agar mereka
memahami makna kejauhan dari Tuhan dan karena itu memahami makna
kedekatan dengan Tuhan. <br />
Setelah pertemuannya dengan Ibnu Rusyd dan mengalami pencerahan
spiritual, pada tahun 580 H (1184), Ibnu’Arabi mengundurkan diri dari
ketentaraan dan segala urusan duniawi yang dimilikinya. Peristiwa
terakhir yang memberinya keputusan bulat adalah saat ia dan panglima Al
Muwahidin bersama-sama mengerjakan shalat di Masjid Agung Kordova. <br />
Alasan aku menolak dan mengundurkan diri dari ketentaraan dan alasanku
untuk menempuh jalan (Tuhan) dan kecenderunganku terhadap jalan itu
adalah sebagai berikut : aku pergi bersama tuanku, Panglima (Al
Muwahidin) Abu bakar Yusuf bin Abd al Mu’min bin Ali, menuju ke Masjid
Agung Kordova, dan aku melihat dia bersimpuh, sujud dengan rendah hati
memohon pada Allah. Kemudian pikiran melintas (khatir) menerpaku
(sehingga) aku berkata pada diriku sendiri, “jika penguasa negeri ini
begitu pasrah dan sederhana dihadapan Allah, maka dunia ini tidak
artinya”. Lalu aku meninggalkannya pada hari itu juga, dan tidak pernah
melihatnya lagi. Sejak itu aku mengikuti Jalan ini.<br />
Begitulah, sejak saat itu Ibnu’Arabi mengabdikan diri pada kehidupan
spiritual dan penghambaan penuh terhadap Allah sesuai dengan ajaran yang
diberikan oleh Isa, Musa dan Muhammad.<br />
Pada 590 H (1193) ketika pikiran-pikirannya telah mengkristal ia
berkelana mengelilingi Andalusia. Petama ia munuju kota Murur, untuk
menemui Syeikh Abu Muhammad al Maururi. Selanjutnya ia meneruskan
kelananya ke Cordova dan Granada, Setelah puas menikmati kelananya ke
berbagai kota di Andalusia ia ingin menyeberangi laut dan menuju daratan
lain. Ia pun pergi ke Bejayah (Bugia) Aljazair untuk mengunjungi Syeikh
Abu Madyan, seorang pendiri aliran tasawuf, yang barangkali adalah
Syeikh paling terkemuka pada zamannya. Abu Madyan adalah seorang yang
sangat berpengaruh pada diri Ibnu’Arabi. Hal ini terlihat dari
kisah-kisah yang ditulisnya sendiri mengenai tokoh-tokoh spiritual pada
zamannya. Meskipun keinginannya untuk bertemu dengan Abu Madyan
secara fisik tidak pernah tercapai – bahkan ajaran Abu Madyan
diperolehnya hanya dari murid-muridnya yang nota bene adalah
guru-gurunya, seperti A Mawruri, Al Kumi, dan Al Sadrani – akan tetapi
Ibnu’Arabi meyakini bahwa Abu Madyan mengenalnya bahkan telah menemuinya
berkali-kali secara spiritual. Tokoh inilah yang kerap kali
disebut-sebut sebagai salah satu mata rantai yang menghubungkan
Ibnu’Arabi dengan aliran Neopatonisme. <br />
Dari Bugia Ibnu’Arabi meneruskan kelananya ke Tunisia. Disana dia
mengkaji karya seorang sufi politisi Abu al Qasim Ibnu Qushai, Khal’an
Na’lain (melepas kedua sandal). Tokoh inilah yang terkenal pembelotannya
terhadap dinasti Al Murabithun di Andalusia Barat. Selain mengakaji
karya tersebut pada tahun yang sama Ibnu’Arabi mengunjungi beberapa
murid Abu Madyan seperti Abd al Aziz al Mahdawi dan Abu Muhammad
Abdallah al Kinani. Dituturkan bahwa selama berada di Tunisia, Ibnu Arabi bertemu dengan nabi Khidir. Pertemuan kemudian terjadi lagi ketika pada
akhir 1194 Ibnu’Arabi kembali ke Andalusia. Dengan demikian sebanyak
tiga kali Ibnu’Arabi telah ditemui oleh Khidir, dalam tingkatan yang
berada secara fisik. Pertemuan pertama berlangsung di daratan, di jalan
kota pada siang hari, dimana ia menekankan kepasrahan lahiriah kepada
guru duniawi. Kedua terjadi di air, sebuah pertemuan pribadi di bawah
cahaya bulan purnama. Dan ketiga Khidir memperlihatkan di atas udara.
Tampaklah bahwa ada tahapan dari ajaran Khidir dalam “bahasa yang
khusus” untuk menuntun Ibnu’Arabi kedalam pengetahuan misteri Illahi dan
mendorongnya untuk merenungkan kualitas dari pendidikan tersebut.
<br />
Sejak saat itu ia memulai aktifitas menulis, menuangkan ilham atau
inspirasi yang diterimanya kedalam tulisan agar bisa dibaca para
sahabatnya. Di akhir 1194 setelah kembali ke Andalusia ia menulis salah
satu karya besarnya, Mashashid al Asrar (kontemplasi atas
misteri-misteri) untuk sahabat-sahabat dari Mahdawi. Dan sekitar tahun
yang sama ia menyusun Tadbirat al Ilahiyyah (pemerintahan ilahiyah)
untuk al Mawruri. <br />
Dalam periode sepuluh tahun sejak pengunduran dirinya dari pemerintahan
Al Muwahidin dan memasuki jalan rohani, Ibnu ’Arabi melakukan perjalanan
yang menandai masa instruksi dalam kebijaksanaan kenabian. Dia mulai
sebagai Isawi, kemudian menjadi Musawi, dan setelah bertemu dengan Hud
dan semua nabi, ia akhirnya sampai pada warisan Muhammad. Terkadang
proses ini berada dibawah bimbingan para guru spiritual, terkadang
melalui campur tangan langsung dari para nabi itu sendiri. Ibnu ’Arabi
dengan jelas melihat seluruh proses perkembangan spiritual dan kewalian
dari segi kebijaksanaan khusus dari para nabi dan rasul. Bagi dia
kebijaksanaan-kebijaksanaan itu tidak lain adalah ekspresi intergral dan
menyatukan kebijaksanaan Muhammad. Warisan kenabian ini membentuk basis
riil dari semua tulisannya. Ia mulai sebagai pengikut Isa, menekankan
pada penarikan diri, dan kemudian di dalam jalan spiritual Musa, saat
cahaya wahyu diturunkan. Setelah melalui tempat-tempat wahyu diwakili
oleh masing-masing nabi, dia akhirnya sampai pada warisan sempurna dari
Muhammad. <br />
Ketika ayahnya meninggal dunia, lalu disusul ibunya beberapa bulan
kemudian, Ibnu’Arabi menerima kenyataan bahwa ia harus merawat kedua
saudara perempuannya, sehingga ia harus meninggalkan kehidupan
spiritualnya. Desakan duniawi juga muncul, ketika terjadi ketegangan
politik antara Al Muwahidin di Sevilla dan Raja Alfonso VIII dari
Castile. Ibnu ’Arabi mendapat tawaran pekerjaan dalam pasukan pengawal
sultan. Karena teringat ucapan Salih al Adawi, Ibnu ’Arabi menolak
tawaran itu. Kemudian ia meninggalkan Sevilla membawa kedua saudara
perempuannya menuju Fez dan tinggal disana untuk beberapa tahun.
Setelah kedua adiknya mendapatkan suami, tanggung jawab duniawinya
selesai dan ia kembali mencurahkan diri pada jalan spiritual. <br />
Fez tampaknya menandai periode kebahagian yang luar biasa dalam
kehidupannya, dimana dia bisa mengabdikan dirinya secara penuh kepada
kegiatan spiritual dan bergaul dengan orang-orang yang sepaham dan
memiliki aspirasi yang sama. Dia tidak hanya bertemu dengan para wali
yang merupakan pewaris Muhammad – dia sendiri juga semakin jauh masuk
kedalam warisan ini. Di Masjid Al Azhar di Fez dia memasuki tingkatan
baru dari visi di dalam bentuk cahaya – visi cahaya ini adalah sejenis
rasa pendahuluan dari perjalanan cahanya yang besar. Di tahun
berikutnya, pada usia tiga puluh tiga tahun, dia mengalami suatu
perjalanan yang luar biasa dari semuanya, yaitu pendakian (mi’raj) yang
mencerminkan perjalanan malam Nabi Muhammad yang terkenal. Perjalanan
ini kemudian tertuang dalam kitab Al Isra (Kitab Perjalanan Pertama). <br />
Setelah di anugerahi visi yang paling terang tentang takdirnya,
Ibnu’Arabi kembali ke semenanjung Liberia untuk terakhir kalinya pada
tahun 1198. Di bulan Desember tahun itu ia berada di Kordova saat
pemakaman Ibnu Rusyd. Kemudian dari Kordova, bersama sahabat dekatnya Al
Habasyi mereka menuju ke Granada dan kembali bertemu dengan Abdallah
al Mawrauri. Pada bulan Januari 1199 di Granada Ibnu’Arabi mendapat visi
yang memperkuat makna dari penutup para wali. Dari Granada mereka
menuju Murcia. Setelah dua tahun berada di negri kelahirannya ini,
mereka pergi ke Marakesy. Pada awal 1201 (597) dari kota ini mereka
menuju Bugia lagi, setelah itu berkelana ke Tripoli, Tunisia, Mesir dan
kemudian menuju Makkah. <br />
Di akhir perjalanan panjangnya dari barat, Ibnu’Arabi akhirnya tiba di
Makkah pada pertengahan 1202. Di kota ini namanya mencuat, para tokoh
dan ilmuwanpun sering menemuinya. Diantara mereka adalah Abu Syuja’ al
Imam al Muwakkil yang mempunyai seorang putri cantik dan cerdas bernama
Nizam. Gadis ini memunculkan inspirasi pada diri Ibnu’Arabi sehingga
lahirlah karyanya Turjumān al Asywāq.<br />
Ketika aku tinggal di Makkah pada tahun 599 H, disana aku bertemu dengan
banyak pria maupun wanita yang sangat terhormat, beradab, dan saleh.
Tak ada satupun diantara mereka yang membangga-banggakan diri sekalipun
mereka memiliki berbagai keutamaan dan kemuliaan ; orang-orang seperti
Abu Syaja’ Zhahir bin Rustam bin Abu Raja al Isfahani dan saudara
perempuannya, binti Rustam, seorang wanita tua alim, seorang teladan
cemerlang di kalangan kaum wanita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh ini mempunyai seorang anak
gadis, seorang dara semampai yang memikat perhatian orang yang
melihatnya, yang kehadirannya menerangi pertemuan-pertemuan dengan sinar
cemerlang, yang mempesona dan membuat terkagum-kagum semua orang yang
bersama dengannya dan menawan kesadaran semua orang yang memandanginya.
Namanya adalah Nizam (keselarasan) dan nama panggilannya adalah ‘Ayn al
Syams (mata sang surya). Dia sangat religius, alim, zuhud, seorang bijak
diantara orang-orang bijak di Tanah Suci itu. <br />
Menurut Ibnu ’Arabi dalam mukadimah karyanya itu, secara lahiriah karya
itu merupakan untaian puisi cintanya kepada gadis rupawan itu, tapi
sebenarnya karya itu merupakan ungkapan cintanya kepada Sang
Pencipta. <br />
Selama dua tahun di Makkah (1202-1204), Ibnu’Arabi sibuk dalam
penulisan. Karya-karyanya pada periode ini adalah : Misykātul Anwār,
Ĥilyatul Abdāl, Ruhul Quds, dan Tājul Rāsail. Namun karyanya yang paling
monumental adalah Al Futūĥātul Makkiyyah, yang diklaimnya merupakan
hasil pendidikan langsung dari Tuhan. Penulisan kitab yang menjadi
masterpiece-nya ini berawal dari peristiwa saat ia bertawaf di Ka’bah,
dimana dia bertemu dengan figur pemuda misterius yang memberinya
pengetahuan tentang makna isoterik dari al Qur’an. Di samping itu,
sebuah visi tentang nabi Muhammad melengkapi perjalanan rohaninya menuju
puncak, yakni sebagai penutup kewalian. Pada periode Makkah ini juga
terjadi pertemuan antara dia dengan Syaikh Majduddin Ishaq bin Yusuf
dari Anatolia (daerah Rum). Syakh ini adalah seorang tokoh spiritual
penting yang menjadi penasehat raja di Istana Seljuk, yang suatu saat
nanti akan menjadi ayah dari Sadruddin al Qunawi, salah seorang tokoh
kunci diantara murid-murid Syaikh al Akbar. <br />
Pada tahun 1204 (601 H) Ibnu ’Arabi meninggalkan Makkah menuju Bagdad
dan tinggal selama 12 hari, lalu melanjutkan perjalanan ke Mosul.
Tinggal di Mosul selama satu bulan, Ibnu’Arabi bertemu dengan Abdallah
bin Jami yang memberinya pentahbisan al Khidr untuk ketiga kalinya.
Selama tinggal di sini ia berhasil menyelesaikan tiga karya, yaitu
Tarazzulah al Maushiliyyah, Kitab Al Jalāl wal Jamāl, dan kitab Kunh mā
lā Budda lil murīd minhu. Dari Mosul, selama tahun 1205 (602 H) mereka
(Ibnu ’Arabi dan Habasyi) berangkat keutara melalui Dyarbakir, dan
Malatya sampai di Konya. Pada tahun ini Ibnu’Arabi menyusun Risalah al
Anwār (Risalah Cahaya). Dan untuk pertama kalinya berhbungan dengan
Ahaduddin Hamid al Kirmani seorang guru spiritual dari Iran. Pada tahun
1206 Ibnu Arabi menuju ke Yerussalem lalu Hebron
(disini berhasil menulis Kitab Al Yaqin) dan menunaikan ibadah Haji di
Makkah pada bulan Juli 1206. Menjelang 1207 mereka kembali berada di
Kairo, berkumpul bersama sahabat lama Ibnu’Arabi dari Andalusia yaitu Al
Khayyat dan Al Mawruri.30 Tetapi sayangnya lingkungan di Kairo tidak
bersimpati pada Ibnu’Arabi, karena ajaran-ajarannya dianggap menyimpang
dan dituduh melakukan bid’ah. Mereka merasa tertekan dengan keadaan ini,
pada akhir tahun 1207 Ibnu’Arabi kembali ke Makkah untuk melanjutkan
belajar Hadist dan juga mengunjungi keluarga Abu Syuja’bin Rustam.
Setelah tinggal di Makkah sekitar satu tahun lalu berjalan lagi ke utara
menuju Asia kecil. Tiba di Konya pada tahun 1210 (607 H) dan disambut
baik oleh penguasa Kay Kaus dan orang-orang disana.31<br />
<br />
Pada tahun 1212 (609 H) Ibnu ’Arabi kembali mengunjungi Bagdad. Di sana
dia bertemu dengan guru sufi terkenal Shihabuddin Umar al Suhrawardi,
pengarang kitab Awarif al Ma’arif.32<br />
<br />
Pada periode antara 1213 – 1221 Ibnu’Arabi berkelana lagi ke Aleppo,
Makkah, Anatolia, Malatya dan Aleppo lagi. Sewaktu tinggal di Malatya
Ibnu’Arabi sempat menulis Istilāhāt al Shufiyyah. Pada tahun 1221 di
Aleppo, Majduddin Ishaq wafat, dan Ibnu’Arabi mengambil tugas
membesarkan dan mendidik putra Majduddin, Sadruddin Qunawi yang saat itu
berusia sekitar 7 tahun. Tidak berapa lama kemudian sahabatnya Al
Habasyi juga wafat.33<br />
<br />
Pada tahun 1223 (620 H) Ibnu’Arabi menetap di Damaskus hingga akhir
hayatnya, kecuali sekedar kunjungan singkat ke Aleppo pada tahun 1231.
Perjalanan yang panjang, hasil karya yang luar biasa, kefakiran dan
kemiskinan yang menjadi panggilan hidupnya, semua telah menggerogoti
kesehatannya. Kini dia amat terkenal dan dihormati di mana-mana.
Penguasa Damaskus Al Malik al ‘Adl menawarinya untuk tinggal di Istana.
Disini Ibnu ’Arabi merampungkan karya besarnya Futūĥātul al Makkiyyah
dan juga Fushūsul Hikam sebagai ikhtisar ajaran-ajarannya. Selain itu
menyelasaikan puisinya Al Diwan al Akbar.34 Adapun Sadruddin al Qunawi
yang telah dibesarkan dan dididiknya selalu mendampinginya dengan setia,
bersama dengan Awhaduddin Kirmani, sahabat <i>Ibnu ‘Arabi</i> sekaligus guru Qunawi.<br />
<br />
Ibnu ‘Arabi wafat di Damaskus pada 16 November 1240 (28 Rabi’al Tsani
638 H) dalam usia 76 tahun. Qadhi ketua di Damaskus dan 2 orang murid
Ibnu ‘Arabi melakukan upacara pemakamannya.35 <br />
<br />
Tentang isteri-isterinya menurut R.W.J. Austin yang dapat diketahui ada
tiga orang yaitu, Maryam, yang dinikahinya di Sevilla dan disebutnya
sebanyak dua kali dalam Futūĥātul al Makkiyyah II halaman 278 dan III
halaman 235. Fathimah binti Yunus bin Yusuf ; putri seorang syarif di
Makkah, ibunda dari Imad al Din (Futuhat IV halaman 554). Dan seorang
wanita yang tidak diketahui namanya, putii seorang Qadi ketua Maliki
yang dinikahinya di Damaskus (Futūĥātul IV halaman 559). Sedangkan
ibunda dari Zainab (anak perempuan <i>Ibnu ‘Arabi</i>) tidak diketaui namanya serta bagaimana nasibnya.36<br />
<br />
<b><br />B. Corak Pemikiran dan Gaya Ibnu ‘Arabi</b><br />
<br />
Secara tipikal Ibnu ‘Arabi dianggap sebagai seorang sufi. Dan anggapan
ini relatif benar jika kita memahami istilah sufisme untuk menunjuk pada
tambatan pemikiran dan praktek Islam yang menekankan pengalaman
langsung dari obyek-obyek iman.37 Terlepas dari perbedaan mengenai
asal-usul kata yang membentuk artinya seperti safa (suci) ; shaf (baris)
suffah (penghuni masjid nabawi) : sophia (hikmah) ; atau suf (bulu
domba) – tasawuf mengandung makna yang dalam yang merujuk pada
kebersihan batin, mendekatkan diri pada Tuhan, menjauhkan diri dari
kesombongan dan ketamakan terhadap daya tarik dunia. Tasawuf secara umum
adalah falsafah hidup dan cara tertentu dalam tingkah laku manusia
dalam upaya merealisasikan kesempurnaan moral, pemahaman hakikat
realitas dan kebahagian rohaniah.38 <br />
<br />
Dari sekian pengertian tasawuf (sufisme) di atas adalah benar jika dikatakan bahwa <b>Ibnu ‘Arabi</b>
adalah seorang tokoh sufisme. Karena jika kita menyimak kembali riwayat
hidupnya, adalah sosok yang memilih jalan ruhani yang penuh
kesederhanaan pada saat kenikmatan duniawi mengelilinginya. Harta,
jabatan, dan segala kemewahan ditinggalkannya demi mencari kabahagiaan
hakiki.<br />
<br />
Dalam banyak literatur, Ibnu ‘Arabi memang lebih sering dimasukkan dalam
kategori tokoh sufi atau dalam disiplin bidang tasawuf. Tetapi jika ada
yang menyebutnya sebagai seorang filosof – seperti halnya AE. Affifi
yang memandang Ibnu ‘Arabi dari sudut pandang filsafat – maka tidaklah
mudah untuk menyangkalnya. Hal ini dikarenakan corak pemikirannya yang
mensintesakan antara tasawuf dan filsafat.<br />
<br />
Dari segi epistemologi, sufisme atau tasawuf adalah hasil dari proses
mujahadah (mengekang hawa nafsu), musyahadah (pandangan batin) dan
intuisi. Sedangkan filsafat adalah hasil dari cara kerja akal (logika)
dan argumentasi yang kuat. Keduanya mempunyai obyek yang sama, yakni
alam beserta isinya, manusia serta perilakunya dan eksistensi Tuhan.
Pemaduan kedua unsur ini, yakni filsafat dan tasawuf menjadi sinergi
luar biasa yang melahirkan corak berfikir rasional transedental. Inilah
yang mewarnai corak pemikiran Ibnu ‘Arabi. Hasilnya adalah terjalin
kamunitas antara perspektif nalar dan spiritual.<br />
<br />
Dalam wacana ilmu tasawuf, dibedakan adanya tiga corak atau aliran
pemikiran sufisme, yaitu : Tasawuf akhlaki, tasawuf amali dan tasawuf
filosofis atau falsafi. Kemudian pembagian tiga corak ini disingkat oleh
Prof. H.A. Rivay Siregar menjadi dua aliran yaitu tasawuf sunni
(gabungan antara tasawuf akhlaki dan tasawuf amali) dan tasawuf
filosofi.39 Keduanya mempunyai sejumlah kesamaan yang prinsipil
disamping perbedaan –perbedaan yang mendasar. Persamaannya adalah bahwa
keduanya mengaku bersumber dari Qur’an dan Sunnah dan sama-sama berjalan
al maqamat dan al ahwal. Perbedaannya adalah mengenai kedekatan antara
sufi dengan Tuhannya. Penganut tasawuf sunni mengatakan bahwa sedekat
apapun antara seorang manusia dengan Tuhannya tidak mungkin jumbuh
karena tidak satu esensi. Sedangkan penganut tasawuf filosofis
mengatakan bahwa manusia berpadu dengan Tuhan karena manusia tercipta
dari esensi-Nya. Selain itu perbedaan bersumber dari perbedaan instrumen
yang digunakan dalam memecahkan persoalan. Di satu pihak, tasawuf sunni
cukup menggunakan dalil-dalil naqli dari ajaran Islam, cenderung
ortodok dan sederhana dalam pemikiran. Di lain pihak tasawuf filosofis
sangat gemar terhadap ide-ide spekulatif dengan menggunakan analisis
filsafat yang mereka kuasai, baik filsafat Timur maupun Barat.40<br />
<br />
Cikal bakal kemunculan dua aliran dalam tasawuf ini, terjadi pada abad
ketiga dan keempat Hijriyah. Pada saat itu muncul dua aliran dalam
tradisi asketisme. Aliran pertama melandaskan diri pada Qur’an dan
sunnah dan memegang tradisi kalam dan fiqih dengan kuat. Aliran inilah
yang menjadi pangkal munculnya tasawuf sunni. Aliran kedua adalah aliran
yang selain berprinsip pada Qur’an dan sunnah juga pada tradisi di luar
Islam yang cenderung pada hal-hal yang metafisis yang disebut union
mystica. Aliran ini sering menunjukkan keganjilan (syathahat) sehingga
menimbulkan pertentangan dan dianggap menyimpang dari ajaran Islam.
Aliran inilah yang menjadi awal munculnya tasawuf filosofis.<br />
<br />
Kemudian pada abad kelima Hijriyyah, aliran sunni mengalami masa
kejayaan di tangan Abu al Hasan al Asyari (w. 324 H) dengan teologi
Ahlus sunnah wal jama’ah dan mengkritik keras terhadap keekstriman tokoh
sufi seperti Abu Yazid al Busthami dan Al hallaj, yang
ungkapan-ungkapannya terkenal ganjil. Pada abad kelima Hijriyyah ini
tasawuf aliran filosofis tenggelam dan baru muncul kembali dalam bentuk
lain, yaitu pribadi para sufi yang juga filosof pada abad keenam
Hijriyyah dan setelahnya.41 Mulai saat itulah tasawuf filosofis
berkembang lagi dan sampai pada puncaknya, aliran ini melahirkan sesosok
sufi filosofis yang menggemparkan pada abad-abad berikutnya yakni
Syaikh al Akbar Ibnu al ‘Arabi. Bahkan sampai saat ini terus menjadi
bahan kajian yang aktual.<br />
<br />
Umumnya para sufi filosofis begitu gigih mengkompromikan ajaran-ajaran
filsafat yang bersal dari luar Islam ke dalam ajaran mereka, serta
menggunakan terminologi-terminologi filsafat, tetapi maknanya telah
disesuaikan dengan ajaran tasawuf mereka. Para sufi juga filosof ini
mengenal dengan baik filsafat Yunani seperti Socrates, Plato dan aliran
Stoa (didirikan oleh Zeno), serta aliran Neoplatonisme dengan
filsafatnya tentang emanasi. Selain itu mereka juga mempelajari
filsafat-filsafat timur kuno, baik dari persia maupun India, serta
menelaah karya-karya filosof Islam, seperti Al Farabi, Ibnu Sina dan
lain-lain.42 Begitulah yang dilakukan Ibnu ‘Arabi.<br />
<br />
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa pemikiran Ibnu ‘Arabi dapat dilihat
dari dua sudut pandang, yakni tasawuf dan filsafat, meskipun tidak
secara murni. Jika dalam membahasnya kita menggunakan kacamata tasawuf,
maka pemikirannya dapat dikategorikan tasawuf filosofis. Jika
menggunakan kacamata filsafat, maka pemikirannya dikategorikan filsafat
mistis.<br />
<br />
Kita dapat melihat dari segi tasawuf karena ia menjalani laku kehidupan
rohani seperti sufi pada umumnya dan kehidupannya dipenuhi pengalaman
spiritual yang agung dan secara epistemologis ia mendapatkan pengetahuan
dari intuisi, kasyf (penyingkapan) dan dzauq (rasa). Sedangkan dari
sudut pandang filsafat, Ibnu ‘Arabi dapat disebut seorang filosof,
karena selain dia faham betul dengan teori-teori filsafat dari berbagai
unsur sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa filsafat, tetapi juga
pemikirannya menambah pada obyek-obyek kajian filsafat, yaitu problem
metafisika.<br />
<br />
Menurut A.E. Affifi, secara keseluruhan Ibnu ‘Arabi dapat digambarkan
sebagai filosof bertipe tidak beraturan (desultory) dan eklektik.
Dikatakannya bahwa gayanya yang ambiquity (mendua) disebabkan paling
tidak oleh tiga hal, yaitu : pertama Ibnu ‘Arabi menggunakan
istilah-istilah yang diambilnya dari berbagai sumber. Misalnya The
Good-nya Plato, The One-nya Plotinus, substansi universal-nya Asy’ari
dan Allahnya Islam. Kadang-kadang ia menggunakan satu kata untuk
beberapa makna, misalnya hakikat, diartikan sebagai realitas, kadang
esensi, kadang suatu idea atau suatu ciri. Yang kedua, bahwa Ibnu ‘Arabi
selalu berusaha merekonsiliasikan dogma-dogma ortodok Islam dengan
pemikiran panteistik. Dan yang ketiga, ia menggunakan bahasa yang puitis
dan fantastis sehingga mengaburkan pemikiran yang logis dan ketat.43<br />
<br />
Siapapun tidak menyangkal bahwa memahami pemikiran Ibnu ‘Arabi bukanlah
hal yang mudah. Meskipun karya-karyanya yang berjumlah ratusan dapat
memberikan gambaran yang utuh buah pemikirannya, tetapi
ungkapan-ungkapan yang digunakan bersifat simbolis dan mengandung makna
yang begitu dalam sehingga sulit dimengerti oleh orang-orang yang
mempelajarinya. Tidak mengherankan jika, pada suatu waktu di musim
dingin di parlemen Mesir terjadi perdebatan seru di tengah para tokoh
pemikir, mengenai boleh tidaknya salah satu karya Ibnu ‘Arabi
diterbitkan secara bebas. Sebagian berpendapat boleh, sebagian
melarangnya karena dikhawatirkan menyesatkan pembacanya.44 Memang
diperlukan sikap kritis dan ekstra hati-hati karena pembahasannya
merambah hal-hal yang sangat fundamental dalam pemikiran, yaitu
spekulasi tentang hakikat segala realitas. Itulah mengapa karya-karyanya
cenderung dicurigai dan dianggap membahayakan keimanan, terutama
dikalangan sunni yang nota bene dianut oleh mayoritas umat Islam.<br />
<br />
Namun lain halnya bagi sejumlah sarjana, yang sebagian berasal dari
kalangan Syi’ah dan sebagian dari luar Islam. Mereka memiliki sikap yang
lebih menggembirakan terhadap konsep-konsep tasawuf filosofis, termasuk
didalamnya Ibnu ‘Arabi. Hal ini antara lain disebabkan karena pandangan
para sufi dianggap lebih liberal yang mengandung pesan universal bagi
bentuk agama apapun. Sehingga adanya keragaman di dunia ini tidak
menjadi halangan untuk terjalinnya harmoni kehidupan, karena hanya ada
satu realitas yang mendasarinya.<br />
<br />
<br />
<b>C. Karya-karya Ibnu ‘Arabi</b><br />
<br />
Dalam catatan sejarah pemikiran umat Islam, Ibnu ‘Arabi adalah tokoh
yang memberi konstribusi besar terhadap tradisi intelektual secara
tertulis. Separoh akhir dari kehidupannya telah menghasilkan ratusan
karya yang mempunyai nilai sastra, intelektual dan spiritual yang tidak
ternilai harganya. Memang ia adalah pemikir yang paling tinggi tingkat
produktifitasnya dibanding pemikir lain.<br />
<br />
Namun sampai saat ini belum ada jumlah pasti yang disepakati para
peneliti atas karya-karya Ibnu ‘Arabi. Berbagai angka telah disebutkan
oleh para sarjana. L. Massignon, seorang orientalis Perancis
mengemukakan, Ibnu ‘Arabi menulis sekitar 300 karya. Sementara C.
Brockelmann mencatat tidak kurang dari 239 karya. Osman Yahya dalam
karya bibliografinya yang berbahsa Perancis, menyebutkan 846 judul dan
menyimpulkan bahwa hanya sekitar 700 yang asli dan hanya 400 yang masih
ada. Ibnu ‘Arabi sendiri dalam Ijazah li al Malik al Muzaffar
menyebutkan 289 judul.45<br />
<br />
Menurut SH. Nash, karya-karya Ibnu ‘Arabi beragam ukuran dari isinya:
dari uraian-uraian pendek dan surat-surat yang hanya terdiri dari
beberapa halaman sampai karya ensiklopedik besar; dari risalah metafisis
yang abstrak sampai puisi-puisi sufi yang mengandung aspek kesadaran
ma’rifah yang muncul dalam bahasa cinta. Karya-karya itu mencakup
persoalan metafisika, kosmologi, psikologi, penafsiran terhadap Al
Qur’an dan semuanya bertujuan menjelaskan makna-makna isoterik.46<br />
<br />
Menurut Stephen Hirtenstein, Ibnu ‘Arabi menulis tidak kurang dari 350
buku. Karya-karya utamanya disebutkan Stephen sebanyak 30 buah, termasuk
didalamnya master piece Futūĥātul al Makkiyyah dan magnum opus Fushūsh
al Ĥikam.47<br />
<br />
Futūĥāt al Makkiyyah (pembukaan Makkah) adalah karya Ibnu ‘Arabi yang
menjadi perdebatan di parlemen Mesir. Berisi tentang kehidupan spiritual
para sufi beserta ajaran-ajarannya, prinsip-prinsip metafisika, dan
ilmu-ilmu keagamaan seperti tafsir atas Al Qur’an, hadist dan fiqih.
Menurut pengakuan Ibnu ‘Arabi, karya ini merupakan hasil pendiktean dari
Tuhan melalui malaikat-Nya. Mulai disusun di Makkah pada tahun 1202
(598 H) setelah Ibnu ‘Arabi menerima visi tentang pemuda dan selesai
pada tahun 1231 (629 H) untuk versi pertama dan pada tahun 1238 (636 H)
untuk versi kedua. Dalam edisi lama kitab ini setebal 2.580 halaman. Dan
atas prakarsa Departemen Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Mesir
diterbitkan kembali sebanyak 18.000 halaman/37 volume dalam 4 jilid
dengan pentahqiq Osman Yahia dan disunting oleh Ibrahim Madkour.48 <br />
<br />
Karya monumental kedua adalah Fushūsh al Hikam (untaian permata
kebijaksanaan). Diakui Ibnu’Arabi, karya ini ditulis berdasarkan
perintah Nabi SAW untuk diajarkan pada umat manusia. Terdiri dari 27
bab, setiap bab mengajarkan tentang kebijaksanaan yang dimiliki setiap
nabi, dimulai dari nabi Adam dan ditutup dengan Nabi Muhammad. Secara
keseluruhan mempresentasikan kebijaksanaan umat yang berbeda-beda menuju
kebijaksanaan universal yang dicakup oleh kenabian Muhammad. Karya ini
dianggap sebagai intisari dari ajaran Ibnu ‘Arabi, yang ditulis pada
tahun 1229 (627 H) di Damaskus, sekitar 10 tahun sebelum ia wafat.49 <br />
<br />
Selain dua karya utama tersebut, berikut adalah karya-karyanya yang
terhimpun dalam beberapa kategori. Karya yang berisi tentang metafisika
dan kosmologi ada tiga buah, yaitu Insya’al Dawair (lingkaran yang
meliputi) Uqlah al Mustawfiz dan Tadbirah al Ilahiyyah (pemerintahan
ilahiyyah)<br />
<br />
Suatu kumpulan karya Ibnu ‘Arabi yang berisi tentang
pengalaman-pengalaman spiritual dan petunjuk-petunjuk abstrak maupun
praktis bagi penempuh jalan ruhani, tergabung dalam Rasa’il Ibnu al
Arabi. Diantaranya adalah kitab-kitab sebagai berikut :50 <br />
<br />
a. Kitab Al Isra’ (Perjalanan malam)<br />
Ditulis pada tahun 1198 (594 H), menggambarkan pendakian mistik dan pertemuan dengan realitas spiritual nabi di tujuh langit.<br />
<br />
b. Hilyah al Abdāl (perhiasan para pengganti)<br />
Ditulis pada tahun 1203 (599 H) di Thaif. Mengajarkan empat penopang jalan yaitu : penyendirian, diam,lapar dan terjaga.<br />
<br />
c. Risalah al Anwār (risalah cahaya-cahaya)<br />
Ditulis pada tahun 1205 (602 H) di Konya untuk memenuhi permintaan
seorang sahabat. Mendiskripsikan persoalan-persoalan spiritual mengenai
pendakian non stop melalui berbagai tingkatan menuju kesempurnaan
manusia.<br />
<br />
d. Kitab Al Fana’ fi al Musyahadah (fana’ dalam kontemplasi)<br />
Ditulis di Bagdad pada tahun 1212 (608 H). Merupakan pemikiran mendalam
atas surat ke 98. Mendiskripsikan mengalaman visi mistik dan perbedaan
orang-orang berpengetahuan riil dengan orang-orang intelek.<br />
<br />
e. Istilah al Shufiyyah (istilah sufi) <br />
Ditulis pada tahun 1218 (615 H) di Malatya. Terdiri dari 199 definisi
singkat dari ekspresi penting yang lazim digunakan di antara hamba-hamba
Allah.<br />
<br />
Karya-karya mengenai biografi para sufi yang hidup di zamannnya adalah
Ruĥ al Quds (Ruh-ruh suci) dan Al Durrah al Fakhirah. Kedua kitab ini
diterjemahkan dalam satu buku oleh R.W.J Austin dan di beri judul Sufis
of Andalusia.<br />
<br />
Turjumān al Asywāq adalah karya Ibnu ‘Arabi yang mengundang penafsiran
negatif tentangnya, karena dianggap sebagai ekspresi dari cinta nafsu
yang dipersembahkan untuk Nizam. Tetapi kemudian sebagai pembelaan bahwa
itu merupakan ekspresi cinta terhadap Tuhan, Ibnu ‘Arabi menulis
Dzakha’ir al Alāq.<br />
<br />
Kitab Al Alif, kitab Al Ba’, kitab Al Ya’, adalah seni karya-karya
ringkas, menggunakan sistem penomoran alfabetis. Dimulai di Yerusalem
tahun 1204 (602 H). Seri kitab ini membahas prinsip-prinsip Ilahiyyah
yang berbeda-beda seperti : ketunggalan (ahadiyyah), kasih (Rahman) dan
cahaya (Nūr).<br />
<br />
Fihrist al mu’allafah adalah katalog karya tulis yang dibuat Ibnu ‘Arabi
sendiri untuk karya-karyanya yang memuat 248 karya. Di tulis pada tahun
1229/1230 (627 h) di Damaskus untuk muridnya Sadruddin al Qunawi.<br />
<br />
Selain karya-karya di atas, masih banyak lagi karya Ibnu ‘Arabi yang
akan memakan tempat jika dituliskan semua. Di bawah ini adalah
karya-karya yang dapat kami sebutkan :</div>
<ul>
<li>Mashasid al Asrar al Qusdsiyyah (kontemplasi misteri kudus)</li>
<li>Anqa’Mughrib (burung anqa’ di barat)</li>
<li>Misykat al Anwār (relung cahaya)</li>
<li>Mawaqi’ al Nujūm (letak bintang-bintang)</li>
<li>Taj al Rasa’il (mahkota surat-surat)</li>
<li>Kitab Jalāl wa al Jamāl (keagungan dan keindahan)</li>
<li>Kitab Tajalliyah (kitab teofani)</li>
<li>Dan Awrat al Usbu’ (doa’ untuk seminggu)</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />
D. <b>Unsur-unsur yang mempengaruhi pemikiran<u><i> </i></u>Ibnu ‘Arabi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Secara umum telah terbukti bahwa tasawuf merupakan fenomena spiritual
dan kultural yang tunduk kepada berbagai faktor dan pengaruh yang
melingkupi realitas sosial. Meskipun tidak diragukan lagi bahwa ajaran
dan prinsip Islam memiliki peran utama di mata kaum muslimin yang
dipegang dan dijadikan pedoman asasi, tetapi lingkungan Islam tidak
terlepas dari unsur-unsur lain yang masuk kemudian mempengaruhi tumbuh
dan berkembangnya berbagai aliran tasawuf. Menurut Ibrahim Madkour, ada
dua klasifikasi besar yang menjadi faktor yang mempengaruhi tasawuf
Islam yaitu faktor internal dan faktor eksternal.51<br />
<br />
Secara internal tasawuf terpengaruh oleh tindakan nabi dan para
sahabatnya yang berlandaskan pada hikmah dan mauidzah yang terdapat
dalam Al qur’an dan Al sunnah. Banyak ayat Al Qur’an yang mereka gunakan
sebagai dalil untuk justifikasi atas tindakan maupun perilaku mereka.
Misalnya saja Al Muzammil : 1-8 yang mengajak untuk berdzikir dan
beribadah. Atau surat Al Mujadalah : 7 yang menggambarkan kedekatan
hubungan manusia dengan Allah. Adapun hadist-hadist yang dijadikan dasar
pemikiran mereka tentang tujuan dari penciptaan makluk, seperti hadist
qudsi yang berbunyi :<br />
<br />
“Aku (bagaikan) gudang yang tersembunyi, kemudian aku ingin dikenali,
untuk itu aku menciptakan makluk, kemudian mereka mengenalku”52 <br />
<br />
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi tasawuf diantaranya adalah
tradisi Kristen yang sudah lebih dulu muncul di Jazirah Arab sebelum
Islam datang. Peradaban India-Cina. Selain itu yang begitu terlihat
dalam faktor eksternal ini adalah pengaruh dari filsafat Yunani,
terutama Plato, Aristoteles dan Neoplatonisme.53 <br />
<br />
Klasifikasi faktor internal dan eksternal ini ditujuakan untuk tasawuf
secara umum, meski demikian pemikiran tasawuf Ibnu ‘Arabi juga tidak
dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang telah disebut di atas.<br />
<br />
Secara eksplisit A.E. Affifi memaparkan sumber-sumber yang mempengaruhi
pemikiran Ibnu ‘Arabi dalam dua kelompok besar yaitu : sumber-sumber
dari Islam dan sumber-sumber non Islam. Sumber-sumber Islam disebutkan
ada tujuh macam yaitu :</div>
<ol>
<li>Qur’an dan Hadist-hadist Nabi</li>
<li>Sufi-sufi pantheistik, seperti Hallaj, Bayazid dan sebagainya.</li>
<li>Asketik-asketik muslim.</li>
<li>Theologia-theologia skolastik seperti Asy’ari dan Mu’tazilah.</li>
<li>Carmathian dan Ismailian (terutama Ikhwanus Shafa)</li>
<li>Aristotelian dan Neoplatonik Persia, terutama Ibnu Sina</li>
<li>Isyraqiyah</li>
</ol>
<br />
Sedangkan sumner-sumber non Islam adalah filsafat hellenistik, terutama Neoplatonik dan filsafat Pilo dan Stoies.54 <br />
<br />
AE. Affifi tidak memberi penjelasan secara rinci mengenai unsur-unsur
tersebut, tetapi menurutnya pada sisi filosofis Ibnu ‘Arabi lebih
merupakan seorang Neoplatonis sebagaimana yang di tunjukkan oleh aliran
Ikhwanus Shafa. Pada sisi mistis gayanya sama dengan Hallaj, tetapi
tidak dalam emosionalnya, karena Ibnu ‘Arabi jauh lebih besar sikap
intelektualnya. Pada sisi logika serta dalam hal etika dan
eskatologinya, Ibnu ‘Arabi menggunakan banyak sekali theologia-theologia
muslim.55<br />
<br />
Bagaimanapun juga harus diakui bahwa Ibnu ‘Arabi sosok ekletik yang
berusaha memadukan berbagai unsur – unsur pemikiran. Disamping ajaran
Islam yang menjadi unsur fundamental dari permikirannya, unsur-unsur
tersebut juga berasal dari ajaran Kristen kuno, Filsafat Yunani, Persia
dan India. Namun kita harus mengakui bahwa pemikirannya ini tidak
semata-mata diambil secara apa adanya atau asal-asalan dari sumbernya.
Oleh Ibnu ‘Arabi setiap unsur yang diambil disesuaikan dengan
proporsinya kemudian dipadukan, diolah dan di analisa sehingga
menghasilkan formula yang dapat diklaim otentik sebagai hasil
pemikirannya. Fakta sejarah membuktikan, meskipun dalam penyampaiannya
cenderung tidak beraturan dan sangat sulit dipahami, ajaran Ibnu ‘Arabi
dinyatakan oleh banyak pemikir sebagai doktrin yang paling lengkap dan
matang. <b>Pemikiran</b> <b>Ibnu ‘Arabi</b> digambarkan sebagai puncak dari penggambaran spritual dan intelektual dari tokoh tokoh sebelumnya.56</div>
<div style="text-align: justify;">
KONTROVERSI IBNU ARABI </div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pengakuan <b>Ibnu arabi</b>,
kitab fusus Al- Hikam merupakanpemberian Nabi Muhammad saw kepadanya
melalui mimpi. Dalam mimpi tersebut Nabi Muhammad saw mengatakan ini
kitab fusus Al Hikam , ambil dan sebarkan kepada umat manusia agar
mereka mengambil manfaat. Dalam pengakuannya juga, Ibnu Arabi tidak
pernah menulis yang mempunyai suatu maksud yang tertata, sebagaimana
penulis-penulis lainnya pada umumnya. Penulisannya berdasarkan kilatan
cahaya dari ilha Ilahi yang telah mendekatinya.Kalau karyanya dengan
jelas menunjukkan suatu komposisi, hal ini sesuatu yang tidak sengaja.
Dengan ilha Ilahi dan pengalaman ini, keyakinan Ibnu Arabi kepada Allah
swt semakin bertambah mantap.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan
melihat tamsil atau gambaran yang dituliskan Ibnu Arabi dalam kitab
fusus Al hikam sebagai bentuk bangunan pandangan Ibnu Arabi tentang
whdatul wujud atau manunggaling kawulo gusti. Banyak juga yang menilai
bahwa Ibnu Arabi sebenarnya sedang membangun pandangannya dengan
mengambil/meminjam perangkat-perangkat agama yang sudah mapan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan
pandangannya itu sudah menjadi cirri khas Ibnu arabi di hamper semua
karyanya selalu menampilkan gagasan keagamaan yang tidak lazim.
Karenanya, selama perjalanan hidupnya sering kali Ibnu Arabi mendapat
perlawanan dan kecaman dari berbagai kalangan, terutama kelompok kaum
fuqaha dan ahli hadist yang terkenal literalis dan formalis, ini
disebabkan karena teori tentang wahdatul wujud yang dianggap condong
pada panteisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Phanteisme
ialah kepercayaan bahwwa Tuha menjelma dimana-mana, bahwa segala yang
wujud di ala m ini adalah perwujudannya .Sedagkan manunggaling kawula
gusti secara literal berarti menyatu Hamba dan Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Predikat
negative yang melekat pada Ibnu arabi sehubugan dengan pandangan
wahdatul wujud kian menguat setelah mendapat kritikan tajam dari Ibnu
Taimiyah(w.728H/1328M).Menurut Ibnu Taimiyah wahdatul wujud bukanlah
tauhid, melainkan panteisme terselubung yang mengingkari eksistensi
Tuhan karena menganggap Tuhan ada di mana-mana dan menganggap alam
semesta (termasuk-manusia)sebagai manifestasinya:ma tsama mawjud illa
hadzal-‘alam Al-masyhud, yang artinya:tiada yang maujud kecuali alam
yang disaksikan ini. Inti paham ini, tegasnya, mengidentikkan wujud
Tuahn dengan wujud swgala yang ada:anna wujudal-ka’inat huwa ‘aynu
wujudillah, yang artinya:Sesungguhnya wujud ala mini adalah kenyataan
wujud Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu
Taimiyah tidak asal tuduh, beliau terkenal pemberani, jujur, dan
bernalar tajam, sebagai bukti tuduhannya juga di tunjukkna yaitu:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada pembukaan kitab Al-Futuhat Al-Makkiyah yang berbunyi:</div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan adalah benar –nyata , tetapi hamba juga benar nyata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pertanyaan Ibnu Taimiyah</b>:</div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Lantas siapa yang dibebani kewajiban?</li>
<li>Jika engkau katakana hamba, Dialah Tuhan.Tapi jika engkau katakan Tuhan, mengapa pula dibebani kewajiban?</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kitab Fusus Al-Hikam menyatakan</b>:</div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Subhana man azh-hara al-asy-ya’a wa huwa ‘aynuha (Mahasuci Allah yang mewujudkan segala sesuatu dan menjadi esensi-Nya)</li>
<li>Sang
kebenaran adalah Pencipta perspektif ini maka oahamilah, akan tetapi
juga bukan ciptaan dari perspektif itu maka inagtlah!.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dasar pernyataan Ibnu Arabi yaitu:surah Qaf ayat 16: <i>Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadannya dari pada urat
lehernya</i>.(Qs. Qaaf, 50:16).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu
Taimiyah dan ulama tafsir seperti imam Al-Biqa’i(w.885H/1480M) dalam
tafsirnya Nazhmu Ad-Durar fi Tanasub Al-Ayat wa as-suwar, Imam
Al-Qurtubi (w.617H/1273M) dalam tafsirnya Al=Jami’ li-Alkamil-Quran
pendapatnya :”Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya” itu
sebagai pernyataan figurative metaforis dan ini hanya merupakan
perumpamaan kedekatan (hadza matsal fi farth Al-qurb).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ungkapan-ungkapan.pernyataan
uang pernah dikeluarkan pleh Ibnu Arabi beralasan, letak perbedaannya
hanya terletak pada penafsiran dengan orang-orang yang menentangnya,
contohnya:</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kitab Futuhat Al- Makkiyah ketika ia menguraikan isi kandungan ayat Al-Mujaadilah ayat 7:</div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Tidakkah kamu perhatikan ,bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang dilangit dan di bumi?</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Tiada
pembicaraan rahasia antara tiga orang ,melainkan Dialah keempatnya. Dan
tiada(pembicaraan antara)lima orang, melainkan Dialah keenamnya.dan
tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih
banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kemudian
Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang
telahmereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu</i>.(Qs. Al-Mujaadilah, 58:7).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
IbnuArabi,
seorang pembaca yang cermat, dapat dengan mudah mengkap bahwa maksud
ungkapan “wa la adna min dzalika”adalah dua orang, sedangkan “wa la
aktsara”berarti tujuh orang atau lebih.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ibnu Arabi kemudian mengajukan pertanyaan</b> :</div>
<ul style="text-align: left;">
<li>Kenapa
di ayat tersebut dikatakan, jika ada tiga individu maka Allah adalah
yang keempatnya, dan jika ada lima maka Allah yang keenam?</li>
<li>Kenapa bukan, Jika ada empat maka dia kelimanya, ataupun jika ada enam maka Dia ketujuhnya?</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jawabannya(lanjutnya) Ibnu Arabi</b>:
adalah karena Allah hendak menegaskan keesaan-Nya (annahu yuridu
al-ifrad(, bahwa Dialah yang berdiri sendiri, yang wujudnya diperlukan
namun tidak memerlukan yang lain. Dalam setiap jumlah tersebut Allah
menjadi penggenap akan tetapi tidak termasuk didalamnya
(yasyfa’uha(ya’ni an-najwa)bima laysa minha).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dengan begitu….</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tambah
Ibnu Arabi, Allah juga menunjukkan status keberadaanNya. Maksudnya, tak
seorangpun dapat berdiri sendiri melainkan dengan wujudnya, digenapkan
oleh Al Haq, karena ketunggalan Nya dan Ke EsaanNya semata. Hatta la
takuna Al-ahadiyatu illa lahu yang artinya:sehingga tidak ada keesaan
kecuali bagiNya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena mahluk mustahil dapat menggenapkan Nya, tetapi sebaliknya Dia yang menggenapkan mahluk, firman Allah ta’ala:</div>
<div style="text-align: justify;">
Wahuwa ma’akum aina maa kunntum</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ibnu Arabi kemudian mengajukan pertanyaan lagi</b>:</div>
<ul style="text-align: left;">
<li>mengapa bukan sebaliknya?</li>
<li>Mengapa Allah tidak mengatakan :wa antum ma’a Hu aynamakana(dan kalian bersama Nya dimana saja Dia berada)?</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jawabannya(lanjutnya) Ibnu Arabi</b>: karena mustahil bagi mahluk dapat kita(fa-ya’lamu subhanahu kayfa yash-habuna wa la na’rifu kayfa nash – habuHu).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dasar pernyataan Ibnu Arabi juga ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
Singkatnya, tafsir dari surah <b>Al-Hadiid ayat 4</b>, <b>menurut Ibnu Arabi ialah</b>: Kebesertaan hanya mungkin bagi Nya, tetapi mustahil bagi kita(fa Al-ma’iyyah lahu tsabitah fina, manfiyyah ‘anna fihi).</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dialah
yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:Kemudian Dia
bersemayam di atas arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan
apa yang keluar dari padanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang
naik kepada Nya. <i>Dan Dia bersam kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah MahaMelihat apa yang kamu kerjakan</i></b>(QS.Al-Hadiid,57:4).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Taimiyah dan beberapa ulam tafsir ber[endapat :Ibnu arabi dan pengikutnya tergelincir ketika menafsirkan/memahami ayat ini</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Disini
Tampak ambivalensi/dualisme Ibnu Arabi. Disatu sisi terkesan menganut
panteisme dan di sisi lain terkesan menolaknya. Namun, sikap mendua Ibnu
Arabi ini juga ditangkap oleh Ibnu Taimiyah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Ibnu Taimiyah juga berpendapat bahwa Ibnu Arabi lebih dekat ke Islam dari pada panteisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
Keraguan
Ibnu Taimiyah pada akhirnya terjawab setelah bertemu dengan Taqyuddin
Ibnu Athoilah As-Sakandari Asy-Syadzily disebuah masjid di kairo, yang
menjelaskan makna-makna metafora Ibnu Arabi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau begitu yang sesat itu adalah pandanagn pengikut Ibnu Arabi yang tidak memahami makna sebenarnya “,komentar Ibnu Taimiyah.</div>
<div style="text-align: justify;">
ambil dari <a href="http://kilasislam.blogspot.com/2013/02/kontroversial-pandangan-terhadap-ibnu.html">sini </a></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-83326311371243917242013-05-03T04:45:00.004-07:002013-05-03T04:45:58.250-07:00IBNU TIFAIL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>Ibnu Thufail</b> (sekitar 1105–1185) nama lengkap; <b>Abu Bakar
Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Tufail al-Qaisi al-Andalusi
أبو بكر محمد بن عبد الملك بن محمد بن طفيل القيسي الأندلسي</b> (nama Latin <b>Abubacer</b>) ialah filsuf, dokter, dan pejabat pengadilan Arab Muslim dari Al-Andalus.<br />
<br />
Lahir di Guadix dekat Granada, ia dididik oleh Ibnu Bajjah (Avempace).
Ia menjabat sekretaris untuk penguasa Granada, dan kemudian sebagai
vizier dan dokter untuk Abu Yaqub Yusuf, penguasa Spanyol Islam
(Al-Andalus) di bawah pemerintahan Almohad, pada yang mana ia
menganjurkan Ibnu Rushd sebagai penggantinya sendiri saat ia
beristirahat pada 1182. Ia meninggal di Maroko.<br />
<br />
Di zamannya nama baiknya sebagai pemikir & pelajar telah membuatnya dipuji sebagai <b>Maecenas</b>. Ibnu Tufail juga merupakan pengarang <i><b>Hayy ibn Yaqthan</b></i>
حي بن يقظان (Hidup, Putra Kesadaran) roman filsafat, dan kisah alegori
lelaki yang hidup sendiri di sebuah pulau dan dan yang tanpa hubungan
dengan manusia lainnya menemukan kebenaran dengan pemikiran yang masuk
akal, dan kemudian keterkejutannya pada kontak dengan masyarakat manusia
untuk dogmatisme, dan penyakit lainnya.<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">Karier Ibnu Thufail</span></b><br />
<br />
<hr />
Karier Ibnu Thufail bermula sebagai dokter praktik di Granada. Lewat
ketenarannya sebagai dokter, ia diangkat menjadi sekretaris Gubernur di
provinsi tersebut. Pada tahun 1154 M (549 H) Ibnu Thufail menjadi
sekretaris pribadi Gubernur Cueta (Arab: Sabtah) dan Tangier (Arab :
Thanjah / Latin : Tanger) Abu Yaqub Yusuf al-Mansur, Khalifah kedua dari
Dinasti Muwahhidun (558 H / 1163 M – 580 H / 1184 M) selanjutnya
menjadi dokter pemerintah dan sekaligus menjadi qadhi.<br />
<div>
</div>
Pada masa khalifah Abu Yaquf Yusuf, Ibnu Thufail mempunyai pengaruh yang
besar dalam pemerintahan. Pada pihak lain, khalifah sendiri mencintai
ilmu pengetahuan dan secara khusus adalah peminat filsafat serta memberi
kebebasan berfilsafat. Sikapnya itu menjadikan pemerintahannya sebagai
pemuka pemikiran filosofis dan membuat Spanyol, seperti dikatakan R.
Briffault sebagai “<i>tempat kelahiran kembali negeri Eropa”</i>.<br />
<br />
Kemudian ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai dokter pemerintah
pada tahun 578 H / 1182 M, dikarenakan usianya yang sudah uzur.
Kedudukannya itu digantikan oleh Ibnu Rusd atas permintaan dari Ibnu
Thufail. Tapi dia tetap mendapatkan penghargaan dari Abu Yaqub dan
setelah dia meninggal pada tahun 581 H / 1185 M) di Marakesh (Maroko)
dan dimakamkan disana, Al-Mansur sendiri hadir dalam upacara
pemakamannya<br />
<br />
<b><span style="font-size: medium;">Karya-karya Ibnu Thufai</span></b><br />
<hr />
Ibnu Thufail adalah seorang dokter, filsuf, ahli matematika dan penyair
yang sangat terkenal dari Muwaddin Spanyol, tapi sayangnya hanya sedikit
sekali karya-karyanya yag dikenal orang.<br />
<br />
Miguel Casiri (1122 H/1710 M-1205 H/1790 M) menyebutkan dua karya yang masih ada, yaitu: <i><b>Risalah hay Ibn Yaqzhan</b></i> dan <b><i>Asrar al-Hikmah al- Mashriqiyyah</i></b>,
yang disebu terakhir ini berbentuk naskah. Kata pengantar dari Asror
menyebutkan bahwa itu hanya merupakan satu bagian dari risalah Hayy Ibn
Yaqzhan fi Asror al-Hikmah al-Mashriqiyyah.<br />
<br />
Kata Ibnu Thufail ini merupakan suatu kreasi yang unik dari pemikiran
filsafatnya. Sebelumnya, judul ini telah diberikan oleh Ibn Sina kepada
salah satu karya esoteriknya, tapi Ibnu Thufail berhasil menjadikan
kisah ini menjadi kisah roman filosofis yang unik. Ketajaman
filosofisnya yang menandai kebenaran kisah ini dan ia menjadikannya
salah satu kisah yang paling asli dan paling indah pada abad
pertengahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya buku ini diterjemahkan
kedalam bahasa ibrani, Latin, Inggris, Belanda, Prancis, Spanyol. Bahkan
pada zaman modern pun minat terhadap karya Ibnu Thufail ini tetap ada.<br />
<br />
<span style="font-size: medium;"><b>Pemikiran Ibnu Thufail</b></span><br />
<hr />
<b>1. Metafisika (ketuhanan)</b><br />
Tuhan menurut Ibnu Thufail adalah pemberi wujud pada semua makhluk.
Untuk membuktikan adanya Tuhan Ibnu Thufail mengemukakan tiga argument,
yaitu:<br />
<div>
<br />
a) Argumen Gerak (al-Harokat).<br />
Gerak ala mini menjadi bukti tentang adanya Allah, baik bagi orang yang
menyakini alam baharu (hadist), berarti ala mini sebelumnya tidak ada,
kemudian menjai ada. Oleh karena itu berarti ada penciptanya. Pencipta
inilah yang menggerakkan alam dari tidak ada menjadi ada yang disebut
dengan Allah. Tapi bagi orang yang menyakini alam kadim, alam ini tidak
didahului oleh tidak ada dan selalu ada, gerak ala mini kadim, tidak
berawal dan tidak berakhir, karena zaman tidak mendahuluinya (tidak
didahului oleh diam) adanya gerak ini menunjukkan secara pasti adanya
penggerak.</div>
<div>
<br />
b) Argumen Materi (al-Madat)<br />
Argument ini, menurut Ibnu Thufail dapat membuktikan adanya Allah, baik
yang menyakini alam kadim maupun hadistnya. Dalam hal ini Ibnu Thufail
mengemukakan pokok pikirannya yang terkait antara satu dengan yang
lainnya, yaitu:<br />
1) Segala yang ada ini tersusun dari materi dan bentuk;<br />
2) Setiap materi membutuhkan bentuk;<br />
3) Bentuk tidak mungkin bereksistensi penggerak;<br />
4) Segala yang ada (maujud) untuk berseksistensi membutuhkan pencipta.<br />
<br />
Dengan argumen diatas dapat dibuktikan adanya Allah sebagai pencipta
alam ini, Ia Maha Kuasa, bebas memilih serta tidak berawal dan tidak
berakhir.</div>
<div>
c) Argumen al-Gayyat dan al-Mayyat.<br />
Pada argumen ini pernah dikemukakan oleh al-kindi dan Ibn Sina, bahwa
segala yang ada di ala mini mempunyai tujuan tertentu dan merupakan
inayah dari Allah.</div>
<div>
2. Fisika<br />
Menurut Ibnu Thufail ala mini kadim dan juga baharu. Alam kadim karena
Allah menciptakannya sejak azali, tanpa didahului oleh zaman (taqaddum
zamany), dilihat dari esensinya alam adalah baharu karena terwujudnya
alam (ma’lul) bergantung pada zat Allah (illat).<br />
<br />
Pandangan menurut Ibnu Thufail ini merupakan kompromi antara pendapat
Aristoteles yang menyatakan alam kadim dengan ajaran kaum ortodok Islam
yang meyatakan alam baharu.</div>
<div>
3. Jiwa<br />
Menurut Ibnu Thufail jiwa manusia adalah makhluk yang tertinggi
martabanya. Menusia terdiri dari dua unsur , yakni jasad dan ruh
(al-Madad wa al-Ruh). Badan tersusun dari unsur-unsur, sedangkan jiwa
tidak tersusun. Jiwa bukan jisim dan juga bukan sesuatu daya yang ada
didalam jiwa. Setelah badan hancur (mengalami kematian) jiwa lepas dari
badan, dan selanjutnya jiwa yang pernah mengenal Allah selama dalam
jasad akan hidup dan kekal.<br />
<br />
Menurut Ibnu Thufail jiwa terdiri dari tiga tingkat, yakni dari yang
rendah jiwa tumbuhan (al-Nafs al-Hayawaniyyah), kemudian tingkat jiwa
yang martabatnya lebih tinggi dari keduanya, yaitu jiwa manusia (al-Nafs
al- natiqat).</div>
<div>
4. Epistimologi<br />
Dalam epistimologi, Ibnu Thufail menjelaskan bahwa ma’rifat itu dimulai
dari panca indra. Dengan pengamatan dan pengalaman dapat diperoleh
pengetahuan indrawi, hal-hal yang bersifat metafisis dapat diketahui
dengan akal dan intuisi. Menurutnya ma’rifat di lakukan dengan dua cara,
yaitu:<br />
a) Pemikiran/renungan akal, seperti yang dilakukan para<br />
filsuf muslim;<br />
b) Kasyf ruhani (tasawwuf), seperti yang biasa dilakukan oleh kamu sufi.
Ma’rifat kasyf ruhani ini dapat diperoleh dengan latihan-latihan ruhani
dengan penuh kesungguhan.<br />
<br />
5. Rekonsiliasi (Tawfiq) antara filsafat dan agama.<br />
Melalui roman filsafat hayy ibn Yaqzhan, Ibnu Thufail menekankan bahwa
antara filsafat dan agama tidak bertentangan, dengan kata lain, akal
tidak bertentangan dengan wahyu, tetapi juga dapat diketahui dengan
akal. Dalam hal ini, Ibnu Thufail berusaha dengan penuh kesungguhan
untuk merekonsiliasikan antara filsafat dan agama. Hayy dalam roman
filsafatnya, ia lambangkan sebagai akal yang dapat berkomunikasi dengan
Allah. Sedangkan absal, ia lambangkan sebagai wahyu (agama) dalam bentuk
esoteris, yang membawa hakikat (kebenaran). Sementara salman, ia
lambangkan sebagai wahyu (agama) dalam bentuk eksoteris. Kebenaran yang
dikehendaki agama, karena sumbernya sama, yakni Allah SWT.</div>
<div>
<b><span style="font-size: medium;"><br /></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: medium;">Sekilas Tentang Hayy Bin Haqzhan</span></b><br />
<hr />
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Hayy ibn Yaqzhan dikenal dengan nama "Philosophus Autodidactus" di
Barat. Pada bagian pendahuluan, Ibnu Thufail mempersembahkan beberapa
pandangan dari para pendahulunya, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, dan
Ibnu Bajjah. Al Farabi dikritik keras tentang pandangannya yang tidak
konsisten tentang alam akhirat. Tidak ada kritik tentang Ibnu Sina,
sebaliknya diceritakan bahwa kebijaksanaan oriental Ibnu Sina akan
diuraikan sepanjang sisa pekerjaannya. Pandangan Ibnu Bajjah dikatakan
belum lengkap, menyebutkan tentang kondisi spekulatif tertinggi tetapi
bukan kondisi diatasnya, yaitu "menyaksikan" atau pengalaman mistik.
Sementara pengalaman mistik al Ghazali tidak diragukan lagi, tak satupun
dari karya-karyanya tentang pengetahuan mistik telah dicapai oleh Ibnu
Thufail. Pendahuluan tersebut dimaksudkan untuk memberitahukan niat ibnu
thufail yaitu elaborasi kebijaksanaan oriental Ibnu Sina dan
menunjukkan bagaimana karyanya berbeda dari para pendahulunya.</div>
<div>
<br />
Inti dari pemikiran Ibnu Thufail termuat dalam karyanya ini. Antara akal
dan wahyu tidaklah memiliki kontradiksi yang begitu besar. Bahkan
keduanya dapat memiliki satu visi dan tujuan yang sama tentang
kebenaran. Dan juga akan memiliki titik keindahan bila keduanya dapat
digabungkan. Bahwa jalan yang ditunjukkan oleh agama dapat diperoleh
dengan intelektualitas manusia yang cenderung berhasrat untuk terus
bertanya dan mencoba menjawab apa yang ada dan juga oleh wahyu yang
dapat dijadikan petunjuk tetap menuju satu kebenaran. Keduanya sama-sama
dapat menuju kebenaran, demikian pesan yang ingin disampaikan oleh Ibnu
Thufail dalam karyanya Hayy Ibn Yaqdzan.</div>
<div>
<br />
Dalam karyanya ini, Ibnu Thufail seperti merasa jengah dengan pertikaian
2 proyektor besar dalam proses pencarian kebenaran, filsafat, dan
wahyu. Pertikaian yang diledakkan oleh al Ghazali dengan Tahafut
al-Falasifah nya menentang Ibnu Sina dan al Farabi yang fokus pada
ajaran Aristotelian mereka. Pertikaian yang pada dasarnya ada pada
ketidaksetujuan al Ghazali yang fokus pada 3 ajaran para filosof
terutama Ibnu Sina dan al Farabi tentang keabadian alam, penolakan
bangkitnya jasmani setelah mati, dan pengetahuan Tuhan yang universal.
Ketiga hal ini yang benar-benar dianggap oleh al Ghazali sebagai
penyalahgunaan rasio untuk menyelewengkan agama.</div>
<div>
<br />
Pertikaian ini coba didamaikan Ibnu Thufail dengan mengatakan bahwa
antara keduanya tidaklah jauh berbeda dalam memandang kebenaran yang
sama, eksternal, dan internal. Pemahaman agama melalui wahyu dan
pemahaman agama melalui nalar melihat kebenaran dari sisi yang berbeda
dengan hakikat yang sama.</div>
<div>
</div>
<b><span style="font-size: medium;">Kisah Hayy ibn Yaqzhan</span></b><br />
<hr />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtAJhEX67LpjlyUpj8lc9FALrt9KIeBi29DxVeK0l29ipZirxJ2z-BpZTEBRD05QAx23YVqA0RTXcu6-qvTVh8jKQl1xOYUuTPFkHYTRgeUHg6juhwwTAwL_rqocRAu3yxC2RTDiWGpHU/s1600/image5.gif" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em; text-align: center;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtAJhEX67LpjlyUpj8lc9FALrt9KIeBi29DxVeK0l29ipZirxJ2z-BpZTEBRD05QAx23YVqA0RTXcu6-qvTVh8jKQl1xOYUuTPFkHYTRgeUHg6juhwwTAwL_rqocRAu3yxC2RTDiWGpHU/s1600/image5.gif" /></a>Cerita
Hayy ibn Yaqzhan terjadi di sebuah pulau di daerah khatulistiwa yang
tidak dihuni oleh manusia. Disana Hayy ditemukan sendirian sebagai
seorang bayi. Beberapa filsuf berpendapat bahwa dia lahir secara spontan
ketika terjadi perbauran antar elemen telah mencapai sebuah
keseimbangan yang tepat, membuat perbauran ini mungkin untuk menerima
sebuah jiwa dari dunia ke-ilahian. Kalangan tradisional percaya bahwa
dia adalah anak dari seorang wanita yang memilih untuk menyembunyian
pernikahannya dengan kerabatnya, Yaqzan, dari saudara laki-lakinya yang
memerintah sebuah pulau dan tidak menemukan pasangan yang tepat untuk
saudara perempuannya. Setelah menyusui Hayy, dia meletakkannya ke dalam
sebuah kotak dan membuangnya ke dalam air yang membawanya ke pulau yang
tak berpenghuni.<br />
Seekor kijang betina yang baru saja kehilangan anaknya mendengar
tangisan Hayy. Dia menyusui Hayy, menjaganya dari hal-hal yang berbahaya
dan merawatnya sampai dia mati ketika Hayy berusia 7 tahun. Hayy
belajar meniru hewan-hewan dalam berbicara dan dia menutup tubuhnya
dengan dedaunan setelah menyadari bahwa tubuh hewan-hewan tersebut
tertutup dengan rambut atau bulu. Kematian si kijang mengubah kehidupan
Hayy dari sebuah ketergantungan menjadi sebuah eksplorasi dan penemuan.<br />
Dalam usaha untuk mengetahui alasan kematian kijang, sebuah alasan yang
tak bisa dijelaskan hanya dengan mengamati penampilan fisiknya saja. Dia
membelah si kijang dengan batu yang tajam dan buluh kering. Dia
menyadari bahwa setiap organ tubuh mempunyai fungsi yang wajar dan
terlihat di sebelah kiri lubang jantungnya kosong. Dia menyimpulkan
bahwa sumber kehidupan pasti berada di lubang tersebut dan pasti telah
ditinggalkannya. Dia merenungkan bagian penting tersebut yang
berhubungan dengan tubuh, sumbernya, tempat dimana bagian penting
tersebut telah pergi, cara kepergiannya, dan lain sebagainya. Dia
menyadari bahwa bukan tubuhnya tapi entitas vital dari kijang dan sumber
tindakannya. Dengan kesadaran tersebut dia kehilangan ketertarikan
terhadap tubuh kijang yang kemudian ia lihat hanya sebagai sebuah alat.
Selama dia belum dapat menguraikan entitas vital ini, dia menyelidiki
bahwa bentuk semua kijang sama dengan bentuk ibunya. Dari sini dia
berkesimpulan bahwa semua kijang telah diatur oleh sesuatu yang sama
dengan entitas vital yang mengatur kematian ibunya.<br />
<div>
<br />
Setelah penemuannya tentang kehidupan, dia menemukan api. Dia menyadari
bahwa berkebalikan dengan obyek-obyek alami lainnya yang bergerak
kebawah, api bergerak keatas. Ini mengindikasikan bahwa hakikat dari api
berbeda dengan obyek-obyek alami lain. Dia terus menyelidiki bagian
lain dari alam: organ binatang, penyusunannya, jumlah, ukuran dan posisi
serta kesamaan kualitas yang dimiliki binatang-binatang,
tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bergerak yang sangat tepat setiap
bagiannya. Lewat penalarannya, dia memahami konsep materi dan bentuk,
sebab dan akibat, kesatuan dan keragaman, serta konsep-konsep umum
berkaitan dengan bumi dan langit. Dia berkesimpulan bahwa alam semesta
adalah satu meskipun itu memiliki beberapa obyek, dia pindah ke
pertimbangan apakah alam semesta diciptakan atau abadi. Lewat penalaran
yang sangat rumit, dia menemukan bahwa baik gagasan penciptaan atau
keabadian keduanya tidak ada yang lepas dari adanya keberatan. Meskipun
dia tidak dapat memutuskan secara rasional apakah alam semesta
diciptakan atau abadi, dia berkesimpulan bahwa pasti ada sebuah penyebab
yang tetap bergantung dan bahwa penyebab ini atau 'necessary being'
bersifat non fisik dan hakikatnya diatas itu, bahkan jika tidak pada
waktunya.</div>
<div>
<br />
Dia juga menyimpulkan bahwa obyek dalam dirinya yang memahami penyebab
ini juga bersifat non-fisik. Semakin dilepaskan obyek non-fisik dalam
dirinya yang berasal dari kesadaran panca indera, semakin dekat
kemampuannya untuk melihat penyebab ini, sebuah penglihatan yang
memiliki kegembiraan tertinggi. Meskipun sensasi menghambat penglihatan
ini, dia merasa wajib untuk meniru binatang-binatang dengan mengalami
sensasi-sensasi untuk melindungi jiwa binatangnya yang akan mampu
membuatnya meniru tubuh surgawi. Meniru tubuh surgawi dengan melakukan
hal-hal seperti gerakan melingkar memberinya visi kontinu tetapi tidak
murni.</div>
<div>
<br />
Dengan pengetahuan tentang "necessary being", Hayy berusaha untuk meniru
sifat-sifat positif dari hal tersebut. Dengan sebuah usaha untuk
mentranseden dunia fisik, dia berusaha untuk meniru sifat-sifat yang
negatif. Peniruan dari "necessary being" untuk tujuan ini tidak
melibatkan diri dan oleh karena itu memberinya penglihatan yang murni.
Tidak hanya diri atau hakikat Hayy dihapus dalam keadaan ini, tapi juga
segala sesuatu selain dari "necessary being". Tidak ada penglihatan,
pendengaran, atau percakapan manusia dapat memahami keadaan ini, karena
itu terletak di luar dunia dan pengalaman akal. Oleh karenanya tidak ada
penjelasan bahwa "necessary being" dapat diebrikan, hanya tanda-tanda
saja, seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Sina dalam al-Isharat
wa-'l-tanbihat (Remarks and Admonitions). Seseorang yang mencari sebuah
penjelasan dari keadaan ini adalah seperti seseorang yang mencari 'rasa
dari warna karena mereka adalah warna-the taste of colours inasmuch as
they are colours-'. Verifikasi membutuhkan pengalaman langsung.
Menggunakan bahasa manusia yang dideskripsikan seperti sebuah alat yang
tanggung, untuk mengisyaratkan kebenaran hayy berkata bahwa harus ada
bukti dalam keadaan ini, "necessary being" menembus seluruh alam semesta
seperti sinar matahari menembus seluruh dunia fisik. Mencoba untuk
mengungkapkan yang tak terungkap, Ibnu Thufail mengatakan bahwa Hayy
menyadari dalam kondisi ini bahwa keseluruhan adalah satu, kesatuan
dalam keanekaragaman, seperti pertentangan lain, keberadaan hanya untuk
tanggapan panca indera. </div>
<div>
<br />
Di pulau sebelah, sekelompok orang termasuk sang raja, Salaman,
mempraktekkan sebuah agama yang masih menyiapkan misa-misa dengan
simbol-simbol, bukan kebenaran secara langsung. Absal, teman Salaman,
menyelidiki ritual dari agama ini tapi bertentangan dengan mereka yang
mematuhi arti harfiah dari agama itu, dia menggali kebenaran sampai
kedalam. Kecenderungan secara alami untuk menyendiri, seperti yang
terdapat dalam perjanjian dengan kutipan-kutipan tertentu dari Kitab
Suci, Absal pindah ke pulau dimana Hayy tinggal. Ketika dia bertemu
dengan Hayy, dia merasa takut sampai Hayy menjelaskan bahwa dia tidak
mempunyai maksud jahat. Absal lalu mengajari Hayy bahasa manusia dengan
menunjuk ke sebuah obyek sambil mengatakan kata-kata yang tepat untuk
menggambarkannya. Dengan bahasa yang ia dapat, Hayy mampu untuk
menjelaskan pada Absal tentang pengetahuan-pengetahuan yang didapatnya. </div>
<div>
</div>
<div>
Mendengar hal tersebut, Absal menyadari bahwa apa yang telah disaksikan
Hayy adalah kenyataan-kenyataan yang digambarkan dalam agamanya: Tuhan,
malaikat, kitab suci, nabi, akhirat dan lain sebagainya. Ketika Absal
membicarakan kebenaran-kebenaran dalam agamanya, Hayy juga menemukan
kebenaran-kebenaran ini sesuai dengan apa yang telah dia ketahui. Akan
tetapi, Hayy tidak dapat mengerti mengapa agama Absal menggunakan
simbol-simbol dan membolehkan indulgensi dalam obyek-obyek material. <br />
Hayy mengungkapkan ketertarikannya untuk mengunjungi pulau seberang
untuk menjelaskan pada penduduknya tentang kebenaran yang sejati. Absal,
yang tahu kondisi pulaunya, enggan untuk menemaninya. Berhadapan dengan
kelompok yang paling cerdas di pulau tersebut, Hayy menunjukkan rasa
hormatnya sampai dia mencoba untuk melampaui makna harfiah dari Kitab
suci mereka. Orang-orang mulai menjauhinya, mengalihkan perhatian mereka
dari kabenaran dengan aktivitas perdagangan. Hayy kemudian mengerti
bahwa orang-orang tidak mampu untuk memahami kebenaran sejati dan agama
tersebut dibutuhkan untuk kestabilan sosial dan kemanan mereka.
Kestabilan sosial dan keamana, akan tetapi, tak ada jalan keselamatan
untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Hanya obsesi ke-ilahian, yang langka
dijumpai diantara orang-orang ini, yang dapat menyediakan jalan
keselamatan kebahagiaan akhirat. Sebaliknya, obsesi keduniaan yang
dianut oleh sebagian bersar orang-orang ini akan membiarkan diri mereka
berakhir dalam kegelapan atau neraka.</div>
<div>
<br />
Sementara kebenaran akal dan wahyu adalah sama, sebagian besar dari
mereka mengikuti pilihan yang kedua, melakukannya untuk kesuksesan
duniawi dan karenanya mengalami kesengsaraan akhirat. Menyadari bahwa
usahanya untuk memberikan pencerahan pada orang-orang ini hanya akan
menurunkan stabilitas mereka tanpa mempersiapkan mereka untuk suatu
kebahagiaan, Hayy meminta masyarakat untuk melanjutkan aktivitas agama
mereka, memperingatkan mereka hanya terhadap kegemaran mereka terhadap
hal-hal duniawi. Hayy dan Absal kemudian kembali ke pulau kosong untuk
mempraktekkan ilmu mereka dalam keterasingan.</div>
<div>
<br />
Ibnu Thufail mengakhirkan ceritanya dengan menggambarkannya seperti
'menyediakan sepotong pembahasan yang tidak ditemukan dalam sebuah buku
atau didengar dalam pembicaraan'. Bagaimana hal ini harus dimengerti
ketika beliau sebelumnya telah mengatakan pada kita di pendahuluan bahwa
hasil karyanya ini adalah sebuah elaborasi dari kebijaksanaan oriental
Ibnu Sina? Mungkin jawabannya dapat ditemukan dalam penegasan Ibnu
Thufail tentang keunikan dari 'pembahasan' atau 'pembicaraan' tertentu,
bukan di dalam keunikan dari isinya. Jika demikian, keaslian karya akan
tampak terletak hanya dalam bentuknya.</div>
<div>
</div>
<div>
<b><span style="font-size: medium;">Wafatnya Ibnu Thufail</span></b></div>
<hr />
Ibnu Tufail meninggal dunia pada tahun 1185 M di Maroko. Hingga kini,
namanya tetap abadi lewat karya tulis yang dihasilkannya. Dunia Barat
tetap menghormati dan mengaguminya sebagai seorang ilmuwan hebat.
Sayangnya, justru peradaban Islam yang kerap melupakan jasa-jasa ilmuwan
Muslim di era keemasannya. Peradaban Islam modern lebih takjub pada
ilmuwan-ilmuwan Barat yang se jatinya belajar dari ilmuwan Muslim. Tak
heran jika generasi muda Muslim lebih mengetahui ilmuwan Barat
dibandingkan ilmuwan Islam. Sosok Ibnu Thufail sangat penting untuk
dikaji dan di perkenalkan kepada generasi muda Islam. Sehingga mereka
bisa bangga dan meniru jejak perjuangannya.</div>
</div>
<div>
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><i><span style="color: #666666;">Ibnu Thufail adalah seorang Filosof
yang memiliki disiplin ilmu dalam berbagai bidang, tetapi idak banyak
mempunyai karya-karya seperti filosof lainnya, hanya sedikit
karya-karyanya yang dikenal oleh orang. Kemudian pemikiran yang
dihasilkan oleh Ibnu Thufail, yaitu: metafisika, Fisika, Jiwa,
Epistimologi dan Rekonsiliasi antara filsafat dan agama. Salam
saya...Zulfan Afdhilla</span></i></i></div>
<i>
</i>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><i><span style="color: #666666;"><br /></span></i></i></div>
<br />
<hr />
<i>
</i>DAFTAR PUSTAKA<br />
Ahmad Zainal Hamdi, Tujuh Filsuf Muslim, Yoyakarta: Pustaka Pesantren, 2004.<br />
Prof. Dr. H. Sirajjuddin, MA. Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya, Yogyakarta: PT.<br />
Raja Grafindo Persada, 2007.<br />
M.M. Syarif, MA. “The Philosophers”, dari buku History of Muslim Philoshophy,<br />
Bandung: Mizan, cet. I, 1985
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />Read more: <a href="http://zulfanafdhilla.blogspot.com/2012/11/biografi-ibnu-thufail-filosofus-hayy.html#.UYOi0CJ3s04">in here</a></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-80716103515813790772013-05-03T04:41:00.004-07:002013-05-03T04:41:45.556-07:00IBNU BAJJAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
AB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Filsafat adalah merupan induk dari ilmu pengetahuan, karena Filsafat
mendorong orang untuk berfikir secara menyeluruh untuk mengungkap
hakikat dari sesuatu. Dengan berfikir secara Filsafat tentang sesuatu
atau ilmu kita dapat menghasilkan suatu metode atau ilmu baru yang
merupakan turunan dari ilmu yang telah ada. Jadi sangat wajar bila para
Filosof dapat memahami hakikat sesuatu atau ilmu dan dapat memunculkan
teori-teori baru disamping teori yang telah ada.<br />
Filsafat hadir kedalam kehidupan manusia sejak Zaman sebelum masehi,
tetapi mulai terpetakan pada zaman emperium Romawi di Yunani, sehingga
menghasilkan para Filosof seperti: Thales, Plato, Phrotagoras, Aries
toteles dan lain-lain. Demikian juga di dunia Islam Filsafat sudah
dikenal sejak abad ke-2 Hijriah, pada masa pemerintahan bani Abasyiah
yang berpusat di Baghdad. Pada saat itu banyak buku-buku Filsafat Yunani
yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab, sehingga banyak menghasilkan
para Filosof Islam seperti: Al Farabi, Ibnu Sina (Avencena}, Ibnu
Kaldun. Hal senada juga terjadi di dunia Barat atau Eropa, ketika di
pimpin oleh Khalifah Islam, disana Filsafat berkembang dan melahirkan
para filosof islam seperti: Ibnu Bajjah (Avenpace}, Ibnu Tufail, dan
lain-lain. Namun setelah Khalifah islam runtuh orang jarang mengenal
para Filosof dari dunia Islam bahkan terkesan dunia Islam tidak mengenal
Filsafat apalagi sampai memiliki para filosof muslim.<br />
Atas dasar permasalahan diatasmaka penulis menyusuin makalah ini ynag
berjudul ”IBNU BAJJAH DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA”. Dengan makalah ini
penulis berharap pembaca dapat memahami ilmu filsafat berdasarkan
pemikiran yang islami yang bersumber dari wahyu Allah SWT, dan dapat
mengenal filosof dari dunia Islam.
<br />
B. Perumusan masalah<br />
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut :<br />
1. Siapakah Ibnu Bajjah dan biografinya ?<br />
2. Apakah pemikiran filsafat Ibnu Bajjah ?<br />
3. Bagaimanakah pemikiran Filsafat Ibnu Bajjah mengenai Ilmu pengetahuan ?<br />
4. Apakah kontribusi Ibnju Bajjah terhadap ilmu sains ?<br />
C. Tujuan Penulisan<br />
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :<br />
1. Siapakah Ibnu Bajjah dan biografinya ?<br />
2. Apakah pemikiran filsafat Ibnu Bajjah ?<br />
3. Bagaimanakah pemikiran Filsafat Ibnu Bajjah mengenai Ilmu pengetahuan ?<br />
4. Apakah kontribusi Ibnju Bajjah terhadap ilmu sains ?<br />
D. Sistematika pembahasan<br />
Dalam sistematika penulisan makalah ini, penilis membagi menjadi 3 bab, yaitu:<br />
Bab I Pendahuluan, isinya membahas tentang: latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika pembahasan.<br />
Bab II Ibnu Bajjah dan pemikiran filsafatnya, isinya membahas tentang:
Filsafat Dan Dunia Islam, Biografi Ibnu Bajjah, Filsafat Ibnu Bajjah
tentang ilmu dan Sains, Kontribusi Ibnu Bajjah Dalam Bidang Ilmu Dan
Sains.<br />
Bab III Penutup, berisi kesimpulan-kesimpulan dan saran –saran.<br />
Daftar Pustaka, berisi tentang referensi yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini.<br />
<br />
BAB II<br />
IBNU BAJJAH DAN PEMIKIRANNYA<br />
A. Filsafat Dan Dunia Islam<br />
Filsafat adalah merupakan ibu dari ilmu pengetahuan karena Filsafat
memacu manusia dengan akal fikirnya untuk menguak semua hakikat dalam
sebuah ilmu pengetahuan sehingga melahirkan sebuah cabang – cabang ilmu
baru. Dalam Filsafat sangat mengedepankan penggunaan akal pikiran yang
rasional yang merupakan anugerah dari tuhan yang maha kuasa yang
merupakan keistimewaan manusia dibandingkan ciptaan-Nya yang lain. Dalam
pilsafat selalu mencari kebenaran yang hakiki yang dapat membawa
manusia dalam kehidupan yang damai.<br />
Filsafat bersal dari kata arab falsafah, yang berasal dari bahasa yunani
, philosophia, yang berarti philos=cinta, dan Sophia=pengetahuan jadi
philosophia cinta kepada kebijaksanaan kebenaran.jadi setiap orang yang
berfilsafat maka dia akan bijaksana.<br />
Filsafat juga berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat
artinya berpikir, namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah
semboyan mengatakan semua manusia itu filsuf, semboyan ini benar juga,
sebab semua manusia itu berpikir. Akan tetapi, secara umum semboyan itu
tidak benar, sebab tidak semua orang yang berpikir itu adalah filsuf.<br />
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan
sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: filsafat adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.<br />
Adapun pembentukan kata filsafat menjadi kata Indonesia diambil dari
kata barat yaitu fil dan safat dari kata arab sehingga terjadilah
gabungan antara keduanya dan menimbulkan kata filsafat.<br />
Filsapat pada mulanya lahir di Yunani pada masa imperium Romawi dengan
melahirkan banyak ahli filsafat seperti Plato, Aries toteles, dan lain –
lain. Kemudian pemikiran Filsafat masuk dan berkembang di dunia Islam
pada abad ke-8 masehi atau abad ke-2 hijriah pada masa pemerintahan
Daulah Abasyiah yang dikenal dengan “The Golden Of Age” karena saat itu
ilmu pengetahuan berkembang pesat. Pada saat itu banyak buku – buku
Filsafat Yunani diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Sejak saat itu
pemikiran Filsafat berkembang di dunia Islam dari bagian timur dunia
Islam (Masyriqi) hingga ke bagian barat dunia Islam (Magribi).<br />
Di dunia islam perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di dorong
oleh ajaran al-qur’an dan hadits yang menganjurkan kepada umatnya supaya
menghargai kekuatan akal dan mencari ilmu pengetahuan dimanapun saja.
Filsafat islam dibagian timur dunia islam(masyriqi) berbeda dengan
filsafat islam di bagian barat dunia islam (Magribi).di timur terdapat
tiga orang filosof terkemuka, al-kindi, al-farabi dan ibnu sina, di
barat juga terdapat tiga orang filosof kenamaan, ibn bajjah, ibn thufail
dan ibn rusyd. Filsafat islam lebih dulu muncul di timur sebelum di
barat, sebagai akibat adanya peradaban yang berpusat di syam dan Persia
setelah sebelumnya berpusat di Athena dan iskandariyah. Munculnya
filsafat di kawasan maghribi terlambat dua abad lamanya dibanding dengan
kehadiranya di kawasan masyriqi, setelah pemerintahan bani umayyah
berdiri mantap, tidaklah sukar bagi orang arab menerjemahkan buku
filsafat , kegiatan ini di lakukan oleh para cendikiawan atas dorongan
para khalifah dan para penguasa arab.<br />
Pada pertengahan abad ke-4 H, beberapa orang andalus pergi ke kawasan
masyriqi untuk menuntut ilmu pengetahuan . karena kebutuhan pembangunan
di andalus, orang mulai banyak menuntut ilmu matematika dan ilmu falak.
Keadaan seperti itu tetap berlangsung selama dua abad, makin lama
kebutuhan akan buku-buku filsafat terasa semakin mendesak, di samping
kebutuhan akan buku-buku ilmu pengetahuan. Dengan demikian maka lahirlah
pemikir-pemikir filsafat. Dalam suasana perkembangan ilmu seperti
tersebut di atas muncullah seorang filosof andalus bernama abu bakar
Muhammad bin yahya ibn bajjah. Filsafat ibnu bajjah banyak terpengaruh
oleh pemikiran islam dari kawasan di timur, seperti al-farabi dan ibnu
sina. Hal ini di sebabkan kawasan islam di timur lebih dahulu melakukan
penelitian ilmiah dan kajian filsafat dari kawasan islam di barat
(andalus). Dan inilah yang mendasari penulis untuk mengkaji bagaimana
sosok Ibnu Bajjah dalam memberikan perhatian dan kontribusi yang sangat
besar terhadap dunia filsafat.<br />
B. Biografi Ibnu Bajjah<br />
Umat Islam telah sampai ke tanah Spanyol (Andalusia) semenjak zaman
sahabat Rasul. Kedatangan mereka telah berhasil mempengaruhi kehidupan
masyarakat di sana khususnya dalam bidang keilmuan. Sepanjang
pemerintahan Islam di Spanyol, telah lahir sejumlah cendikiawan dan
sarjana dalam pelbagai bidang ilmu. Sebagian mereka ialah ahli sains,
matematika, astronomi, perobatan, filsafat, sastera, dan sebagainya.<br />
Abu Bakr Muhammad Ibn Yahya al-Saigh atau lebih terkenal sebagai Ibnu
Bajjah adalah salah seorang diantara para cendekiawan Muslim
tersebut,dia berasal dari keluarga al-tujib karena itu ia dikenal
sebagai al-tujibi yang bekerja sebagai pedagang emas
(bajjah=emas).tetapi di Barat ia lebih dikenal dengan nama Avempace.
Ibnu Bajjah sebagai sarjana Muslim multi-telenta. Ibnu Bajjah dikenal
sebagai seorang astronom, musisi, dokter, fisika, psikologi, pujangga,
filsuf dan ahli logika dan matematikus. Sang ilmuwan agung ini terlahir
di Saragosa, Spanyol tahun 1082 M. Ibnu Bajjah mengembangkan beragam
ilmu pengetahuan di zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun.Ibnu Bajjah
dikenal sebagai penyair yang hebat. Pamornya sebagai seorang sastrawan
dan ahli bahasa begitu mengkilap. Salah satu bukti kehebatannya dalam
bidang sastra dibuktikannya dengan meraih kemenangan dalam kompetisi
puisi bergengsi di zamannya. Selain dikenal sebagai seorang penyair, Ibn
Bajjah juga dikenal sebagai musisi. Ia piawai bermain musik terutama
gambus. Yang lebih mengesankan lagi, Ibnu Bajjah adalah ilmuwan yang
hafal Alquran.<br />
Selain menguasai beragam ilmu, Ibnu Bajjah pun dikenal pula sebagai
politikus ulung.Kehebatannya dalam berpolitik mendapat perhatian dari
Abu Bakar Ibrahim, gubernur Saragosa. Ia pun diangkat sebagai menteri
semasa Abu Bakr Ibrahim berkuasa di Saragossa. Setelah itu, Ketika kota
Saragossa jatuh ketangan raja alfonso 1 di Aragon ibnu bajjah terpaksa
pindah ke kota Seville via Valencia. Di kota ini ia bekerja sebagai
seorang dokter. Kemudian dari sini ia pindah ke Granada dan selanjutnya
berangkat ke afrika utara, pusat kerajaan dinasti murabith barbar.
Setelah itu Ibnu bajjah berangkat pula ke fez, marokko. Di kota ini ia
di angkat menjadi wazir oleh Abu bakar yahya ibnu yusuf ibnu tashfin
selama 20 tahun. Akhirnya di kota inilah ia menghembuskan napasnya yang
terakhir pada bulan ramadhan 533 H/1138 M, menurut beberapa informasi
kematianya ini karena di racuni oleh temanya, “Ibn zuhr” dokter
termasyhur pada zaman itu, yang iri hati terhadap kejeniusanya.<br />
C. Filsafat Ibnu Bajjah<br />
a)Epistimologis<br />
Sebagai tokoh pemula filsafat islam di Dunia islam barat, ibn bajjah
tidak lepas dari pengaruh saudara-saudaranya, filsuf dari islam timur.
Terutama pemikiran al-Farabi dan Ibn Sina. Dalam bukunya yang terkenal
tadbir al- mutawahhid, ibn bajjah mengemukakan teori al-ittishal, yaitu
bahwa manusia mampu berhubungan dan meleburkan diri dengan akal fa’al
atas bantuan ilmu dan pertumbuhan kekuatan insaniah.<br />
Berkaitan dengan teori al-ittishal tersebut, ibn bajjah juga mengajukan
satu bentuk epistimologi yang berbeda dengan corak yang dikemukakan
al-Ghozali di Dunia islam timur. di Dunia islam timur.kalau al-Ghozali
berpendapat bahwa ilham adalah sumber pengetahuan yang lebih penting dan
lebih dipercaya, maka ibn bajjah mengkritik pendapat itu, dan
menetapkan bahwa sesungguhnya perseorangan mampu sampai pada puncak
pengetahuan dan dan melebur kedalam akal fa’al, bila ia bersih dari
kerendahan dan keburukan masyarakat. Karena masyarakat bisa melumpuhkan
daya kemampuan berpikir perseorangan dan menghalanginya untuk mencapai
kesempurnaan, hal ini disebabkan masyarakat itu berlumuran dengan
perbuata-perbuatan rendah dan keinginan hawa nafsu yang kuat. jadi,
dengan kekuatan dirinya manusia bisa sampai kepada martabat yang tinggi,
melalui pikiran dan perbuatan.<br />
Pemikiran tentang epistimologi ini disebut ibn bajjah dalam bukunya,
tadbir al-mutawahhidyang berisi delapan pasal, dapat disarikan sebagai
berikut:<br />
Pasal pertama: penjelasan kata tadbir, ibn bajjah menjelaskan arti kata
tadbir dipakai terhadap setiap kumpulan peraturan yang mengenai dengan
perbuatan menuju suatu tujuan, seperti mengatir keluarga atau Negara.
Manakalah perbuatan-perbuatan seorang yang bertujuan kepada maksud yang
tinggi, haruslah perbuatan itu timbul dari pemikiran yang luas, jauh
sekali dari pengaruh luar.<br />
Pasal kedua: berisi penjelasan tentang perbuatan-perbuatan yang bersifat
kemanusiaan, untuk menjelaskan yang mungkin membuktikan tujuan “orang
yang menyendiri” dibaginya perbuatan kepada dua bagihan:<br />
1-perbuatan yang timbul dari kehendak mereka, sesudah memperhatikan dan mempertimbangkan.<br />
2- suatu perbuatan yang timbul dan bersifat instink hewani yang tunduk
kepada jiwa manusia yang berpikir. Perbuatan ini dinilai tingkatan
akhlak yang paling tinggitetapi, manakalah seseorang yang kekuatan
hewaninya bisa mengalahkan kekuatan berpikirnya, maka ia lebih hina
daripada hayawan.<br />
Pasal ketiga: yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan menyendiri,
yaitu memperoleh urusan yang bersifat pemikiran, maka wajiblah
mengetahui urusan-urusan ini.<br />
Pasal keempat: pembahagian perbuatan manusia kepada tiga macam:<br />
1- perbuatan yang tujuanya berpa bentuk jasmani, seperti minum, makan, pakaian dan yang serupa seperti itu.<br />
2- Perbuatan yang tujuanya adalah bentuk rohaniah perseorangan, bukanlah
kelezatan hewani yang menjadi tujuan daripada bahagian ini, tapi yang
dituju adalah menyempurnakan bentuk rohani, sehingga seseorang
memperoleh ketentraman pikiran dan kesenangan perasaan.<br />
3- Perbuatan yang bertujuan bentuk rohaniah umum. Perbuatan ini adalah
perbuatan rohaniah yang lebih sempurna, yang berhubungan dengan akal
aktif(akal fa’al).<br />
Pasal kelima: berisi bahwa seorang mutawahhid (penyendiri) harus memilih
perbuatan yang paling tinggi, sehingga sampai kepada tujuan akhir.<br />
Pasal enam dan pasal tujuh, kembali memperpanjang uraian mengenai
bentuk-bentuk rohaniah dan perbuatan-perbuatan yang bertalian dengannya
serta tujuan-tujuan yang ingin dicapai.<br />
Pasal kedelapan: menjelaskan apa yang dimaksud dengan tujuan akhir.<br />
b) Metafisika<br />
Menurut Ibnu bajjah, segalah yang ada (al-maujudat) terbagi dua: yang
bergerak dan yang tidak bergerak. Yang bergerak adalah jisim (materi)
yang sifatnya finite (terbatas). Gerak terjadi dari perbuatan yang
menggerakkan terhadap yang di gerakkan. Gerakan ini di gerakkan pula
oleh gerakan yang lain, yang akhir rentetan gerakan ini di gerakkan oleh
penggerak yang tidak bergerak; dalam arti penggerak yang tidak berubah
yang berbeda dengan jisim (materi). Penggerak ini bersifat azali. Gerak
jisim mustahil timbul dari subtansinya sendiri sebab ia terbatas. Oleh
karena itu, gerakan ini mesti berasal dari gerakan yang infinite (tidak
terbatas) yang oleh ibnu bajjah disebut dengan ‘aql.<br />
Kesimpulanya, gerakan alam ini –jism yang terbatas- digerakkan oleh ‘aql
(bukan berasal dari subtansi alam sendiri). Sedangkan yang tidak
bergerak adalah ‘aql, ia menggerakkan alam dan ia sendiri tidak
bergerak. ‘aql inilah disebut dengan Allah (‘aql, aqil, dan ma’qul)
sebagaimana yang dikemukakan oleh al-farabi dan ibnu sina sebelumnya.<br />
Perluh di ketahui bahwa para filosof muslim pada umumnya menyebut Allah
itu adalah ‘aql. Argumen yang mereka majukan adalah Allah pencipta dan
pengatur alam yang beredar menurut natur rancangan-Nya, mestilah ia
memiliki daya berpikir. Kemudian dalam mentauhidkan Allah
semutlak-mutlaknya, para filosof muslim menyebut Allah adalah zat yang
mempunyai daya berpikir (‘aql), juga berpikir (‘aqil) dan objek
pemikiranya sendiri (ma’qul). Keseluruhanya adalah zat-Nya yang Esa.<br />
Sebagaimana Aristoteles, ibnu bajjah juga mendasarkan filsafat
metafisikanya pada fisika. Argument adanya Allah adalah dengan adanya
gerakan di alam ini. Jadi, Allah adalah azali dan gerakanya adalah
bersifat tidak terbatas.<br />
Disinlah letak kelebihan ibnu bajjah walaupun ia berangkat dari filsafat
gerak aristoteles, namun ia kembali kepada ajaran islam. Dasar filsafat
aristoteles ialah ilmu pengetahuan alam yang tidak mengakui adanya
sesuatu di balik alam empiris ini. Kendatipun penggerak pertama berbeda
dengan materi, namun ia masih bersifat empiris. Ibnu bajjah tampaknya
berupaya mengislamkan argument metafisika aristoteles. Karena itu ,
menurutnya Allah tidak hanya penggerak, tetapi ia adalah pencipta dan
pengatur alam.<br />
C. JIWA<br />
Menurut pendapat ibnu bajjah, setiap manusia mempunyai jiwa. Jiwa ini
tidak mengalami perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa adalah penggerak
bagi manusia. Jiwa di gerakkan dengan dua jenis alat: alat-alat
jasmaniah dan alat-alat rohaniah. Alat-alat jasmaniah antaranya ada
berupa buatan dan ada pula berupa alamiah, seperti kaki dan tangan.
Alat-alat alamiah ini lebih dahulu dari alat buatan’ yang di sebut juga
oleh ibnu bajjah dengan pendorong naluri (al-harr al-garizi) atau roh
insting. Ia terdapat pada setiap makhluk yang berdarah.<br />
Jiwa menurut ibnu bajjah, adalah jauhar rohani, akan kekal setelah mati.
Di akhirat jiwalah yang akan menerima pembalasan, baik balasan
kesenangan (surga) maupun balasan siksaan (neraka). Akal, daya berpikir
bagi jiwa, adalah satu bagi setiap orang yang berakal. Ia dapat bersatu
dengan akal fa’al yang di atasnya dengan jalan ma’rifah filsafat.<br />
D. AKAL DAN MA’RIFAH<br />
Ibnu bajjah menempatkan akal dalam posisi yang sangat penting. Dengan
perantaraan akal, manusia dapat mengetahui sesuatu, termasuk dalam
mencapai kebahagiaan dan masalah ilahiyat. Akal menurut ibnu bajjah
terdiri dari dua jenis. Akal teoritis dan akal praktis. Akal teoritis di
peroleh hanya berdasarkan pemahaman terhadap sesuatu yang kongkret atau
abstrak. Sedangkan akal praktis di peroleh melalui penyelidikan
(eksperimen) sehingga menemukan ilmu pengetahuan.<br />
Oleh karena itu, pengetahuan yang di peroleh akal ada dua jenis pula.
Yang dapat di pahami , tetapi tidak dapat di hayati; yang dapat dipahami
dan dapat pula dihayati.<br />
Berbeda dengan Al-ghazali, menurut ibnu bajjah manusia dapat mencapai
puncak ma’rifah dengan akal semata, bukan dengan jalan sufi melalui
al-qlb, atau al-zauq. Manusia kata ibnu bajjah, setelah bersih dari
sifat kerendahan dan keburukan masyarakat akan dapat bersatu dengan akal
aktif dan ketika itulah ia akan memperoleh puncak ma’rifah karena
limpahan dari Allah.<br />
E. Etika Dan Akhlak<br />
Ibnu bajjah membagi perbuatan manusia kepada dua bagian. Bagian pertama,
ialah perbuatan yang timbul dari motif naluri dan hal-hal lain yang
berhubungan denganya, baik dekat atau jauh. Bagian kedua ialah perbuatan
yang timbul dari pemikiran yang lurus dan kemauan yang bersih dan
tinggi dan bagian ini disebutnya, perbuatan-perbuatan manusia.<br />
Pangkal perbedaan antara kedua bagian tersebut bagi ibnu bajjah bukan
perbuatan itu sendiri melainkan motifnya. Untuk menjelaskan kedua macam
perbuatan tersebut, ia mengemukakan seorang yang terantuk dengan batu,
kemudian ia luka-luka, lalu ia melemparkan batu itu. Kalau ia
melemparnya karena telah melukainya maka ia adalah perbuatan hewani yang
didorong oleh naluri kehewananya yang telah mendiktekan kepadanya untuk
memusnahkan setiap perkara yang menganggunya.<br />
Kalau melemparkanya agar batu itu tidak mengganggu orang lain,bukan
karena kepentingan dirinya, atau marahnya tidak bersangkut paut dengan
pelemparan tersebut, maka perbuatan itu adalah pekerjaan kemanusiaan.
Pekerjaan yang terakhir ini saja yang bisa dinilai dalam lapangan
akhlak, karena menurut ibnu bajjah hanya orang yang bekerja dibawah
pengaruh pikiran dan keadilan semata-mata, dan tidak ada hubunganya
dengan segi hewani padanya, itu saja yang bisa dihargai perbuatanya dan
bisa di sebut orang langit.<br />
Setiap orang yang hendak menundukkan segi hewani pada dirinya, maka ia
tidak lain hanya harus memulai dengan melaksanakan segi kemanusiaanya.
Dalam keadaan demikianlah, maka segi hewani pada dirinya tunduk kepada
ketinggian segi kemanusiaan, dan seseorang menjadi manusia dengan tidak
ada kekuranganya, karena kekurangan ini timbul disebabkan ketundukanya
kepada naluri.<br />
F. MANUSIA PENYENDIRI<br />
Filsafat ibnu bajjah yang paling populer ialah manusia penyendiri
(al-insan al-munfarid) dalam menjelaskan manusia penyendiri ini, ibnu
bajjah terlebih dahulu memaparkan pengertian tadbir al-mutawahhid. Lafal
tadbir, adalah bahasa arab, mengandung pengertian yang banyak, namun
pengertian yang diinginkan oleh beliau ialah mengatur perbuatan untuk
mencapai tujuan yang di inginkan, dengan kata lain aturan yang sempurna.
Dengan demikian, jika tadbir dimaksudkan pengaturan yang baik untuk
mencapai tujuan tertentu,maka tadbir tentu hanya khusus bagi manusia.
Sebab pengertian itu ,hanya dapat dilakukan dengan perantaraan akal,yang
akal hanya terdapat pada manusia. Dan juga perbuatan manusia
berdasarkan ikhtiar. Hal inilah yang membedakan manusia dari makhluk
hewan.<br />
Lebih lanjut ibnu bajjah menjelaskan tentang tadbir bahwa kata ini
mencakup pengertian umum dan khusus .tadbir dalam pengertian umum,
seperti disebutkan diatas ,adalah segala bentuk perbuatan manusia.
Sementara itu tadbir dalam pengertian khusus adalah pengaturan negara
dalam pencapaian tertentu. Yakni kebahagian.pada pihak lain ,filosof
pertama spanyol ini menghubungkan istilah tadbir pada Allah swt.maha
pengatur, yang disebut al-mutadabbir.ia telah mengatur alam sedemikian
rapi dan teratur tanpa cacat. Pemakaian kata ini kepada Allah hanya
untuk penyerupaan semata. Akan tetapi,pendapat ibnu bajjah ini memang
ada benarnya.tadbir yang akan dilaksanakan manusia mestinya mencontoh
kepada tadbirnya allah swt.terhadap alam semesta.selain itu, tadbir
hanya bisa dilaksanakan degan akal dan ikhtiar.pengertian ini tercakup
manusia yang memiliki akal dan allah yang dalam filsafat disebut dengan
aql.<br />
Adapun yang disebut degan istilah al-mutwahhid ialah manusia penyendiri.
Degan kata lain, seorang atau beberapa orang, mereka mengasingkan diri
masing-masing secara sendiri-sendiri, tidak berhubungan dengan orang
lain , mereka harus mengasingkan diri dari sikap dan perbuatan-perbuatan
masyarakat yang tidak baik. Mereka cukup hanya berhubungan dengan ulama
atau ilmuwan, apabila para filosof tidak melakukan hal demikian mereka
tidak akan mungkin berhubungan dengan akal fa’al karena pemikiran mereka
akan merosot dan tidak pernah mencapai tingkat akal mustafad,yakni akal
yang dapat berhubungan dengan akal fa’al. itulah sebabnya beliau
menyamakan manusia penyendiri bagaikan tumbuhan. Jika ia tidak
menyendiri dalam menghadapi kondisi seperti itu ia akan layu, artinya
pemikiran filsafatnya mengalami kemunduran. Jika ini terjadi filosof di
maksud tidak akan pernah mencapai kebahagiaan (sa’adah). Ibnu bajjah
dalam filsafatnya ini dapat di kelompokkan ke dalam filosof yang
mengutamakan amal untuk mencapai derajat manusia yang sempurna. Pada
pihak lain, filsafat manusia penyendiri ibnu bajjah ini cocok dengan
zaman modern ini. Manusia apabila hidup dalam masyarakat yang
bergelimang dalam kemaksiatan dan kebobrokan atau dalam masyarakat
materialistis harus membatasi pergaulanya dalam masyarakat dan ia hanya
berhubungan dengan masyarakat ketika memenuhi kebutuhan pokok dalam
kehidupannya semata.<br />
POLITIK<br />
Dari pengertian mutawahhid, banyak orang mengira bahwa ibn bajjah
menginginkan supaya seseorang menjauhkan diri dari masyarakat ramai.
Tetapi sebenarnya ibn bajjah bermaksud bahwa seorang mutawahhid
sekalipun harus senantiasa berhubungan dengan masyarakat. Tetapi
hendaklah seseorang itu mampu menguasai diri dan sanggup mengendalikan
hawa nafsu, tidak terseret ke dalam arus perbuatan rendah
masyarakat.dengan perkataan lain ia harus berpusat pada dirinya dan
merasa selalu bahwa dirinya menjadi contoh ikutan orang lain, serta
sebagai penyusun perundang-undangan bagi masyarakat, bukan malah
tenggelam dalam masyarakat itu.<br />
Tindakan-tindakan mulia itu kemungkinan bisa diterapkan di Negara
utama.dalam bentuk-bentuk Negara Daerah yang rusak, semua tindakan
dilakukan secara terpaksa dan impulsive. karena penduduknya tidak
bertindak secara rasional, dan sukarela tetapi didorong, misalnya
pencaharian kebutuhan hidup, kesenangan pujian, atau kejayaan. Dalam
kehidupan rezim yang tidak sempurna ini, dimana aspirasi intelektual
dirintangi, maka tindakan seseorang yang terkucil, menarik diri dari
pergaulan manusia, didalam Negara semacam ini untuk apolitik.<br />
C. Filsafat Ibnu Bajjah Tentang Ilmu Dan Sains<br />
Pandangan filsuf multitalenta ini dipengaruhi oleh ide-ide Al-Farabi.
Al-Farabi dan Ibnu Bajjah meletakkan ilmu untuk mengatasi
segala-galanya. Mereka hampir sependapat bahwa akal dan wahyu merupakan
satu hakikat yang padu. Upaya untuk memisahkan kedua-duanya hanya akan
melahirkan sebuah masyarakat dan negara yang pincang. Oleh sebab itu,
akal dan wahyu harus menjadi dasar dan asas pembinaan sebuah negara
serta masyarakat yang bahagia.<br />
Ibnu Bajjah pun sangat menguasai logika. Menurutnya, sesuatu yang
dianggap ada itu sama benar-benar ada atau tidak ada bergantung pada
yang diyakini ada atau hanyalah suatu kemungkinan. Justru, apa yang
diyakini itulah sebenarnya satu kebenaran dan sesuatu kemungkinan itu
boleh jadi mungkin benar dan tidak benar.<br />
Kenyataannya, banyak perkara di dunia yang tidak dapat diuraikan
menggunakan logika. Jadi, Ibnu Bajjah belajar ilmu-ilmu lain untuk
membantunya memahami hal-hal yang berkaitan dengan metafisika, seperti
ilmu sains dan fisika.<br />
Ibnu Bajjah juga terkenal dengan ungkapan yang menyebut manusia
sebagai ”makhluk sosial”. Pendapat itu dilontarkan jauh sebelum sarjana
Barat mencetuskannya. Ia pun telah menguraikan konsep masyarakat madani
dalam tulisannya pada abad ke-11 M. Kehebatannya dalam berbagai ilmu
telah membuat banyak kalangan benci dan iri.<br />
D. Kontribusi Ibnu Bajjah dalam Bidang Sains<br />
ASTRONOMI<br />
Ibnu Bajjah ternyata turut berperan dalam mengembangkan ilmu astronomi
Islam. Seorang ilmuwan Yahudi dari Andalusia, Moses Maimonides,
menyatakan bahwa Ibnu Bajjah telah mencetuskan sebuah model planet.
”Saya pernah mendengar Ibnu Bajjah telah menemukan sebuah sistem yang
tak menyebut terjadinya epicycles. Saya belum pernah mendengar itu dari
muridnya,” ungkap Maimonides.<br />
Selain itu, Ibnu Bajjah pun telah mengkritisi pendapat Aristoteles
tentang Meteorologi. Ia bahkan telah mengungkapkan sendiri teorinya
tentang Galaksi Bima Sakti. Ibnu Bajjah menegaskan, Galaksi Bima Sakti
sebagai sebuah fenomena luar angkasa yang terjadi di atas bulan dan
wilayah sub-bulan.<br />
Pendapatnya itu dicatat dalam Ensiklopedia Filsafat Stanford sebagai
berikut: ”Bima Sakti adalah cahaya bintang-bintang yang sangat banyak
yang nyaris berdekatan satu dengan yang lainnya. Cahaya kumpulan bintang
itu membentuk sebuah ”khayal muttasil” (gambar yang berkelanjutan).
Menurut Ibnu Bajjah, ”khayal muttasil” itu sebagai hasil dari pembiasan
(refraksi).” Guna mendukung penjelasannya itu, Ibnu Bajjah pun melakukan
pengamatan terhadap hubungan dua planet, yakni Yupiter dan Mars pada
500 H/1106 M.<br />
FISIKA<br />
Dalam bidang fisika Islam, Ibnu Bajjah mengungkapkan hukum gerakan.
Prinsip-prinsip yang dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengembangan
ilmu mekanik modern. Pemikirannya dalam bidang fisika banyak memengaruhi
fisikawan Barat abad pertengahan, seperti Galileo Galilei. Tak heran,
jika hukum kecepatan yang dikemukakannya sangat mirip dengan yang
dipaparkan Galilei.<br />
Menurut Ibnu Bajjah: Kecepatan = Gaya Gerak – Resistensi Materi. Ibnu
Bajjah pun adalah fisikawan pertama yang mengatakan selalu ada gaya
reaksi untuk setiap gaya yang memengaruhi. Ibnu Bajjah pun sangat
memengaruhi pemikiran Thomas Aquinas mengenai analisis gerakan. Inilah
salah satu bukti betapa peradaban barat banyak terpengaruh dengan sains
yang dikembangkan ilmuwan Muslim.<br />
PSIKOLOGI<br />
Ibnu Bajjah pun juga sangat berjasa dalam mengembangkan psikologi Islam.
Pemikirannya tentang studi psikologi didasarkan pada ilmu fisika. Dalam
risalah yang ditulisnya berjudul, Recognition of the Active
Intelligence, Ibnu Bajjah menulis inteligensia aktif adalah kemampuan
yang paling penting bagi manusia. Dia juga menulis banyak hal tentang
sensasi dan imajinasi.<br />
”Pengetahuan tak dapat diperoleh dengan pikiran sehat saja, tapi juga
dengan inteligensia aktif yang mengatur intelegensia alami,” ungkap Ibnu
Bajjah. Ia juga mengupas tentang jiwa. Bahkan, secara khusus Ibnu
Bajjah menulis kitab berjudul, Al-Nafs, atau Jiwa. Dia juga membahas
tentang kebebasan. Menurut dia, seseorang dikatakan bebas ketika dapat
bertindak dan berpikir secara rasional.<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
1. Kesimpulan<br />
Berdasarkan pemaparan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:<br />
1. Filsapat adalah berfikir secara mendalam, radikal, pundamental, guna mengungkap hakikat sesuatu hal.<br />
2. Ibnu bajah adlah ilmuwan dengan multi talenta yang dapat menguasai
berbagai bidang disiplin ilmu seperti: filsafat, fisika, kedokteran,
psikologi, politik, dan lain-lain.<br />
3. Dalam islam Filsapat juga diperlukan karena dapat membuat orang berpikir menyeluruh untuk mengenal tuhannya {Ma’rifatullah} <br />
2. Saran<br />
1. Setelah menelaah dan memahami materi dalam bab yang lalu dan
berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ingin memberikan saran –
saran sebagai berikut:<br />
2. Setiap orang hendaknya mampu menggunakan akal pikirnya secara
mendalam agar dapat mengungkap hakikat segala sesuatu ynag ada di
hadapannya.<br />
3. Setiap muslim hendaknya engambil teladan dari para ilmuan islam
seperti Ibnu Bajjah yang dapat menguasai berbagai disiplin ilmu.<br />
4. Setiap muslim hendaknya menggunakan akal pikirannya yang rasional dan
jernih dalam memandang ajaran agama dan mengenal ayat-ayat tuhannya,
baik ayat kauliyah mapun ayat kauniyah.<br />
Demikianlah makalah ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan
mengikuti ujian akhir semester dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan,
dan semoga makalah ini menjadi penambah wawasan dan tsakofah islamiah
seputar filsafat bagi para pembaca. Penulis juga merasa memerlukan
kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan dikemudian hari.
Mudah-mudahan allah swt. senantiasa memberikan berkah dan manfaat dari
makalah ini bagi kita semua. <br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
Nasution Hasimsyah. 2003, Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama.<br />
Mustofa. 2009, Filsafat Islam, bandung: pustaka setia.<br />
Zar Sirojuddin. 2004, Filsafat Islam-filosof & filsafatnya, Jakarta:Raja Grafindo Persada.<br />
===================================<br />
<a href="http://maulanfazry.wordpress.com/" title="WordPress">diambil dari sini</a> <br />
<div class="sharedaddy sd-like-enabled" id="jp-post-flair">
<div class="sharedaddy sd-block sd-like jetpack-likes-widget-wrapper jetpack-likes-widget-loaded" data-name="like-post-frame-18493939-715-5183a11ce8c93" data-src="http://widgets.wp.com/likes/#blog_id=18493939&post_id=715&origin=http://maulanfazry.wordpress.com&obj_id=18493939-715-5183a11ce8c93" id="like-post-wrapper-18493939-715-5183a11ce8c93">
<span class="sd-text-color"></span></div>
</div>
<div class="cl">
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-57850215774838718482013-05-03T04:34:00.002-07:002013-05-03T04:34:17.911-07:00RABI'AH AL-ADAWIYAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">I. PENDAHULUAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 17.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span lang="PT-BR" style="color: black; font-size: 11pt;">Wahai
Tuhanku, jika aku menyembah-Mu, karena takut dari siksa neraka-Mu
,maka bakarlah diriku dengan api itu. Dan jika menyembah-Mu karena
mengharapkan masuk ke surga-Mu, maka haramkanlah surga itu dari diriku.
Namun, jika aku menyembah-Mu, karena cinta kepada-Mu, maka berikanlah
balasan-Mu yang besar itu kepadaku. Izinkan aku menyaksikan wajah-Mu
Yang Agung dan Mulia.</span></i><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[1]</span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 11pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
Syair
di atas adalah do’a yang dipanjatkan oleh Rabi’ah al-Adawiyah, nama
yang tidak asing di telinga kaum muslimin. Seorang perempuan yang
mencapai derajat luhur dalam perjalanan sejarah sufi. Beliau memperoleh
penghargaan tinggi, namanya tertulis dengan tinta emas dalam lembaran
sejarah. Prestasi taqwa dan zuhud yang ia miliki telah mengangkatnya
pada kedudukan luar biasa, yang tak pernah dicapai oleh perempuan
manapun. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Rabi’ah adalah perempuan sufi yang dianggap sebagai perintis aliran tasawuf <i>Hubbul Illahiyah</i>.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[2]</span></span></span></a>
Beliau mengajak manusia berbagi rasa dalam bertaqwa. Mencintai Allah
melebihi segala yang ada. Mengesampingkan urusan dunia yang bersifat
sementara dan fana. Setiap langkah perjalanan waktu diprioritaskan
kepada ibadah serta mencintai Allah Swt. Di lubuk hati yang paling dalam
tak pernah tersentuh perasaan cinta, kecuali cinta kepada Allah.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Diantara ucapan beliau yang terkenal adalah sebagaimana diriwayatkan dalam <i>Kasyf al-Mahjub</i>
karya al_Hujwiri : “suatu ketika aku membaca cerita bahwa seorang
hartawan berkata kepada Rabi’ah: mintalah kepadaku segala kebutuhannmu!
Jawab Rabi’ah: aku ini begitu malu meminta hal-hal duniawi kepada Yang
Pemiliknya, maka bagaimana bisa aku meminta hal itu kepada yang bukan
pemiliknya?”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[3]</span></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Semasa
hidupnya, Rabi’ah menghabiskan hidupnya hanya untuk “mencintai Allah”
tidak ada ruang kosong dalam hatinya untuk mencintai manusia, khususnya
lelaki sebagai pendamping hidupnya. Beliau mengajarkan kepada umat Islam
agar dalam melaksanakan ibadah senantiasa di dasari karena cinta kepada
Allah bukan karena makhluk-Nya. Di antara ajaran beliau dalam sufisme
adalah tentang taubat, zuhud dan sabar, disamping ajaran tasawufnya yang
terkenal, yakni <i>al-Mahabbah</i>.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Karena
informasi mengenai biografinya begitu sedikit, dan sebagiannya hanya
bercorak mitos, maka pemakalah mengalami kesulitan untuk mencari
referensi. Ditambah lagi adanya kesimpangsiuran, apakah Rabi’ah pernah
dilamar oleh Hasan al-Bashri atau tidak? Dan apakah dia pernah menikah
atau tidak. Dan bagaimana sebenarnya ajaran-ajaran Rabi’ah al-Adawiyah.
Dalam makalah ini, pemakalah akan membahas permasalahan mengenai siapa
Rabi'ah Adawiyah itu, dan beberapa ajaranya secara ringkas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">II. PEMBAHASAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;">
<b><span lang="PT-BR">A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><b><span lang="PT-BR">Biografi Rabi’ah al-Adawiyah</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Menurut Ibnu Khalikan, nama lengkap Rabi’ah al-Adawiyah adalah Ummul Khair Rabi’ah binti Isma’il al-Adawiyah al-Qisiyah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="color: black; font-size: 12pt;">[4]</span></span></span></a>
Dia dilahirkan sekitar awal abad kedua Hijrah di kota Basrah Iraq. Para
ahli sejarah mengatakan bahwa dia dilahirkan pada tahun dimana Hasan
Bashri memulai mengadakan majlis ta’limnya. Peristiwa itu terjadi pada
tahun 95 H atau 96 H.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[5]</span></span></span></a><span lang="PT-BR"> Yang kemudian dikutip oleh Margaret Smith dalam disertasinya yang berjudul <i>Rabi’ah the Mystic & Her Fellow – Saints in Islam, </i>yang menulis bahwa Rabi’ah mungkin lahir sekitar tahun 95-99 H di Bashrah, di mana ia banyak menghabiskan kehidupannya di sana.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="color: black; font-size: 12pt;">[6]</span></span></span></a> Dalam <i>Ensiklopedi Islam,</i> ditulis bahwa Beliau lahir tahun 95 H/713 M.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[7]</span></span></span></a> <span lang="PT-BR"></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
Pada
awal abad ke-2 Hijrah, Iraq telah membangkitkan getar hati manusia
dengan semangat dan kekuatan peradaban kehidupan. Kota Bashrah ketika
itu bagaikan bintang yang berkelap-kelip di Iraq. Kota itu telah terbuka
pintu-pintunya bagi para ulama dan pemikir, kota itu benar-benar
menjelma menjadi tempat berkumpulnya keagungan raja-raja Persia dengan
barang-barang mewahnya, hingga kota itu bergelimang penuh dengan
kemewahan, keagungan dan keindahan. Keadaan hidup masyarakat Islam dalam
pemerintahan Bani Umaiyah waktu itu, yang sebelumnya terkenal dengan
ketaqwaan telah mulai berubah. Pergaulan semakin bebas dan orang ramai
berlumba-lumba mencari kekayaan. Justru itu kejahatan dan maksiat
tersebar luas. Pekerjaan menyanyi, menari dan berhibur semakin
diagung-agungkan. Maka ketajaman iman mulai tumpul dan zaman hidup wara’
serta zuhud hampir lenyap sama sekali. </div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
Dalam
kehidupan mewah yang menakjubkan, yang gemerlap antara keimanan dan
pengetahuan, di antara senda gurau dan harta berlimpah, hiduplah
sekelompok kaum miskin yang terpencil dari mereka. Di antara ratusan
gubuk yang bertebaran di pinggiran kota Bashrah, di mana kaum miskin
hidup, terdapat sebuah gubuk kecil sederhana. Seluruh penduduk Bashrah
mengenalnya sebagai <i>Kukh al-‘Abidah </i>(gubuk ahli ibadah). Setiap
tahunnya, gubuk ini menyambut seorang bayi perempuan cantik yang
menguras air mata dari ibunya, karena sang ibu melihatnya sebagai beban
penderitaan yang baru. Sedangkan sang suami, menyambut sang bayi dengan
senyuman dan rasa syukur, sebab ia hanya melihat segala yang berasal
dari Tuhan Yang Qadim, adalah nikmat dan kebaikan belaka.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[8]</span></span></span></a></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
Rabi’ah lahir di dunia tanpa panggilan yang indah dan menawan. Cukup “<i>Anak keempat”, </i>yang dalam bahasa Arab disebut <i>Rabi’ah. </i>Ia
tidak memiliki nama bagus sebagaimana lazimnya anak yang lahir pada
masanya. Namanya sekedar pernyataan bahwa ia anak keempat dari keluarga
Ismail al-Adawi.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[9]</span></span></span></a></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
Fariduddin
Al-Aththar (513 H – 627 H), Penyair mistik Persia, dalam melukiskan
keprihatinan Rabi’ah menulis bahwa ia dilahirkan di rumah, dimana tidak
ada sesuatu pun yang dapat dimakan dan yang dapat dijual. Malam gelap
gulita gulita karena minyak untuk penerangan juga telah habis.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[10]</span></span></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Al-Aththar
juga mengemukakan sebuah cerita mengenai pertumbuhan Rabi'ah yang suci
dan penuh ketakwaan, bahwa Rabi'ah telah mengenal halal-haram pada saat
memasuki usia bermain dan bercengkrama. Ia tumbuh bersama dengan cahaya
ilahi, dan telah menghafalkan Al-Qur'an serta senantiasa memelihara
waktu shalat pada saat ia berada dalam usia yang masih belia.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[11]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Ayah
Rabi'ah wafat saat ia menginjak remaja. Beberapa waktu kemudian wafat
pula ibunya, sehingga Rabi'ah merasakan kepahitan hidup sebagai yatim
piatu yang sempurna, tanpa ayah dan tanpa ibu. Kedua orang tuanya tidak
meninggalkan harta apapun, sehingga penderitaan Rabi'ah semakin
bertumpuk, tidak merasakan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya.
Ketika kota Bashrah mengalami kemarau, Rabi'ah Adawiyah dan
saudara-saudaranya meninggalkan gubuk, menyusuri jalan mencari sesuap
nasi. Nasib memisahkan Rabi'ah dengan saudara-saudaranya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[12]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Ketika
itu Rabi'ah sedang berjalan seorang diri menelusuri lorong jalan kota
Bashrah. Tiba-tiba seseorang menyekap dan menculiknya. Mulutnya
dibungkam dengan sehelai kain. Kemudian ia dibawa, dan dijual dengan
harga enam dirham.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[13]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Kemerdekaan
Rabi'ah telah dirampas. Kini ia sebagai hamba sahaya (budak). Menjadi
pembantu di rumah orang yang telah membelinya. Lelaki yang bengis,
biadab, kejam dan tak punya rasa belas kasih. Tubuh Rabi'ah semakin
kering kerontang. Ia diperlakukan dengan kasar. Makanan yang diberikan
hanyalah sisa-sisa mereka. Pakaiannya pun hanya sepotong kain yang sudah
compang-camping.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[14]</span></span></span></a>
Meskipun demikian, betapapun pahitnya kehidupan yang dijalani, tetap
diterimanya dengan tabah dan sabar. Shalat malam tetap dilakukan secara
rutin, dan lisannya tak pernah berhenti dari zikir. Istighfar merupakan
senandung yang selalu didendangkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Musibah
yang bertubi-tubi malah menjadi motivasi bagi Rabi'ah untuk selalu
mendekatkan diri kepada Allah. sebab dengan ibadah itulah ia dapat
melupakan semua penderitaan dan kesengsaraan yang dialami. Penderitaan
lahir batin ia lalui dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Allah. Ia
senantiasa bermunajat, bertasbih dan beristighfar. Saat munajat kepada
Allah, air matanya mengalir dari kelopak sucinya. Ia tidak memohon
kepada Allah untuk membebaskannya dari siksaan yang ia hadapi, tetapi ia
hanya ingin mengetahui satu hal, apakah Tuhannya telah ridha kepadanya,
ataukah tidak ridha ? Rabi'ah Adawiyah tidak menginginkan apapun selain
keridhaan dari Allah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[15]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Pada
suatu malam, tuannya terjaga dari tidur, dan melalui jendela melihat
Rabi'ah sedang sujud dan berdo’a, “Ya Allah, Engkau tahu bahwa hasrat
hatiku adalah untuk dapat mematuhi perintah-Mu; jika aku dapat mengubah
nasibku ini, niscaya aku tidak akan beristirahat barang sebentar pun
dari mengabdi kepada-Mu.” Menyaksikan peristiwa itu, ia merasa takut,
semalaman termenung sampai terbit fajar. Pagi-pagi sekali ia memanggil
Rabi'ah, bersikap lunak padanya, dan membebaskannya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[16]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Setelah
menikmati kebebasan, Rabi'ah menjalani kehidupan sufistik, beribadah
dan berkhalwat (menyepi), lebih memilih kemiskinan daripada gemerlapan
kehidupan duniawi. Ia hidup menyendiri, tidak menikah, dan enggan
menerima bantuan materiil dari orang lain. Dengan sikap dan kesalehannya
itu, namanya sebagai orang suci dan pengkhotbah makin lama makin harum.
Ia dihormati oleh orang-orang zuhud semasanya dan sering dikunjungi
untuk tukar-menukar pengalaman mengenai masalah kesufian. Para sufi yang
sering berkunjung antara lain Malik bin Dinar (w. 171 H), Sufyan
as-Sauri (97-176 H), Syaqiq al-Balkhi (w. 194 H/810 M), dan lain-lain.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[17]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah
memilih menempuh jalan hidup sendirian tanpa menikah, hanya mengabdi
kepada Allah SWT. Pengalaman kesufian ia peroleh bukan melalui guru,
melainkan melalui pengalamannya sendiri. Ia tidak meninggalkan ajaran
tertulis langsung dari tangannya sendiri, akan tetapi ajarannya dikenal
melalui para muridnya, dan baru dituliskan setelah ia wafat.<span class="MsoFootnoteReference"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Terdapat
beberapa keterangan mengenai tahun kematian Rabi'ah. Ada yang menyebut
135 H/752 M, yang lain menyebut 185 H/801 M. Menurut Ibn Jawzi dalam
kitab <i>Shodhur al-‘Aqud, </i>Abu al-Mahasen Taghriberdi dalam kitab <i>an-Nujum al-Zahira, </i>dan Ibnu Ahmad Hambali dalam kitab <i>Shadhar at al-Dhahab, </i>dikatakan bahwa Rabi'ah wafat pada tahun 135 H.<i> </i>Sedangkan menurut Abdur Ra’uf al-Munawi dalam kitab <i>Tabaqat al-Auliya</i>, dikatakan bahwa Rabi'ah wafat tahun 180 H.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref18" style="mso-footnote-id: ftn18;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[18]</span></span></a></span> Menurut Louis Masisignon, Rabi'ah meninggal pada usia tidak kurang dari 80 tahun, yakni pada tahun 185 H (801 M).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref19" style="mso-footnote-id: ftn19;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[19]</span></span></span></a>
Pendapat tersebut dikutip oleh Margaret Smith, dimana ia mengatakan
bahwa, Rabi'ah al-Adawiyah wafat pada tahun 185 H (801 M) dan ia
dimakamkan di Bashrah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref20" style="mso-footnote-id: ftn20;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[20]</span></span></span></a>
Dan pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat. Hal ini didasarkan
bahwa Rabi'ah( wafat pada tahun 185 H) adalah persahabatannya dengan
Rabah, dan pertemuannya dengan Sufyan al-Tsauri yang datang ke Bashrah
sesudah tahun 155 H. Dan juga cerita tentang lamaran Sultan Muhammad bin
Sulaiman yang menjadi Gubernur Bashrah dari dinasti Abbasiyah sejak
tahun 145 H sampai dengan tahun 172 H.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref21" style="mso-footnote-id: ftn21;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[21]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">B.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><b><span lang="PT-BR">Ajaran Tasawuf Rabi’ah al-Adawiyah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Ajaran-ajaran
Rabi'ah tentang tasawuf dan sumbangannya terhadap perkembangan sufisme
dapat dikatakan sangat besar. Rabi'ah memang identik dengan “cinta” dan
“air mata”, identik dengan citra dan kesucian. Tidak berlebihan apabila
sepanjang zaman para pengkaji sejarah tasawuf, bahkan para penempuh
jalan Sufi sendiri, merasakan adanya kekurangan manakala belum
“menghadirkan” spirit Rabi'ah dalam ulasan dan kontemplasinya. Sebagai
seorang guru dan panutan kehidupan sufistik, Rabi'ah banyak dijadikan
panutan oleh para Sufi, dan praktis penulis-penulis besar Sufi selalu
membicarakan ajarannya dan mengutip syair-syairnya, sebagai seorang ahli
tertinggi. Di antara ajaran-ajarannya adalah mahabbah, </span>taubat, zuhud, dan sabar.<span lang="PT-BR"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="PT-BR">1. Mahabbah</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Mahabbah
(rasa cinta) adalah keinginan untuk memberikan barang yang terbaik yang
dimilikinya yakni hatinya, kepada kekasih. Cinta adalah kesatuan niat,
kemauan dan cita-citanya dengan sang kekasih.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref22" style="mso-footnote-id: ftn22;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[22]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Cinta (<i>mahabbah) </i>kepada Allah adalah tujuan puncak dari jenjang-jenjang sufisme. Di dalamnya terkandung unsur Kepuasan Hati (<i>ridha)</i>, Kerinduan (<i>syauq)</i>, dan Keintiman (<i>uns)</i>. <i>Ridha</i> mewakili – pada satu sisi – ketaatan tanpa disertai adanya penyangkalan, dari seorang pecinta terhadap kehendak Yang Dicinta, <i>syauq </i>adalah kerinduan sang pecinta untuk bertemu dengan Kekasih, dan <i>uns </i>adalah hubungan intim yang terjalin antara dua kekasih spiritual itu. Dari tahap cinta ini seorang ahli akan langsung meraih <i>ma’rifat, </i>dimana
ia akan mampu menyingkap keindahan Allah dan menyatu dengan-Nya, suatu
penyatuan yang terjadi bukan hanya di dunia saja, tetapi abadi hingga
kehidupan akhirat.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref23" style="mso-footnote-id: ftn23;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[23]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Seorang pecinta, sebagaimana dikatakan oleh Abu Nashr al-Siraj, berada dalam tiga <i>al-ahwal </i>(kondisi atau tahapan) sebagai berikut : Tahapan <i>pertama </i>dari <i>mahabbah </i>adalah <i>mahabbah al-‘Ammah </i>(cinta kaum awam), dari cinta tersebut lahirlah kebaikan Allah dan kasih sayang-Nya kepada mereka. Tahapan <i>kedua </i>adalah <i>mahabbah al-Shadiqin wa al-Mutahaqiqin, </i>yaitu
cintanya orang-orang yang jujur dan terpercaya. Cinta ini terlahir
karena pandangan hati kepada kekayaan Allah, kemuliaan-Nya,
keagungan-Nya, ilmu-Nya, kekuasaan-Nya. Tahapan <i>ketiga</i> adalah <i>mahabbah al-Shiddiqin wa al-‘Arifin,</i> yaitu cintanya kaum orang-orang yang jujur dan ahli makrifat. Cinta ini lahir dari pandangan dan makrifat mereka atas sifat <i>qadim-Nya </i>cinta Allah tanpa adanya sebab. Oleh karena itu merekapun mencintai Allah tanpa sebab.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref24" style="mso-footnote-id: ftn24;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[24]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR"> Rabi'ah
dipandang sebagai pelopor tasawuf mahabbah (cinta mistik), yaitu
penyerahan diri total kepada “Kekasih” (Allah). Hakikat tasawufnya
adalah <i>habbul-illah</i> (mencintai Tuhan Allah SWT).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref25" style="mso-footnote-id: ftn25;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[25]</span></span></span></a>
Ia senantiasa beribadah kepada Allah tanpa mengharapkan surga, yang
mengandung segala kelezatan bagi nafsu, dan bagi pandangan mata. Ia
beribadah juga bukan disebabkan oleh karena takut terhadap neraka yang
apinya menyala-nyala. Sesungguhnya Rabi'ah Adawiyah beribadah kepada
Allah, dalam keadaan cinta kepada Allah, cinta terhadap Dzat-Nya yang
suci.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref26" style="mso-footnote-id: ftn26;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[26]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Ia
tidak mau menjadi seperti seorang buruh yang jahat, yang apabila diberi
upah merasa senang dan apabila tidak diberi upah lantas membenci. Ia
juga tidak mau seperti seorang budak yang bekerja karena cambuk atau
karena uang. Rabi'ah Adawiyah ingin agar manusia mengikuti jejaknya,
berjalan di atas pijakan yang ia tempuh. Maksudnya, mereka menyembah
Allah karena Dzat-Nya itu sendiri, bukan karena takut kepada neraka-Nya,
atau karena tamak untuk mendapatkan surga-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Terkadang,
ia menjelaskan sikapnya ini dengan tamsilan. Suatu hari, orang melihat
Rabi'ah membawa air di tangan kiri, dan api di tangan kanannya. Orang
pun bertanya, “<i>Kemana engkau, Rabi'ah?” </i>dengan tangkas Rabi'ah menjawab, “<i>Saya mau ke langit untuk membakar surga dan memadamkan api neraka, agar keduanya tak menjadi sebab manusia menyembah-Nya”.</i>
Tentu saja orang awam heran melihat perilaku Rabi'ah yang tak masuk
akal itu. Bukankah membakar surga dengan api dunia atau memadamkan api
neraka dengan air dunia adalah kemustahilan ? Tapi orang-orang yang
berilmu mengerti bahwa apa yang tersirat di balik perilaku Rabi'ah itu.
Mereka tahu, ini adalah salah satu caranya, agar manusia menyembah Allah
dengan ikhlas – bukan menyembah-Nya karena surga atau takut neraka.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref27" style="mso-footnote-id: ftn27;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[27]</span></span></span></a> </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Apa
yang diajarkan Rabi’ah melalui mahabbah-nya, sebenarnya tak berbeda
jauh dengan yang diajarkan Hasan al-Bashri dengan konsep khauf (takut)
dan raja’ (harapan). Hanya saja, jika Hasan al-Bahsri mengabdi kepada
Allah didasarkan atas ketakutan masuk neraka dan harapan untuk masuk
surga, maka mahabbah Rabi’ah justru sebaliknya. </span><span lang="EN">Ia
mengabdi kepada Allah bukan lantaran takut neraka maupun mengharapkan
balasan surga, namun ia mencinta Allah lebih karena Allah semata. Sikap
cinta kepada dan karena Allah semata ini misalnya tergambar dalam sya’ir
Rabi’ah sebagai berikut :</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 80.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: -.35pt;">
<i><span lang="PT-BR" style="font-size: 11pt;">Wahai
Tuhanku, jika aku menyembah-Mu, karena takut dari siksa neraka-Mu
,maka bakarlah diriku dengan api itu. Dan jika menyembah-Mu karena
mengharapkan masuk ke surga-Mu, maka haramkanlah surga itu dari diriku.
Namun , jika aku menyembah-Mu,karena cinta kepada-Mu, maka berikanlah
balasan-Mu yang besar itu kepadaku. Izinkan aku menyaksikan wajah-Mu
Yang Agung dan Mulia.</span></i><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref28" style="mso-footnote-id: ftn28;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12pt;">[28]</span></span></span></a><span lang="PT-BR"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="PT-BR">2. Taubat</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Bertaubat
dari dosa-dosa dengan kembali Tuhan Yang Maha Menutupi segala aib dan
Maha Mengetahui segala kegaiban, adalah dasar jalan orang-orang yang
menuju Allah (<i>al-Salikin</i>) dan merupakan modal orang-orang yang beruntung. Taubat adalah langkah awal dari kaum <i>al-Muridin </i>(para pelaku tasawuf), serta merupakan jenjang pertama dari jenjang-jenjang kaum <i>al-Thalibin</i> (penuntut ilmu tasawuf). Dan, seluruh jenjang didirikan di atas dasar jenjang taubat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Taubat
adalah perjuangan melawana hawa nafsu untuk menjadi benar dan kembali
ke jalan-Nya. Taubat menuntut ditinggalkannya segala kemaksiyatan saat
itu juga (segera). Juga menuntut komitmen untuk meninggalkannya pada
masa yang akan datang, serta pengurangan secara bertahap terhadap
kondisi buruk. Sikap menyesal terhadap dosa yang telah lalu, serta
bersedih atas keadaan seperti itu hukumnya adalah wajib, sebab itu
adalah esensi dari taubat.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref29" style="mso-footnote-id: ftn29;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[29]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah
mengajarkan bahwa dosa itu sangat menyakitkan, sebab ia mampu
memisahkan jiwa dengan Yang Dicinta. Keyakinan bahwa dosa itu adalah
penghalang antara seorang hamba dengan seorang Tuhannya yang akan
membimbing pada jalan kesedihan yang saleh, yaitu perasaan dosa yang
mendalam. Kesedihan semacam itu tampak jelas padanya sebagai tanda-tanda
kesedihan dari luar, misalnya menangis terus-menerus, ciri semacam ini
tampak pada Rabi'ah dan juga para Sufi lainnya sebagai tanda kesalehan,
penyesalan terhadap dosa-dosa atas perbuatan dan kelalaiannya, dan semua
ini akan membakar kesedihan terus-menerus sehingga tidak ada tempat
lagi bagi kesenangan dunia. Dosa bagi Rabi'ah adalah membangkitkan rasa
benci, karena dengan itu akan menyebabkan terpisah antara dirinya dengan
Allah, dan bukannya akan menyebabkan hukuman di neraka kelak.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref30" style="mso-footnote-id: ftn30;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[30]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Menurut Rabi'ah, taubat adalah suatu jenjang dan <i>hal </i>sekaligus. Sebab taubat merupakan ciri abadi kaum beriman. Syarat taubat adalah <i>al-Shidqu </i>(jujur) dan <i>al-Inabah </i>(kembali
ke jalan Tuhan). Sebab permohonan ampunan tanpa bersikap tegas mencabut
diri dari perbuatan dosa adalah taubatnya orang-orang pendusta dan hal
itu merupakan cara yang biasa dilakukan oleh orang-orang munafik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Ketika
seseorang berkata kepada Rabi'ah Adawiyah , “aku telah banyak berbuat
dosa dan kemaksiyatan. Apakah Allah benar-benar akan menerima taubatku?”
Rabi'ah Adawiyah berkata, “tidak. Justru yang benar adalah jika Allah
telah menerima taubatmu, pasti engkau akan bertaubat”. Dengan demikian,
Rabi'ah Adawiyah menetapkan suatu teori tasawuf, “Bahwa orang tidak
menempuh suatu jalan, melainkan hal itu karena hidayah dari Allah.
Rabi'ah Adawiyah memandang bahwa taubat adalah merupakan suatu
penghormatan dan pemberian dari Allah kepada hamba-hamba tertentu yang
dikehendaki-Nya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref31" style="mso-footnote-id: ftn31;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[31]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: -.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">3. Zuhud</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 44.65pt;">
<span lang="PT-BR">Bersikap
zuhud di dalam kehidupan dunia adalah jenjang (kedudukan) yang mulia,
dan termasuk salah satu dari sekian jenjang kaum suluk. Setiap orang
yang menjual dunia dengan akhirat adalah orang yang zuhud terhadap
dunia. Dan orang yang tidak mencintai sesuatu selain Allah, bahkan
surga-surga, dan hanya cinta kepada Allah, maka ia disebut ahli zuhud
mutlak. Inilah derajat tertinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 44.65pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah Adawiyah adalah seorang <i>zahid</i>
yang menjalani hidup dengan kemiskinan dan pengingkaran diri (nafsu)
hingga akhir hayatnya. Sahabat-sahabatnya berulangkali membujuknya untuk
memberikan bantuan dan mengangkatnya dari kemiskinan, tetapi ia tidak
pernah bersedia menerima uluran tangan mereka dan hanya menyibukkan diri
melayani Tuhannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 44.65pt;">
<span lang="PT-BR">Al-Imam Ahmad membagi zuhud menjadi tiga, <i>Pertama, </i>meninggalkan yang haram, yakni zuhudnya kaum ‘awam; <i>Kedua, </i>meninggalkan kelebihan dari yang halal, yakni zuhudnya kaum <i>Khawwash; Ketiga</i>,
meninggalkan sesuatu yang dapat memalingkan hamba dari Allah. Inilah
zuhud ahli makrifat. Dan zuhudnya Rabi'ah Adawiyah adalah zuhud yang
terakhir (ketiga), karena ia selalu mendendangkan keridhaan Allah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref32" style="mso-footnote-id: ftn32;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[32]</span></span></span></a>
Dunia tidak ada dalam hati dan pemikiran Rabi'ah. Sehingga ia merasa
malu meminta kepada Allah, karena ia bukanlah apa-apa. Karenanya,
bagaimana mungkin ia akan menerima apalagi meminta sesuatu dari
makhluk-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 44.65pt;">
<span lang="PT-BR">Malik bin Dinar memperbincangkan sikap zuhud dan tawakkal yang dimiliki Rabi'ah sebagai berikut : </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 9.35pt; tab-stops: 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -.35pt;">
<span lang="PT-BR">“Suatu
hari ia datang ke rumah Rabi'ah. Saat itu Rabi'ah sedang minum air dari
bejana yang pecah. Tikar yang terbentang sudah kumuh, sementara yang
dijadikan bantal tidurnya sebuah batu. Melihat kenyataan itu Malik tak
tahan, lalu usul, “<i>Wahai Rabi'ah, banyak kawan-kawan saya yang kaya raya. Sudikah engkau menerima pemberian mereka?”. </i>Dengan tegas ia menjawab, “<i>Wahai
Malik, ucapanmu itu sangat tidak menyenangkan hatiku, dan itu memang
ucapan yang salah. Yang memberi rezeki kepada kawan-kawanmu yang kaya
raya itu adalah Allah yang juga telah memberi rezeki kepadaku. Apakah
engkau akan mengatakan bahwa hanya orang-orang kaya saja yang memperoleh
rezeki, sementara orang-orang miskin tidak? Kalau Allah mentaqdirkan
kondisi kita begini, maka tugas yang perlu kita laksanakan adalah
menerimanya dengan penuh tawakkal”.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref33" style="mso-footnote-id: ftn33;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[33]</span></b></span></span></a></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt 54.0pt; text-align: justify; text-indent: 44.65pt;">
<span lang="PT-BR">Itulah
ilustrasi kezuhudan Rabi'ah Adawiyah, prinsip dan pendiriannya dalam
mensikapi harta dan pemberian dari sesama manusia. Sekiranya Rabi'ah
tidak menjauhkan diri dari kesenangan dunia, tentu ia menjadi orang yang
paling mudah memperoleh kekayaan. Sejak mula ia telah menolak lamaran
Raja Bashrah, yakni Muhammad bin Sulaiman al-Hasyimi,<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref34" style="mso-footnote-id: ftn34;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[34]</span></span></span></a>
untuk dijadikan permaisuri. Sekiranya lamaran itu diterima, sudah
barang tentu Rabi'ah menjadi wanita terkaya di negeri Bashrah. Namun,
bukan itu tujuan hidupya. Kecintaan kepada Allah melebihi segalanya, dan
menafikan cintanya kepada makhluk-Nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: -.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">4. Sabar </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Sabar
adalah sikap menahan diri terhadap sesuatu yang tidak disukai, atau
menanggung sesuatu yang tidak disukaia dengan bentuk keridhaan atau
penerimaan, serta menanggung rintangan dalam Dzat Allah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref35" style="mso-footnote-id: ftn35;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[35]</span></span></span></a>
Sedangkan sabar menurut Ensiklopedi Islam adalah menahan diri dalam
menanggung suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak
diingini ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref36" style="mso-footnote-id: ftn36;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[36]</span></span></span></a>
Sabar merupakan kondisi mental dalam mengendalikan diri, maka sabar
merupakan salah satu maqam (tingkatan) yang harus dijalani oleh seorang
Sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah. Maqam sabar biasanya
diletakkan sesudah zuhud. Karena orang yang dapat mengendalikan dirinya
dalam menghadapi kelezatan duniawi berarti ia telah berusaha menahan
diri dari kelezatan tersebut. Keberhasilannya dalam maqam zuhud akan
membawanya ke maqam sabar. Dalam maqam sabar ini tidak lagi tergoncang
oleh penderitaan dan hatinya sudah betul-betul teguh dalam menghadap
Allah..</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Sabar mempunya tiga unsur, yaitu <i>ilmu, hal, </i>dan<i> amal</i>. Yang dimaksud dengan <i>ilmu</i>
di sini ialah pengetahuan atau kesadaran bahwa sabar itu mengandung
kemaslahatan dalam agama dan memberi manfaat bagi seseorang dalam
menghadapi segala problem kehidupan. Pengetahuan yang demikian
seterusnya menjadi milik hati. Keadaan hati yang memiliki pengetahuan
demikian disebut <i>hal</i>. Kemudian <i>hal </i>tersebut terwujud dalam tingkah laku. Terwujudnya <i>hal </i> dalam tingkah laku disebut <i>amal</i>. Al-Ghazali mengumpamakan tiga unsur kesabaran itu laksana sebatang pohon kayu. <i>Ilmu</i> adalah batangnya, <i>hal </i>sebagai cabangnya, dan <i>amal </i>menjadi buahnya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref37" style="mso-footnote-id: ftn37;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[37]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Abu Thalib membagi kesabaran menjadi tiga tahapan, sebagaimana pandangan kaum sufi. <i>Pertama, </i>menghentikan keluhan, dan ini termasuk dalam tahapan pertobatan. <i>Kedua, </i>merasa<i> </i>puas dengan apa yang telah ditentukan oleh Allah, dan ini adalah tingkatan dalam asketisisme atau zuhud. <i>Ketiga, </i>menerima
dan menyenangi semua yang telah ditentukan oleh Allah kepada kita, dan
ini termasuk dalam tahapan seorang sahabat sejati Allah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref38" style="mso-footnote-id: ftn38;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[38]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Untuk
mengetahui ajaran tentang sabar oleh Rabi'ah Adawiyah dapat diketahui
dengan jelas dalam setiap rentang kehidupannya, bahkan pada saat ia di
usia anak kecil. Ketika itu ia duduk bersama dengan keluarganya pada
saat makan malam. Sebelum menyantap hidangan yang sudah tersedia,
Rabi'ah memandang ayahnya seraya berkata, “ <i>Ayah, yang haram selamanya tak akan menjadi halal. Apalagi hanya karena ayah merasa kewajiban memberi nafkah kepada kami”. </i>Ayah
ibunya terperanjat mendengar kata-kata Rabi'ah. Makanan yang sudah di
mulut tak jadi dimakan. Ia pandang Rabi'ah dengan pancaran sinar mata
yang lembut, penuh kasih. Sambil tersenyum ia berkata, “Wahai Rabi'ah,
Bagaimana pendapatmu sekiranya ayah tidak menemukan makanan kecuali yang
haram?”. Dengan tangkas Rabi'ah menjawab, “ <i>Kita harus banyak
bersabar. Karena menahan lapar di dunia jauh lebih ringan dan lebih baik
daripada menanggung siksa neraka di akhirat”</i>.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref39" style="mso-footnote-id: ftn39;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[39]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Pada saat berada dalam perbudakan, Rabi’ah selalu bermunajat kepada Tuhannya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">Tuhanku,
aku adalah seorang yatim yang tersiksa, terbelenggu di rantai
perbudakan. Aku selalu menanggung segala kepedihan, dan aku akan selalu
bersabar menhannya. Akan tetapi ada siksaan yang lebih dahsyat dari
siksaan ini, yang mengguratkan keperihan pada jiwaku dan meruntuhkan
benteng kesabaranku di dalam diriku, yakni adanya keraguan yang
berputar-putar di hatiku; (untuk selalu bertanya) Apakah Engkau ridha
kepadaku? Itulah puncak keinginanku.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref40" style="mso-footnote-id: ftn40;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[40]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Dan
untuk lebih memahami mengenai kesabaran Rabi'ah Adawiyah, tidak ada
salahnya kita perhatikan kisah berikut :b suatu hari Sufyan al_Tsauri
mengunjungi Rabi'ah pada saat ia sedang sakit. Lalu Sufyan al-Tsauri
berkata padanya, “Berdoalah kepada Allah, semoga Dia akan meringankan
rasa sakitmu”. Rabi'ah Adawiyah berkata, “Wahai Sufyan al-Tsauri,
siapakah yang mendatangkan sakit ini?” Sufyan al-Tsauri menyahut,
“Dialah Allah Swt”. Rabi'ah Adawiyah lalu berkata, “Jika sudah menjadi
kehendak Allah untuk mengujiku dengan cobaan ini, maka bagaimana mungkin
aku berani berhadapan dengan-Nya dengan berpura-pura tidak mengetahui
kehendak-Nya”.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref41" style="mso-footnote-id: ftn41;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[41]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">III. ANALISIS</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah
Adawiyah adalah orang pertama yang memindahkan konsep zuhud ke puncak
sufisme. Ia adalah orang pertama yang mengubah konsep-konsep sufisme
dari <i>al-Khauf </i>(takut) menjadi <i>al-Hubb </i>(cinta), dari <i>al-Ra’b</i> (ketakutan) menjadi <i>al-Ma’rifah </i>(mengenal), dari <i>al-Hirman</i> (penolakan) menjadi <i>al-Ridha </i>(pasrah), dari <i>al-Qaswah </i>(keras dan kaku) menjadi <i>al-Isyraq </i>(pujian).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Semasa
hidupnya, Rabi’ah menghabiskan hidupnya hanya untuk “mencintai Allah”
tidak ada ruang kosong dalam hatinya untuk mencintai manusia, khususnya
lelaki sebagai pendamping hidupnya. </span>Beliau mengajarkan kepada
umat Islam agar dalam melaksanakan ibadah senantiasa di dasari karena
cinta kepada Allah bukan karena makhluk-Nya.<span lang="PT-BR"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Mahabah
sebagai martabat untuk mencapai tingkat makrifat (ilmu yang dalam untuk
mencari dan mencapai kebenaran dan hakikat) diperoleh Rabi'ah setelah
melalui martabat-martabat kesufian, dari tingkat ibadah dan zuhud ke
tingkat ridla, dan ihsan (kebajikan), sehingga cintanya hanya kepada
Allah SWT. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.35pt; text-align: justify; text-indent: 45.35pt;">
<span lang="PT-BR">Cinta kepada Allah (<i>mahabbatullah),</i>
dan cinta pada Rasul-Nya, merupakan seagung-agungnya kewajiban
keimanan, sebesar-besarnya pokok keimanan, dan semulia-mulia dasar
keimanan. Bahkan ia merupakan pokok setiap amal perbuatan dari segala
perbuatan keimanan dan keagamaan. Setiap gerak dan perbuatan muncul dari
<i>mahabbah, </i>baik itu dari <i>mahabbah </i>yang terpuji (<i>mahmudah)</i> maupun yang dari <i>mahabbah </i>yang tercela (<i>madzmumah</i>).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref42" style="mso-footnote-id: ftn42;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[42]</span></span></span></a> Seluruh amal perbuatan keimanan itu tidak lahir kecuali dari <i>mahabbah mahmudah</i>, yaitu cinta kepada Allah. Sementara amal yang lahir dari <i>mahabbah madzmumah </i>di sisi Allah itu tidak menjadi amal saleh. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah
adalah pelopor di dalam meletakkan kaidah-kaidah rasa cinta dan rasa
sedih di dalam perkembangan tasawuf Islam. Dialah yang meninggalkan
bisikan-bisikan kejujuran dalam mengungkapkan renungan tentang cinta dan
kesedihannya. Puisi dan prosa mendominasi sastra Sufi sesudah masa
Rabi'ah adalah bau semerbak dari sekian banyak keharuman Rabi'ah
Adawiyah, sang pelopor dalam kecintaan dan kesedihan di dalam Islam.
Orang yang mencintai secara sempurna tidak akan terpengaruh oleh celaan
para pencela dan hinaan para penghina. Malah hal itu menjadikannya
terdorong untuk mengokohkan <i>mahabbahnya </i>kepada Tuhannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Kontroversi Sekitar Kehidupan dan Ajaran Rabi'ah Adawiyah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<span lang="PT-BR">Ketika
kita mempelajari biografi dan ajaran Rabi'ah Adawiyah, maka akan kita
temukan beberapa kontroversi, yang itu disebabkan oleh informasi
mengenai biografinya ajarannya begitu sedikit, dan sebagiannya hanya
bercorak mitos saja. Di antaranya tentang tahun wafatnya, pernah
tidaknya Rabi’ah dilamar oleh Hasan al-Bashri, benarkah ia mengharamkah
dirinya untuk menikah, dan pertemuannya dengan Dzunnun al-Mishri dsb.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Tahun wafatnyaa Rabi'ah Adawiyah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; tab-stops: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR">Terjadinya
perbedaan tentang wafatnya Rabi'ah disebabkan oleh sebagian besar
penulis sejarah yang khusus menulis biografi dan ajaran Rabi'ah Adawiyah
tidak menyebut secara jelas kapan beliau lahir dan kapan ia wafat.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref43" style="mso-footnote-id: ftn43;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[43]</span></span></span></a> ada yang mengatakan tahun 135 H,<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref44" style="mso-footnote-id: ftn44;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[44]</span></span></span></a> namun sebagian besar ahli sejarah berpendapat bahwa ia wafat pada tahun 185 H dalam usia kurang lebih 85 tahun.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref45" style="mso-footnote-id: ftn45;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[45]</span></span></span></a> Dan pemakalah memilih menggunakan pendapat yang kedua untuk menentukan tahun wafatnya Rabi'ah Adawiyah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Pinangan Hasan al-Bashri</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR">Ada
beberapa tulisan yang menyatakan bahwa Rabi'ah pernah dipinang oleh
Hasan al-Bashri, ulama sekaligus zahid besar di zamannya dari kota
Bashrah yang sekaligus juga gurunya, dimana Rabi'ah mengajukan 4
pertanyaan yang apabila bisa dijawab oleh Hasan al-Bashri, maka ia
bersedia menikah dengannya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref46" style="mso-footnote-id: ftn46;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">[46]</span></span></span></a>
Menurut pemakalah sangatlah tidak logis, karena Hasan al-Bashri
meninggal tahun 110 H, sedangkan Rabi'ah Adawiyah meninggal pada tahun
185 H, dalam usia tidak kurang dari 80 tahun, sebagaimana yang telah
pemakalah bahas di atas. Jadi ada jarak sekitar 70 tahun antara
keduanya. Tidak masuk akal kalau Rabi'ah dalam usia kurang dari 10 tahun
telah menerima ajaran tasawuf dari Hasan al-Bashri serta tiba-tiba
beralih dari kehidupan biasa ke arah kehidupan yang bersifat mistis
dengan mengkonsentrasikan diri pada kezuhudan dan ibadah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Pengharaman menikah untuk dirinya </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR">Rabi'ah
Adawiyah menerima banyak pinangan untuk menikah, tetapi ia tolak semua.
Ia mengambil keputusan karena menurutnya, dengan tidak menikah itulah
ia dapat melakukan pencarian tanpa ada hambatan. Cinta Rabi'ah kepada
Allah telah memenuhi seluruh jiwa dan raganya. Ketika kepadanya
ditanyakan mengenai cinta kepada Rasulullah, ia menjawab, “Aku, demi
Allah sangat mencintai Rasul, akan tetapi cintaku kepada <i>al-Khaliq </i>(Maha
Pencipta) telah memalingkan perhatianku dari sesama makhluk (segala
ciptaan)”. Dan ketika ditanyakan mengapa menolak menikah sebagai salah
satu sunah Rasulullah, maka ia menjawab bahwa dirinya adalah milik
Allah yang dicintainya. Barangsiapa ingin memperisterikannya, maka
hendaklah minta izin kepada Allah. Kaitannya dengan perkawinan, Rabi'ah
berkata :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 27.0pt; text-align: justify;">
<i>“Perkahwinan
itu memang perlu bagi sesiapa yang mempunyai pilihan. Adapun aku tiada
mempunyai pilihan untuk diriku. Aku adalah milik Tuhanku dan di bawah
perintah-Nya. Aku tidak mempunyai apa-apa pun.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref47" style="mso-footnote-id: ftn47;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12pt;">[47]</span></b></span></span></a></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.35pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR">Jadi
Rabi'ah tidak mengharamkan nikah, hanya saja karena harena hatinya
telah diliputi rasa cinta kepada Allah, sehingga tidak tersisa
sedikitpun ruang dalam hatinya untuk cinta kepada makhluk-Nya, termasuk
cinta kepada seorang laki-laki untuk menjadi pendamping hidupnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Pertemuannya dengan Dzun Nun al-Mishri</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ada
yang berpendapat bahwa Rabi'ah Adawiyah pernah bertemu dengan seorang
Sufi dari Mesir yang bernama Dzun Nun al-Mishri. Pendapat ini sangat
tidak logis, karena Rabi'ah Adawiyah hidup antara tahun 95 H sampai
dengan 185 H, sedangkan Dzun Nun al-Mishri wafat pada tahun 245 H.
Memang kalau kita lihat ada sedikit kemiripan pusisi atau syair yang
dibuat oleh Rabi'ah dengan yang dibuat oleh Dzun Nun al-Mishri. Hal ini
mungkin karena keduanya sama-sama Sufi dan menggunakan cinta sebagai
media untuk mendekat kepada Allah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 27.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="PT-BR">B.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="PT-BR">Tinjauan Historis pemikiran Rabi'ah Adawiyah </span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada
awal abad ke-2 Hijrah, Iraq telah membangkitkan getar hati manusia
dengan semangat dan kekuatan peradaban kehidupan. Kota Bashrah ketika
itu bagaikan bintang yang berkelap-kelip di Iraq. Kota itu telah terbuka
pintu-pintunya bagi para ulama dan pemikir, kota itu benar-benar
menjelma menjadi tempat berkumpulnya keagungan raja-raja Persia dengan
barang-barang mewahnya, hingga kota itu bergelimang penuh dengan
kemewahan, keagungan dan keindahan. Keadaan hidup masyarakat Islam dalam
pemerintahan Bani Umaiyah waktu itu, yang sebelumnya terkenal dengan
ketaqwaan telah mulai berubah. Pergaulan semakin bebas dan orang ramai
berlumba-lumba mencari kekayaan. Justru itu kejahatan dan maksiat
tersebar luas. Pekerjaan menyanyi, menari dan berhibur semakin
diagung-agungkan. Maka ketajaman iman mulai tumpul dan zaman hidup
wara’ serta zuhud hampir lenyap sama sekali.</span><span lang="PT-BR" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Banyak
orang-orang Islam yang telah tenggelam dalam kemewahan dan gemerlapnya
dunia hingga melalaikan kewajibannya sebagai makhluk Allah yang
diciptakan hanya untu beribadah. Hal inilah diantaranya yang menjadi
motivasi bagi para Sufi saat itu, termasuk Rabi'ah Adawiyah, untuk
meninggalkan segala tipu daya dunia demi mencapai kebahagiaan hakiki di
akhirat nanti. Para Sufi, terlebih lagi Rabi'ah Adawiyah, menganggap
bahwa cinta pada dunia hanyalah menjadi penghalang untuk dekat pada
Allah. Dunia adalah hina, kekayaan dan kekuasaan hanyalah milik Allah,
untuk itu tidak pantas bagi manusia untuk menyombongkannya apalagi
sampai melupakan kepada Tuhannya.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="line-height: 150%; margin-left: 27.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rabi'ah
Adawiyah dari mulai lahir sudah terbiasa dengan kehidupan zuhud, hal
ini karena ayahnya adalah seorang zahid, yang malu meminta kepada
sesamanya. Ia pada usia remaja telah “terpenjara” fisiknya oleh
perbudakan, meskipun hatinya bebas mengembara tanpa ada yang dapat
memenjarakannya. Hal ini pula yang memotivasi Rabi'ah untuk lebih dekat
pada Allah dengan <i>mahabbahnya. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -9.35pt;">
<b><span lang="PT-BR">IV. PENUTUP</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Kecintaan (<i>Mahabbah) </i>Rabi’ah
terhadap Allah menjadi sebuah hal yang tak terlukiskan. Apa yang
dilakukannya sebetulnya merupakan ikhtiar seorang manusia untuk
membiasakan diri ‘bertemu’ dengan penciptaNya. Disitulah ia memperoleh
kehangatan, kesyahduan, kepastian dan kesejatian hidup. Sesuatu yang
kini dirindukan oleh banyak orang. Menjadi pemuja Tuhan adalah obsesi
Rabiah yang tidak pernah mengenal tepi dan batas. Tak heran jika dunia
yang digaulinya bebas dari perasaan benci. Seluruhnya telah diberikan
untuk sebuah pengejaran cinta yang agung dari Penciptanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Ketika,
kini, uang dan harta, tahta dan wanita, jabatan dan kedudukan, begitu
didamba oleh banyak orang dan dipuja sebagai sumber kebahagiaan hidup,
akankah kita ikut terlarut dalam euphoria cinta “salah kaprah” ini?
Ketika Rabi’ah begitu jatuh bangun mengejar cinta Penciptanya,
bersediakah kita jatuh bangun untuk mengejar Uang yang adalah benda mati
ciptaan kita sendiri? Jawabannya ada pada hakekat tujuan hidup kita
masing-masing.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
Akhirnya
pemakalah berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
diri pemakalah sendiri. Saya sadar, makalah ini masih jauh dari
sempurna, hal ini karena keterbatasan ilmu yang saya miliki. Untuk itu
saran dan kritik demi kemajuan dan perbaikan makalah ini sangat
diharapkan. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 9.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br />
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<b><span lang="PT-BR" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br />
</div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Abdul Mun’im Qandil, <i>Figur Wanita Sufi : Perjalanan Hidup Rabi’ah Al Adawiyah</i>, Surabaya, 1933.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span lang="PT-BR" style="font-size: 12pt;">AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Perawan Suci dari Basrah : Jenjang Sufisme Rabi’ah Adawiyah, </i>Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2003.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Ensiklopedi Islam Jilid 4</i>, Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Dr. Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, <i>Sufi Dari Zaman ke Zaman : Suatu Pengantar Tentang Tasawuf </i>, Pustaka, Bandung, 1985.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Dr. Javad Nurbakhsh, <i>Sufi Women, </i> Khaniqahi-Nimatullahi Publications, New York, 1983.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">http://darisrajih.wordpress.com/2008/03/10/perindu-cinta-allah/#more-166.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Ibnu Taimiyah, <i>Risalah Tasawuf Ibnu Taimiyah</i>, Penerbit Hikmah, Jakarta, 2002.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Louis Massignon & Mustafa Abdur Raziq, <i>Islam dan Tasawuf, </i> Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt;">Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Rabi’ah : Pergulatan Spiritual Perempuan</i>, Risalah Gusti, Surabaya, 1997.</span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoFootnoteText" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<br />
</div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[1]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Perawan Suci dari Basrah : Jenjang Sufisme Rabi’ah Adawiyah, </i>Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2003, hal 137.</div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[2]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Figur Wanita Sufi : Perjalanan Hidup Rabi’ah Al Adawiyah</i>, Surabaya, 1933, hal. 1.</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[3]</span></span></span></a> Dr. Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, <i>Sufi Dari Zaman ke Zaman : Suatu Pengantar Tentang Tasawuf </i>, Pustaka, Bandung, 1985, hal.83.</div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[4]</span></span></span></a> <i>Ibid., </i>hal 82</div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[5]</span></span></span></a> Louis Massignon & Mustafa Abdur Raziq, <i>Islam dan Tasawuf, </i> Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 116. </div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[6]</span></span></span></a> Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Rabi’ah : Pergulatan Spiritual Perempuan</i>, Risalah Gusti, Surabaya, 1997, hal. 7.</div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[7]</span></span></span></a> Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Ensiklopedi Islam Jilid 4</i>, Cet. 4, Ichtiar Baru, Jakarta, 1997, hal. 148. </div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[8]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 2.<i> </i></div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[9]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Op.Cit., </i>hal. 10.</div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[10]</span></span></span></a> Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Op. Cit.</i></div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[11]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 8.</div>
</div>
<div id="ftn12" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[12]</span></span></span></a> <i>Ibid.,</i> hal. 9-10.</div>
</div>
<div id="ftn13" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[13]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Op.Cit., </i>hal. 23.</div>
</div>
<div id="ftn14" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn14" style="mso-footnote-id: ftn14;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[14]</span></span></span></a> <i>Ibid.</i></div>
</div>
<div id="ftn15" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn15" style="mso-footnote-id: ftn15;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[15]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal. 10-11.</div>
</div>
<div id="ftn16" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn16" style="mso-footnote-id: ftn16;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[16]</span></span></span></a> Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Op. Cit.</i></div>
</div>
<div id="ftn17" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn17" style="mso-footnote-id: ftn17;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[17]</span></span></span></a> <i>Ibid.</i></div>
</div>
<div id="ftn18" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="tab-stops: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn18" style="mso-footnote-id: ftn18;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[18]</span></span></span></a> <i>Lihat</i>, Dr. Javad Nurbakhsh, <i>Sufi Women, </i> Khaniqahi-Nimatullahi Publications, New York, 1983, hal. 31.</div>
</div>
<div id="ftn19" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn19" style="mso-footnote-id: ftn19;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[19]</span></span></span></a> <i>Lihat : </i>Louis Massignon & Mustafa Abdur Raziq, <i>Op.Cit.,</i> hal 116.</div>
</div>
<div id="ftn20" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn20" style="mso-footnote-id: ftn20;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[20]</span></span></span></a> Dr. Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, <i>Op.Cit., </i>hal. 83</div>
</div>
<div id="ftn21" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="tab-stops: 45.0pt; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn21" style="mso-footnote-id: ftn21;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[21]</span></span></span></a> Louis Massignon & Mustafa Abdur Raziq, <i>Op.Cit.,</i> hal 116.<i>.</i></div>
</div>
<div id="ftn22" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn22" style="mso-footnote-id: ftn22;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[22]</span></span></span></a> <i>Ibid., </i>hal. 127.</div>
</div>
<div id="ftn23" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn23" style="mso-footnote-id: ftn23;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[23]</span></span></span></a> Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Op. Cit., </i>hal. 101.</div>
</div>
<div id="ftn24" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn24" style="mso-footnote-id: ftn24;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[24]</span></span></span></a> <i>Lihat : </i>AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 127-128.</div>
</div>
<div id="ftn25" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn25" style="mso-footnote-id: ftn25;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[25]</span></span></span></a> Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Op. Cit.</i></div>
</div>
<div id="ftn26" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn26" style="mso-footnote-id: ftn26;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[26]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 136.</div>
</div>
<div id="ftn27" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn27" style="mso-footnote-id: ftn27;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[27]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Op.Cit., </i>hal. 171-172.</div>
</div>
<div id="ftn28" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn28" style="mso-footnote-id: ftn28;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[28]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 137.</div>
</div>
<div id="ftn29" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn29" style="mso-footnote-id: ftn29;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[29]</span></span></span></a> <i>Ibid., </i> hal. 161. </div>
</div>
<div id="ftn30" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn30" style="mso-footnote-id: ftn30;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[30]</span></span></span></a> Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Op. Cit., </i>hal. 65.</div>
</div>
<div id="ftn31" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn31" style="mso-footnote-id: ftn31;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[31]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 163.</div>
</div>
<div id="ftn32" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn32" style="mso-footnote-id: ftn32;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[32]</span></span></span></a> <i>Ibid. </i>hal. 45</div>
</div>
<div id="ftn33" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn33" style="mso-footnote-id: ftn33;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[33]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Op.Cit., </i>hal. 111-112.</div>
</div>
<div id="ftn34" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn34" style="mso-footnote-id: ftn34;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[34]</span></span></span></a> <i>Lihat : Ibid., </i>hal. 63- 66</div>
</div>
<div id="ftn35" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn35" style="mso-footnote-id: ftn35;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[35]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal 59-60.</div>
</div>
<div id="ftn36" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn36" style="mso-footnote-id: ftn36;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[36]</span></span></span></a> Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, <i>Op. Cit. </i>hal. 184. </div>
</div>
<div id="ftn37" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn37" style="mso-footnote-id: ftn37;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[37]</span></span></span></a> <i>Ibid.</i></div>
</div>
<div id="ftn38" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn38" style="mso-footnote-id: ftn38;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[38]</span></span></span></a> Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Op. Cit., </i>hal. 67.</div>
</div>
<div id="ftn39" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn39" style="mso-footnote-id: ftn39;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[39]</span></span></span></a> Abdul Mun’im Qandil, <i>Op.Cit., </i>hal. 15.</div>
</div>
<div id="ftn40" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn40" style="mso-footnote-id: ftn40;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[40]</span></span></span></a> AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal. 66-67.</div>
</div>
<div id="ftn41" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn41" style="mso-footnote-id: ftn41;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[41]</span></span></span></a> <i>Ibid.</i></div>
</div>
<div id="ftn42" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 45.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn42" style="mso-footnote-id: ftn42;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[42]</span></span></span></a> Ibnu Taimiyah, <i>Risalah Tasawuf Ibnu Taimiyah</i>, Penerbit Hikmah, Jakarta, 2002, hal. 55.</div>
</div>
<div id="ftn43" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn43" style="mso-footnote-id: ftn43;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[43]</span></span></span></a> Dalam buku <i>Rabi’ah al-Adawiyah : al-Adzra’ al-Batul, </i>yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul <i>Perawan Suci dari Basrah : Jenjang Sufisme Rabi’ah Adawiyah, </i>AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, serta dalam buku karya Abdul Mun’im Qandi yang berjudul , <i>Figur Wanita Sufi : Perjalanan Hidup Rabi’ah Al Adawiyah</i>, yang keduanya secara khusus membahas tentang kehidupan Rabi’ah Adawiyah tidak mencantumkan kapan Rabi’ah wafat.</div>
</div>
<div id="ftn44" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="tab-stops: 36.0pt; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn44" style="mso-footnote-id: ftn44;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[44]</span></span></span></a>
Pendapat ini dikemukakan oleh mereka yang berpendapat bahwa Rabi’ah
adalah murid dari Hasan al-Bashri dan pernah di lamar oleh ulama zahid
tersebut.</div>
</div>
<div id="ftn45" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn45" style="mso-footnote-id: ftn45;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[45]</span></span></span></a> <i>Lihat</i> : Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Op. Cit., </i>hal. 52, Dr. Javad Nurbakhsh, <i>Sufi Women, </i> Khaniqahi-Nimatullahi Publications, New York, 1983, hal. 31, Louis Massignon & Mustafa Abdur Raziq, <i>Op.Cit.,</i> hal 116 dan Dr. Abu al-Wafa’ al-Ghanimi al-Taftazami, <i>Op.Cit., </i>hal. 83<span lang="PT-BR">.</span></div>
</div>
<div id="ftn46" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn46" style="mso-footnote-id: ftn46;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt;">[46]</span></span></span></a> <i>Lihat</i> : Margaret Smith, M.A., Ph.D., <i>Op. Cit., </i>hal. 14-15, AJ. Siraaj, A.H. Mahmoud, <i>Op.Cit., </i>hal. 35-36.</div>
</div>
<div id="ftn47" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn47" style="mso-footnote-id: ftn47;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt;">[47]</span></span></span></a> <span style="font-size: 10pt;">http://darisrajih.wordpress.com/2008/03/10/perindu-cinta-allah/#more-166 </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
</div>
</div>
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-64961828217599806602013-05-03T04:22:00.001-07:002013-05-03T04:22:35.950-07:00DZUNUN AL MISRI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Al-Misri adalah pelopor paharn ma ‘rifat, Penilaian ini sangatlah tepat
karena berdasarkan riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas’udi—yang kemudian
dianalisis Nicholson—dan Abd Al-Qadir dalam falsafah Al-sufiah fi
Al-Islam; Al-Misri berhasil mernperkenaikan corak baru tentang ma’rifat
dalam bidang sufisme Islam. Pertama, ía membedakan antara ma‘rifat
sufiah dengan ma‘rifat aqliyah. Ma’rifat yang pertama menggunakan
pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, sedangkan ma’rifat yang
kedua menggunakan pendekatan akal yang biasa digunakan para teolog.<br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="more"></a><br />
<br />
Kedua, menurut Al-Misri, ma‘rifat sebenarnya adalah musyahadah qalbiyah
(penyaksian hati), sebab ma‘riat merupakan fitrah dalam hati manusia
sejak azali. Ketiga, teori-teori ma’rifat Al-Misri menyerupai gnosisme
ala Neo-Platonik. Teori-teorinya itu kemudian dianggap sebagai jembatan
menuju teori-teori wahdat asy-syuhud dan ittihad. Ia pun dipandang
sebagai orang yang pertama kali memasukkan unsur falsafah dalam
tasawuf.[4]<br />
<br />
Pandangan-pandangan Al-Mishri tentang ma’rifat pada mulanya sulit
diterima kalangan teolog sehingga ía dianggap sebagai seorang zindiq dan
ditangkap khalifah, tetapi akhirnya dibebas Berikut ini beberapa
pandangannya tentang hakikat ma’rifat<br />
<br />
1. Sesungguhnya ma’rifat yang hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan
Tuhan, sebagaimana yang dipercayai orang-orang mukmin, bukan pula
ilinu—ilinu hurliwi dan nazliar milik para hakim, mutakalimin, dan ahii
balaghah, tetapi ma’rifat terhadap keesaan Tuhan yang khusus dimiliki
para wall Allah. Hal iiui karena mereka adalah orang yang nienyaksikan
Al lab dengan hatinya, sehingga terbukaia baginya apa yang tidak
dibukakan untuk hamba-hamba-Nya yang lain.[5]<br />
<br />
2. Ma’rifat yang sebcnarnya adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan
cahaya ma’rifat yang rnurni seperti matahari tak dapat dilihat kecuali
dengan cahayanya. Salah seorang hamba mendekat kepada Allah sehingga ía
merasa hilang dirinya, lebur dalarn kekuasaan-nya, mereka merasa hamba,
mereka bicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah pada lidah mereka,
mereka melihat dengan penglihatan Allah, mereka berbuat dengan
perbuatan Allah.[6]<br />
<br />
Kedua pandangan AI-Mishri di atas menjelaskan bahwa ma’rifat kepada
Allah tidak dapat ditempuh melalui pendekatan akal dan
pernbuktian-pembuktian, tetapi dengan jalan ma’rifat batin, yakni Tuhan
menyinari hati manusia dan menjaganya dari kecemasan, sehingga semua
yang ada di dunia ini tidak mempunyal arti lagi. Melalui pendekatan ini
sifat-sifat rendah manusia perlahan-lahan terangkat ke atas dan
selanjutnya menyandang sifat-sifat luhur seperti yang dimiliki Tuhan,
sampai akhirnya Ia sepenuhnya hidup di dalam Nya dan lewat diri-Nya.
Al-Misri membagi pengetahuan tentang Tuhan menjadi tiga macam yaitu:<br />
<br />
a. Pengetahuan untuk seluruh muslim,<br />
<br />
b. Pengetahuan khusus untuk para filosofdan ularna,<br />
<br />
c. Pengetahuan khusus untuk para wall Allah.[7]<br />
<br />
Menurut Harun Nasution, pengetahuan jenis pertama dan kedua belum
dimasukkan dalam kategori pengetahuan hakiki tentang Tuhan. Keduanya
belum disebut dengan ma’rifat tetapi disebut dengan ilmu, sedangkan
pengetahuan jenis ketiga harus disebut dengan ma’rifat Dan ketiga macam
pengetahuan tentang Tuhan di atas, jelaslah bahwa pengetahuan tingkat
auliya—lah yang paling tinggi tingkatan nya, karena mereka mencapal
tingkatan musyahadah, sebaiknya para ulama dan filosofi tidak dapat
mencapai maqam ini, sebab mereka masih menggunakan akal untuk mengetahui
Tuhan, sedangkan akal mempunyai keterbatasan dan kelemahan.<br />
<br />
Dalam perjalanan rohani Al-Misri mempunyai sistematika sendiri tentang
jalan menuju tingkat ma’rifat? Dari teks-teks ajarannya, Abdul Hamid
Mahmud mencoba menggambarkan sistematika Al-Misri sebagal berikut:<br />
<br />
a. Ketika ditanya tentang siapa sebenarnya orang bodoh itu, Al-Misri
menjawab, ‘Orang yang tidak mengenal jalan menuju Allah dan tidak ada
usaha untuk mengenal-Nya.”<br />
<br />
b. Al-Misri mengatakan bahwa jalan itu ada dua macam, yaitu Thariq
Al-inabah. adalah jalan yang harus dimulai dengan cara yang ikhlas dan
benar, dan thariq ihtiba’, adalah jalan yang tidak mensyaratkan apa-apa
pada seseorang karena merupakan urusan Allah semata.<br />
<br />
c. Di sisi lain Al-Misri menyatakan bahwa manusia itu ada dua macam,
yaitu Darij dan wasil. Darij adalah orang yang berjalan menuju jalàn
iman, sedangkan wasil adalah orang yang berjalan (melayang) di atas
kekuatan ma’rifat.<br />
<br />
Menunut pengalamannya, sebelum sampai pada maqam Al ma‘rjfat, Al-Misri
melihat Tuhan melalui tanda-tanda kebesaran-Nya yang terdapat di alam
semesta. Adapun tanda-tanda seorang arif, menurut Al-Misri, adalah
sebagai benikut,<br />
<br />
a. Cahaya ma’rifat tidak memadamkan cahaya kewara’annya.<br />
<br />
b. Ia tidak berkeyakinan bahwa ilmu batin merusak hukum lahir.<br />
<br />
c. Banyaknya nikrnat Tuhan tidak mcndorongnya menghancurkan tirai-tirai larangan Tuhan.[8]<br />
<br />
Paparan Al-Mishri di atas menunjukkan bahwa seorang arif yang sempurna
selalu melaksanakan perintah Allah, terikat hanya kepada-Nya, senantiasa
bersama-Nya dalarn kondisi apapun, dan semakin dekat serta menyatu
kepada-Nya.<br />
<br />
Pandangan Dzu An-Nun AI-Mishri Tentang Maqamat Dan Ahwal<br />
<br />
Pandangan Al-Misliri tantang maqarnat, dikemukakan pada beberapa hal
saja, yaitu At-taubah, Ash-shabr, Ai-iawakal, dan .ar-rida. Dalam Dairat
Al-Ma’rifat Al-Islwniyat terdapat keterangan yang berasal dan Al-Mishri
bahwa simbol-simbol zuhud adalah sedikit cita-cita, mencintai
kefakiran, dan memiliki rasa cukup yang disertai dengan kesabaran.
Kendatipun demikian, dapat dikatakan bahwajumlah maqam yang disebut
Al-Misri lebih sedikit dibandingkan dengan penulis sesudahnya.<br />
<br />
Menurut Al-Mishri, ada dua macam tobat, yaitu tobat awam dan tobat
khawas. Orang awam bertobat kar kelalaian (dan mengingat Tuhan). Dalam
ungkapan lain, ia mengatakan bahwa sesuatu yang dianggap sebagai
kebaikan oleh Al-abrar justru dianggap sebagai dosa oleh Al-rn
uqarrabin. Pandangan mi mirip dengan pernyataan Al-Junaidi yang
mengatakan bahwa tobat adalah engkau melupakan dosamu. Pada tahap mi
orang-orang yang mendambakan hakikat tidak lagi mengingat dosa mereka
karena terkalahkan oleh perhatian yang tertuju pada kebesaran Tuhan dan
zikir yang berkesinambungan. Lebih lanjut Al-Mishri membagi tobat
menjadi tiga tingkatan, yaitu:<br />
<br />
1. Orang yang bertobat dan dosa dan keburukannya.<br />
<br />
2. Orang yang bertobat dan kelalaian dan kea!faan mengingat Tuhan.<br />
<br />
3. Orang yang bertobat karena memandang kebaikan dan ketaatannya.<br />
<br />
Pembagian tobat atas tiga tingkatan tidak dapat dikatakan bertentangan
dengan apa yang telah disebut di atas. Pada pembagian Al-Misni membagi
lagi orang khawas menjadi dua bagian sehingga jenis tobat dibedakan alas
tiga macam.<br />
<br />
G. Cinta dan ma'rifat<br />
<br />
Suatu ketika Dzunnun ditanya seseorang : "Dengan apa Tuan mengetahui
Tuhan?". "Aku mengetahui Tuhanku dengan Tuhanku ",jawab Dzunnun. "kalau
tidak ada Tuhanku maka aku tidak akan tahu Tuhanku". Lebih jauh tentang
ma'rifat ia memaparkan : "Orang yang paling tahu akan Allah adalah yang
paling bingung tentang-Nya". "Ma'rifat bisa didapat dengan tiga cara:
dengan melihat pada sesuatu bagaimana Dia mengaturnya, dengan melihat
keputusan-keputusan-Nya, bagaimana Allah telah memastikannya. Dengan
merenungkan makhluq, bagaimana Allah menjadikannya".<br />
<br />
Tentang cinta ia berkata : "Katakan pada orang yang memperlihatkan
kecintaannya pada Allah, katakan supaya ia berhati-hati, jangan sampai
merendah pada selain Allah!. Salah satu tanda orang yang cinta pada
Allah adalah dia tidak punya kebutuhan pada selain Allah". "Salah satu
tanda orang yang cinta pada Allah adalah mengikuti kekasih Allah Nabi
Muhammad SAW dalam akhlak, perbuatan, perintah dan sunnah-sunnahnya".
"Pangkal dari jalan (Islam) ini ada pada empat perkara: “cinta pada
Yang Agung, benci kepada yang Fana, mengikuti pada Alquran yang
diturunkan, dan takut akan tergelincir (dalam kesesatan)".<br />
<br />
H. Konsep Ma’rifah Dzun-Nun Al-Mishri<br />
<br />
Setelah memaparkan sekelumit makna dari nama Dzun-Nun Al-Mishri, maka
dibawah ini penulis akan menyampaikan sedikit tentang konsep ma’rifah
Dzun-Nun Al-Mishri. Konsep ma’rifah Dzun-Nun tidak bisa lepas dengan
makna yang ia dapati dari namanya itu karena namanya itu menunjukkan
sebuah kepemilikan dan penguasaan terhadap makna dari huruf tersebut.
Sebagaimana kita ketahui bahwa huruf Nun yang menjadi sentral kehidupan
di dunia ini, maka untuk mencapai sentral tersebut manusia juga harus
memakai sentral dari diri manusia untuk bertemu dengan sentral kehidupan
ini.<br />
<br />
Sentral yang disebut diatas adalah Qalbu, dimana qalbu ini adalah
sentral dari manusia dan untuk bertemu dengan sentral yang hakiki maka
manusia harus mengoptimalkan sentralnya supaya sampai kepada sentral
yang hakiki. Mengapa Qalbu atau hati disebut sebagai sebuah sentral,
karena pada qalbu ini berkumpul seluruh kelakuan dan tindakan manusia.
Maka menurut Dzun-Nun yang biasa dilakukan oleh hati tersebut adalah :
emosi, dekat, shahabat, cinta, mengenal, penyingkapan, menyaksikan,
al-ittihad, al-hulul, wahdatul wujud, dan wujudiyah. Ada sebuah
perbedaan pengertian yang dimaksud oleh Dzun-Nun dengan penyingkapan,
perbedaan ini dibagi kepada tiga bagian, yaitu : al-Mukasyafah,
inkisyaf, dan al-kasy-syaf. Yang dimaksud dengan al-Mukasyafah adalah
saling keterbukaan dimana seorang hamba yang meminta dan Allah yang
memberi; inkisyaf, adalah penyingkapan atau keterbukaan Allah sebagai
karunia kepada hambanya dan seorang hamba hanya menerima saja, tidak
dengan meminta. Dimana pada bagian ini keterbukaan hanya diartikan
sebagai karunia Allah dan manusia tidak meminta untuk keterbukaan
tersebut; al-kasysyaf, pada hal ini tidak menggambarkan proses tentang
bagaimana keterbukaannya akan tetapi adanya sebuah pengalaman
keterbukaan.<br />
<br />
Pada penjelasan diatas disebutkan bahwasanya sentral kehidupan hanya
bisa dirasakan oleh sentral manusia, yaitu dimana hati manusia bisa
merasakan keterbukaan dengan Allah hanya dengan penglihatan hati yang
menjadi sentral kehidupan manusia. Menurut Dzun-Nun hati juga tidak
serta merta bisa melihat Allah karena hati yang paling dalamlah yang
bisa sampai melihat kepada Allah SWT. Sebelum kita langsung kepada hati
yang dalam, maka akan disebutkan beberapa lapisan hati yang harus
dilalui seseorang sebelum bisa ma’rifah kepada Allah SWT.<br />
<br />
Dan lapisan-lapisan tersebut adalah : as-Suduur, al-Quluub,
adh-Dhamaair, al-Fuwaaid, as-sir, sir al-asraar, dan Basyirah. Yang
dimaksud dengan as-suduur hati yang paling luar, pada fase ini hati
mengalami penyempitan dan perluasan, dia tidak bisa konsisten dalam
pendiriannya masih tergoncang dan belum istiqamah. Setelah lulus atau
berhasil dalam tahapan ini, maka akan masuk lebih dalam lagi kepada
tahapah yang kedua, yaitu al-Quluub. Setelah masuk kepada tahapan ini,
maka hati seseorang tersebut akan kokoh dan lebih istiqamah dalam
pendiriannya. Selain itu orang yang sudah sampai pada tahap ini maka dia
akan merasakan ketenangan dalam hatinya. Kemudian setelah lapisan kedua
ini berhasil dan tetap konsisten dengan keduanya, yaitu tahap pertama
dan kedua. Maka tahap selanjutnya adalah adh-Dhomaair, yaitu dimana
bagian ini juga disebut sebagai bagian terdalam pada tahapan qalbu. Dia
menyimpan dan menempatkan cahaya qalbu, kalau dia sudah sampai pada
tahap ini, maka dia akan memiliki kepekaan atau biasa disebut dengan
indera keenam. Setelah tahap ini maka selanjutnya adalah al-Fuwaaid,
pada tahapan ini orang sudah separuh perjalanan untuk menggapai puncak
ma’rifah. Jika seseorang sudah sampai tingkatan ini maka orang tersebut
tidak akan bisa dibohongi atas apa yang dia lihat atau rasakan. Kemudian
tahap selanjutnya as-Sir dan Sir al-Asraar, tahapan ini adalah tahapan
yang hampir mendekati kesempurnaan dan mencapai ma’rifah. Tahapan ini
adalah proses untuk mempersiapkan diri kepada tahapan akhir, Maka
tahapan terakhir, yaitu ketika setiap tahapan tetap terjaga dan saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya, maka sampailah pada tahapan
Basyirah, yaitu tahapan akhir yang bisa menyampaikan manusia untuk bisa
melihat dan merasakan Allah SWT. Dan hal ini disebut dengan ma’rifah.<br />
<br />
Menurut Dzun-Nun ma’rifah itu bisa diklasifikasikan kepada tiga bagian,
yaitu : pertama, ma’rifah tauhid sebagai ma’rifahnya orang awam. Kedua,
al-burhan wa al-istidlal yang merupakan ma’rifahnya Mutakallimin dan
para Filosof, yaitu pengetahuan tentang Tuhan melalui pemikiran dan
pembuktian akal. dan ketiga, ma’rifah para wali, yaitu pengetahuan dan
pengenalan tentang Tuhan melalui sifat dan ke-Esaan Tuhan. Dengan
demikian, apabila dilihat dari sisi epistimologi, ada tiga metoda
ma’rifah yang berbeda, yakni metoda transmisi, metoda akal budi, dan
metoda ketersingkapan langsung. Ma’rifah awam lebih bersifat penerimaan
dan kepatuhan semata tanpa dibarengi argumentasi, sedangkan ma’rifah
Mutakallimin dan filosof adalah pemahaman yang sifatnya rasional melalui
berfikir spekulatif. Lain halnya dengan ma’rifah para sufi atau aulia,
adalah penangkapan dan penghayatan langsung terhadap obyek sehingga ia
merasakan dan melihat obyek itu. Dan disini Dzun-Nun menegaskan
bahwasanya ma’rifah itu sepenuhnya adalah karunia dan pemberian Allah
SWT.<br />
<br />
Jadi kesimpulan menurut Dzun-Nun bahwasanya kalau kita ingin sampai pada
tingkat ma’rifah, maka kita harus melaluinya setahap demi setahap dan
dilakukan dengan kesungguhan dan keseriusan. Dan dia juga mengatakan
bahwasanya adanya perbedaan ma’rifah kepada Allah yang disebabkan oleh
kemampuan dan kesadaran dia sebagai makhluk. Ma’rifah juga sepenuhnya
diberikan oleh Allah SWT atas karunianya dan kasih sayangnya. Maka
seorang hamba tidak akan sampai pada tingkat ma’rifah tanpa usaha dan
anugrah serta karunia Allah SWT.<br />
<br />
<br />
Rangkuman:<br />
<br />
Berikut ini beberapa pandangannya tentang hakikat ma’rifat<br />
<br />
1. Sesungguhnya ma’rifat yang hakiki bukanlah ilmu tentang keesaan Tuhan,<br />
<br />
2. Ma’rifat yang sebcnarnya adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya<br />
<br />
Al-Misri membagi pengetahuan tentang Tuhan menjadi tiga macam yaitu:<br />
<br />
a. Pengetahuan untuk seluruh muslim,<br />
<br />
b. Pengetahuan khusus untuk para filosofdan ularna,<br />
<br />
c. Pengetahuan khusus untuk para wall Allah.[9]<br />
<br />
Abdul Hamid Mahmud mencoba menggambarkan sistematika Al-Misri sebagal berikut:<br />
<br />
a. Ketika ditanya tentang siapa sebenarnya orang bodoh itu, Al-Misri
menjawab, ‘Orang yang tidak mengenal jalan menuju Allah dan tidak ada
usaha untuk mengenal-Nya.”<br />
<br />
b. Al-Misri mengatakan bahwa jalan itu ada dua macam, yaitu Thariq
Al-inabah. adalah jalan yang harus dimulai dengan cara yang ikhlas dan
benar, dan thariq ihtiba’, adalah jalan yang tidak mensyaratkan apa-apa
pada seseorang karena merupakan urusan Allah semata.<br />
<br />
c. Di sisi lain Al-Misri menyatakan bahwa manusia itu ada dua macam,
yaitu Darij dan wasil. Darij adalah orang yang berjalan menuju jalàn
iman, sedangkan wasil adalah orang yang berjalan (melayang) di atas
kekuatan ma’rifat.<br />
<br />
Demikianlah yang dapat kami susun mengenai perjalanan sang sufi Dzunnun
al-Misri yang telah menyumbangkan dan pencetus “Teori Ma’rifat” dalam
Ilmu Tasawuf.<br />
Bisa dilihat <a href="http://aliks-fx.blogspot.com/2012/02/teori-marifat-dzunnun-al-misri.html" target="_blank">disini</a>. </div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-3380304484313370492013-04-26T04:23:00.000-07:002013-04-26T04:23:18.735-07:00DRIVER LENOVO S10-3S<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-weight: bold;">IdeaPad S10-3</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-weight: bold;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">For Windows 7 support for 32bit only</span></span><br />
<br />
<ol style="text-align: left;">
<li><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333;">Bios update </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> <a href="http://adf.ly/3u7w1" target="_blank">download here</a></span></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Intel chipset driver <a href="http://adf.ly/3u8KN" target="_blank">download here</a></span></li>
<li>Audio driver <a href="http://adf.ly/3u8Qj" target="_blank">download here</a></li>
<li>Intel Onboard Graphics Driver (VGA) <a href="http://adf.ly/3u8Wd" target="_blank">download here</a></li>
<li>Realtek Ethernet Driver (LAN) <a href="http://adf.ly/3u8Zr" target="_blank">download here</a></li>
<li>WLAN/ Wifi for Atheros Wireless <a href="http://adf.ly/3u8g9" target="_blank">download here</a></li>
<li>WLAN/ Wifi for Broadcom Wireless <a href="http://adf.ly/3u8oj" target="_blank">download here</a></li>
<li>Bluetooth for Broadcom <a href="http://adf.ly/3u8uf" target="_blank">download here</a></li>
<li>Camera Driver(Bison,Chicony,Liteon) <a href="http://adf.ly/3upaW" target="_blank">download here</a></li>
<li>Realtek USB 2.0 Card Reader Driver <a href="http://adf.ly/3upd9" target="_blank">download here</a></li>
<li>Lenovo Energy Management <a href="http://adf.ly/3upft" target="_blank">download here</a></li>
<li>Intel Matrix Storage Manager Driver <a href="http://adf.ly/3upiH" target="_blank">download here</a></li>
<li>Touchpad Synaptics Pointing Device Driver <a href="http://adf.ly/3upn3" target="_blank">download here</a></li>
<li>Lenovo OneKey Recovery d<a href="http://adf.ly/3uprQ" target="_blank">ownload here</a></li>
<li>Modem 3G Huawei <a href="http://adf.ly/3upwR" target="_blank">download here</a></li>
<li>Modem 3G Qualcomm <a href="http://adf.ly/3upxz" target="_blank">download here</a></li>
<li>Modem 3G ZTE <a href="http://adf.ly/3uq0L" target="_blank">download here</a></li>
<li>Modem 3G Lenovomobile <a href="http://adf.ly/3uq1Z" target="_blank">download here</a></li>
<li>Modem 3G Leadcoretech <a href="http://adf.ly/3uq5c" target="_blank">download here</a></li>
</ol>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-27191897720137010702013-04-26T03:27:00.000-07:002013-04-26T03:27:56.620-07:00AL GHOZALI DALAM PERADABAN ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-outline-level: 4; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A. Riwayat Hidup Al Ghazali </span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Nama
lengkapnya Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Thusi
al-Ghazali, lahir pada tahun 45 H/1058 M di Thus, tepatnya di desa
Gozaleh, Kotapraja Tabran.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="IT">
Ia adalah seorang filosof, ahli ilmu kalam dan tasawuf serta ahli fiqih
selain juga seorang pemikir besar dalam sejarah Islam yang pengaruhnya
sangat besar hingga hari ini.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Awal pertama beliau belajar agama pada waktu kecil, beliau menimba ilmu pada Abu </span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL">Hamid Ahmad Ibn Muhammad Ath Thusi Ar Radzkani seorang ulama terkenal sesuai </span></span><span lang="IT">wasiat
ayahnya sebelum meninggal dunia. Kemudian beliau pergi ke Nizabur untuk
belajar di Madrasah Nizhamiyah pimpinan al Juwaini al Haramain yang
bermadzab Syafi’i, yang pada saat itu merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan yang terkenal di dunia Islam.<span class="MsoFootnoteReference"> <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[2]</span></span></a></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Karena kecakapannya dalam penguasaan ilmu, Al Ghazali oleh gurunya dikenalkan dengan Nizam Al Mulk, pendiri Madrasah Nizhamiyah.<span class="MsoFootnoteReference"> </span></span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[3]</span></span></span></a> Nizam<span lang="SV">
Al-Mulk mengangkat al-Ghazali menjadi guru besar sekaligus Rektor
Nizamiyah Bagdad dalam usia 34 tahun. Selama menjadi rektor, al-Ghazali
banyak menulis buku yang meliputi beberapa bidang seperti fiqih, ilmu
kalam dan buku-buku sanggahan terhadap aliran-aliran kebatinan,
Ismailiyah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[4]</span></span></span></a> Penulisan berbagai karya ilmiah tersebut tidak mengurangi kesibukannya dalam mengajar dan meneliti.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Ia </span>juga<span lang="SV">
melakukan pembaharuan dalam Islam dan mengabdi pada masyarakat,
termasuk mengeluarkan fatwa-fatwa secara umum dan memberikan sumbangan
pemikiran politik pada pemerintah. Disini, ia meraih sukses gemilang,
baik sebagai guru besar maupun sebagai konsultan hukum, dan harapan
duniawinya tercapai sudah. Ia banyak dikunjungi orang untuk ditimba
ilmunya dan mereka mengagumi kuliah dan dialog-dialognya yang tiada
tandingannya, sehingga ia bukan saja menjadi Imam Irak sesudah Imam
Khurasan, tetapi juga <i>Hujjat al-Islam</i> (Argumen Islam) yang reputasi dan karismanya mengalahkan para gubernur, para menteri dan istana Khilafat sendiri.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[5]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Disela-sela
kesibukannya, ia juga mempelajari filsafat, sampai ia berhasil
mendudukkan persoalan secara proporsional, yaitu mendeskripsikan
realitas problem-problem filsafat dan pemecahannya dalam karya yang
berjudul <i>Maqashid al-Falasifah.</i> Langkah selanjutnya adalah melakukan telaah dan bantahan terhadap konsep mereka yang dituangkan dalam kitab <i>Tahafudh al-Falasifah.</i> Ini semakin memperkokoh gelarnya sebagai <i>Hujjat al-Islam.</i> Kemudian ia mengalihkan perhatiannya kepada <i>Ta'limiyah, </i>hal itu dikarenakan motif internal yakni, untuk menemukan ilmu <i>yaqini, </i>dan motif eksternal yakni, tugas dari khalifah untuk menyusun buku.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Namun ia kecewa terhadap kenyataan, karena tidak berhasil menemukan ilmu <i>yaqini. </i>Maka
kemudian ia jatuh sakit. Sakitnya tersebut dikarenakan faktor
psikologis yang mendalam, sampai-sampai dokter tidak dapat mengobatinya.
Maka kemudian ia meninggalkan Bagdad dengan berpura-pura menunaikan
ibadah haji, dan menyerahkan pengajaran di Bagdad pada adiknya Ahmad.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[7]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Al-Ghazali keluar dari Bagdad langsung menuju Damaskus, Syiria.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[8]</span></span></span></a>
Dilanjutkan mengembara ke berbagai padang pasir untuk melatih diri
menjauhi barang-barang terlarang (haram), meninggalkan kesejahteraan dan
kemewahan hidup, mendalami masalah keruhanian dan penghayatan agama.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[9]</span></span></span></a> Selama tinggal di Syiria inilah, ia menulis karyanya yang terbesar <i>Ihya' Ulum al-Din.</i><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[10]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Al-Ghazali
mempersiapkan dirinya dengan persiapan agama yang benar dan mensucikan
jiwanya dari noda-noda keduniaan, sehingga beliau menjadi seorang
filosof tasawuf pertama kali dan seorang pembela agama Islam yang besar
serta salah seorang pemimpin yang menonjol di zamannya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[11]</span></span></span></a> Akhirnya beliau berhasil menemukan hakikat yang dicarinya, yaitu tahap ilmu <i>yaqini.</i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Setelah memperoleh ilmu <i>al-yaqini, </i>kemudian ia kembali ke Bagdad dan kembali mengajar di sana. Kitab pertama yang ia karang setelah ia kembali ke Bagdad adalah <i>Munqiz min Al-Dalal </i>(Penyelamat dari Kesesatan).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[12]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Selain mengajar dan menjalani kehidupan sufi, al-Ghazali juga terus mendalami al-Qur'an dan Hadits, termasuk menekuni <i>shahih Bukhari, shahih Muslim dan Sunan Abu Dawud, </i>meskipun di masa lampau, ia sudah banyak mempelajari al Qur'an/tafsir dan Hadits.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Ia wafat pada hari senin 14 Jumadi Akhir 505/ 18 Desember 1111, dimakamkan di Tabaran, Tus.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[13]</span></span></span></a>
Demikianlah yang dapat kita amati dan renungkan, bahwa al-Ghazali
dilahirkan di Tus dan wafat juga di Tus, setelah ia melakukan
pengembaraan untuk mencari ilmu <i>al-yaqini.</i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="SV">2.2 Pemikiran Al Ghazali secara umum</span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Sebagaimana
disebutkan oleh Abidin Ibn Rusn, berkaitan dengan profesi sebagai
pemikir, al-Ghazali telah mengkaji secara mendalam dan kronologis
minimal 4 disiplin ilmu. Keempat disiplin ilmu tersebut ialah: ilmu
kalam, ilmu filsafat, ilmu kebatinan dan ilmu tasawuf.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[14]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Menurut
penulis sendiri, awal mulanya sebelum mempelajari ilmu kalam,
al-Ghazali terlebih dahulu mempelajari ilmu agama yang lebih mengarah
pada persoalan fiqih atau kajian ilmu fiqih. Jadi al-Ghazali mengkaji 5
disiplin ilmu.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Al-Ghazali sebagai seorang ahli ilmu fiqih</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Ketika</span><span lang="IT"> al-Ghazali masih berguru kepada al-Juwaini, tokoh yang mengajarkannya fiqih dan kalam, dia sudah menulis karya cemerlang <i>Al-Mankhul fi ilm al-Ushul, </i>yang
membahas metodologi dan teori hukum. Pada saat itu, ia diangkat sebagai
asisten al-Juwaini dan terus mengajar di Nesapur hingga sang guru
meninggal.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: SV; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[15]</span></span></span></span></a><span lang="IT"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Atas dasar inilah, maka menurut penulis al-Ghazali merupakan seorang <i>faqih</i>
(ahli fiqih). Ia merupakan penganut fiqih Syafi'iyah, yang pada
hakekatnya merupakan sintesis dari fiqih ahli hadits dan fiqih ahli <i>ra'yi</i>.
Al-Ghazali tidak mendirikan madzhab sendiri, akan tetapi ia
mengembangkan aliran fiqih yang dianutnya dengan didasarkan hadits dan
pemikiran yang berkembang.</span><span lang="SV"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Al-Ghazali sebagai seorang ahli ilmu kalam (teolog)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Karena
gurunya al-Juwaini juga merupakan teolog maka ia juga belajar ilmu
kalam dari gurunya itu. Setelah ia matang dengan ilmu kalam, maka
langkah selanjutnya adalah ia mendalami pemikiran kaum Mutakallimin dari
berbagai macam aliran. Namun teologi yang dianut oleh al-Ghazali adalah
<i>Asy'ariyah</i>.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref16" title=""><sup><sup><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[16]</span></sup></sup></a>
Meskipun demikian al-Ghazali tidak menelan mentah-mentah aliran ini.
Diantara ajaran aliran ini yang berbeda dengan pandangan al-Ghazali,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Abidin Ibn Rusn adalah taklid buta
yang melekat pada dada pengikutnya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref17" title=""><sup><sup><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[17]</span></sup></sup></a> Dalam pandangan al-Ghazali seseorang itu tidak boleh taklid secara membabi buta dalam masalah aqidah.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Contoh
lagi adalah kaum Mu'tazilah yang dalam perkembangannya selalu
mengandalkan rasio. Mereka selalu melindungi ajarannya dengan cara
mengkaji filsafat Yunani untuk diambil teori-teorinya yang logis. Maka
al-Ghazali mengkritik dan mengoreksi aliran ini. Ia berniat untuk
mengembalikan aqidah umat Islam kepada aqidah yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW.</span><span lang="SV"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Al-Ghazali sebagai seorang ahli ilmu filsafat (filosof)</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Setelah beliau mendalami ilmu kalam, ternyata beliau </span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL">banyak melihat bahaya yang ditimbulkan dari perkembangan pemikiran ilmu kalam dari </span></span><span lang="SV">pada manfaatnya. </span>Ilmu ini lebih banyak mengeluarkan premis-premis yang mempersulit<span dir="RTL" lang="AR-SA">dan menyesatkan daripada menguraikan secara jelas</span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span>. </span>Al-Ghazali menyatakan bahwa <span lang="AR-SA"><span dir="RTL">para teolog tidak mampu mencapai pengetahuan yang hakiki jika hanya menggunakan metode ilmu Kalam saja</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>. <span dir="RTL">karena akal manusia mengalami kesulitan untuk mengetahui sifat</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR"></span>-<span dir="RTL">sifat dan tindakan-</span>tindakan Allah secara hakiki<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span>.</span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Oleh karena itu Al-Ghazali meninggalkan ilmu Kalam dan pindah mengajar ilmu filsafat. <span lang="IT">Sejumlah karya filsafat, terutama karya Ibn Sina, dibaca dan dikajinya dengan tekun.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[18]</span></span></span></a>Hingga ia menjadi seorang filosof dan memunculkan sebuah kitab yang berjudul <i>Maqasid al-Falasifah </i>(tujuan-tujuan para filosof).</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Pada bidang filsafat pun Al-</span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL">Ghazali banyak menentang kecenderungan para filosof yang dipandang s</span></span><span lang="IT">angat membahayakan akidah, untuk meluruskan maka Al Ghazali menulis kitab <i>Tahafut al-</i></span><i><span lang="AR-SA"></span></i><span dir="RTL" lang="AR-SA">Falasifah</span><span dir="LTR"></span><span lang="IT"><span dir="LTR"></span>(Kebingungan para filosof).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[19]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Dalam<i><span lang="IT">Tahafudz al-Falasifah </span></i><span lang="IT">beliau
menjelaskan bahwa tiga persoalan filsafat yang bisa menyebabkan kufur
dan pengingkaran nash syar'i. Masalah tersebut adalah:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masalah alam kekal</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tuhan tidak mengetahui perincian dari segala yang terjadi di alam</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pembangkitan jasmani tidak ada.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[20]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Menurut
al-Ghazali, dalam berfilsafat orang harus mempertimbangkan dan berpikir
dengan al-Qur'an dan hadits disamping menggunakan logikanya.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Al-Ghazali sebagai seorang ahli ilmu kebatinan</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Setelah mendalami filsafat, Imam Al Ghazali melihat bahwa, ternyata filsafat </span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL">tidak mamp</span></span><span lang="SV">u menyingkap ilmu metafisik, bahkan banyak melahirkan kekacauan dalil.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Melihat
hal ini, al-Ghazali tidak tinggal diam. Mula-mula al-Ghazali melakukan
penelitian terhadap literatur-literatur yang dijadikan dasar kaum
kebatinan. Kemudian makalah-makalah yang telah mereka susun rapi
dikajinya secara mendalam. Hasil penelitiannya disusun, kemudian
dijadikan bahan untuk menyanggah keyakinan yang salah, sebagai usaha
untuk mengembalikan keyakinan umat kepada ajaran yang hak dan dalam
rangka memperoleh ilmu yang hak juga.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[21]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Hal
ini dilakukan oleh al-Ghazali dalam rangka mengembalikan dan memurnikan
ajaran Islam sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Menurutnya Imam yang ma'shum seperti yang dikatakan oleh
pengikut aliran kebatinan hanyalah tokoh ideal yang ada dalam alam idea.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="SV">Al-Ghazali sebagai seorang ahli ilmu tasawuf</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Setidaknya ada dua faktor yang ada pada sufisme, sehingga al-Ghazali tertarik untuk melaksanakannya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[22]</span></span></span></a><i>Pertama</i>,
karena sufisme memiliki dua aspek esensial: teori dan praktek (ilmu dan
amal). Seorang sufi tidak hanya mengerti apa arti hidup zuhud
(asketis), tetapi dia betul-betul melaksanakan apa yang dimaksud dengan
zuhud tersebut dalam kehidupannya. Hal ini berbeda dengan ketiga
golongan yang ditelitinya: ahli kalam, filsuf, dan bathiniyyah, karena
ketiga golongan itu hanya mengutamakan salah satu aspek saja, yaitu dari
aspek teoritis belaka.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Kedua,
karena sufisme menawarkan suatu jenis pengetahuan yang langsung
diterima oleh Allah bagi siapa saja yang melaksanakannya. Dengan daya
tarik itu, al-Ghazali betul-betul berusaha melaksanakan kehidupan sufi
secara nyata, setelah menguasai pengetahuan sufisme secara mendalam. Ia
menjadi sufi yang berhasil. Ia sungguh-sungguh mengalami Allah yang
bersabda dan memberikan pengetahuan yang menurutnya tak terhitung
banyaknya.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Imam al-Ghazali dalam karyanya al-Munidz min adh-Dhalal mengatakan: “<i>Banyak sekali rahasia dan misteri telah diungkapkan kepadaku dalam pengasingan dan penyendirianku (khalwat) bersama Allah</i>.”<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[23]</span></span></span></a>
Keberhasilan sufi sendiri bukanlah melulu kehendak manusia. Al-Ghazali
sendiri berkata bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia dan
daya untuk berbuat dalam diri manusia.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[24]</span></span></span></a>
Jadi, sufisme di sini juga menjadi suatu bentuk tanggapan akan daya
Allah yang mendorong manusia untuk semakin dekat dengan-Nya dan dengan
demikian, manusia mendapatkan pengetahuan dari Allah yang lebih
sempurna.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
Al-Ghazali
mengaku memperoleh keyakinan sampai ke tingkat keyakinan akan kebenaran
yang bersifat matematis. Adanya keyakinan itu disebabkan karena adanya
pengetahuan, yang dalam konsepsi al-Ghazali disebut:</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>Ilmu “mukasyafah” (karena diperoleh melalui ‘terbukanya’ hijab antara hati dan Luh Mahfuzh;</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>Ilmu
“musyahadah” (karena diperoleh melalui penyaksian langsung dengan mata
hati atau bashirah terhadap Luh Mahfuzh, sebagai sumber pengetahuan);</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>Ilmu “al-bathin” (karena pengetahuan itu diperoleh melalui batin bukan lahir);</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>“al-ma’rifah”
(karena pengetahuan ini diterima langsung dari Allah tanpa belajar, dan
dengan itu orang mengalami pengenalan hakiki mengenai Allah);</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>“nur-ilahi” (karena berupa sinar pengetahuan Tuhan yang dicampakan-Nya ke dalam hati orang yang dikehendaki-Nya.</div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 42.55pt; mso-list: l0 level4 lfo2; tab-stops: list 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
f.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span><span dir="LTR"></span>“al-ilm
al-khafi” (karena pengetahuan ini harus disembunyikan oleh orang-orang
yang memperolehnya, kecuali terhadap orang yang juga mendapatkannya).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[25]</span></span></span></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="SV">Secara umum Al-Ghazali membagi ilmu menjadi dua bagian, yaitu:</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="IT">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IT">Ilmu <i>fardhu 'ain</i>.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Menurut Al-Ghazali: Ilmu yang <i>fardhu ‘ain </i>yaitu
segala macam ilmu untuk mengenal Allah, mengetahui sifat-sifat Allah,
mengetahui perkara ghaib, mengetahui cara beribadat, mengetahui halal
dan haram, mengetahui ilmu yang berkaitan dengan menjaga hati dan amalan
hati, seperti sabar, ikhlas, dan sebagainya. Di sinilah lahir
istilah-istilah ilmu Tauhid, Fiqih dan Tasawuf.</span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<span lang="SV">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span lang="IT">Ilmu <i>fardhu kifâyah</i>.</span><span lang="SV"></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Ilmu <i>fardhu kifayah </i>yaitu
ilmu yang perlu diketahui untuk keperluan dan keselarasan hidup di
dunia. Tanpanya manusia menempuh kesusahan dan tidak dapat
menyempurnakan tuntutan <i>fardhu ‘ain.</i></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT">Al-Ghazali
menyebutkan: "....bidang-bidang ilmu pengetahuan yang termasuk
fardhu kifayah ialah, ilmu kedokteran, berhitung, pertanian,
pertenunan, perindustrian, keterampilan menjahit, politik dsb.” <a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[26]</span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">___________________________________________ </span></span></span></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; margin-left: 1.0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IT"><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></span></span></span></div>
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Muhammad Sholikhin, <i>Filsafat
dan Metafisika dalam Islam: Sebuah Penjelajahan Nalar, Pengalaman
Mistik, dan Perjalanan Aliran Manunggaling Kawula-Gusti, </i>(Jakarta: Narasi, 2008), 182.</span></div>
<div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[2]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> </span><span lang="FI">Saeful Anwar, <i>Filsafat Ilmu al Ghazali: Dimensi Ontologi dan Aksiologi, </i>(Bandung: Pustaka Setia, 2007)</span><i>, </i><span lang="IN">5</span>3.</div>
</div>
<div id="ftn3">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[3]</span></span></span></span></a><span lang="IN">Abuddin Nata, <i>Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, </i>(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001)</span>, 83.</div>
</div>
<div id="ftn4">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Mubin Ardiansyah, <i>Epistemologi Menurut Al-Ghazali: Studi Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali, </i>(Malang: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2007), 72.</span></div>
</div>
<div id="ftn5">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[5]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Anwar, <i>Filsafat Ilmu...,</i> 57-58.</span></div>
</div>
<div id="ftn6">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span></span></span></a><i>Ibid.</i>,<span lang="IN"> 59.</span></div>
</div>
<div id="ftn7">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[7]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Margareth Smith, <i>Pemikiran dan Doktrin Mistis Imam Al-Ghazali, </i>terj. Amrouni, (Jakarta: PT Riora Cipta, 2000),18-20.</span></div>
</div>
<div id="ftn8">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[8]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Anwar, <i>Filsafat Ilmu...,</i>64.</span></div>
</div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[9]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Nata, <i>Pemikiran Para Tokoh</i>...., 84.</span></div>
</div>
<div id="ftn10">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[10]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Amin Abdullah, <i>Studi Agama: Normativitas atau Historisitas, </i>(Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2004)</span>,<span lang="IN"> 268.</span></div>
</div>
<div id="ftn11">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[11]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Nata, <i>Pemikiran Para Tokoh</i>...., 84.</span></div>
</div>
<div id="ftn12">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn12" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[12]</span></span></span></span></a><i>Ibid</i>., 84</div>
</div>
<div id="ftn13">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn13" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[13]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Anwar, <i>Filsafat Ilmu…,</i> 68-69.</span></div>
</div>
<div id="ftn14">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn14" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[14]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Abidin Ibn Rusn, <i>Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan, </i>(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),13.</span></div>
</div>
<div id="ftn15">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn15" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[15]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Sabrur R Roenardi, <i>Eskatologi Al-Ghazali dan Fazlur Rahman: Studi Komparatif Epistemologi Klasik-Kontemporer Sibawaihi, </i>(Yogyakarta: Penerbit Islamika, 2004), 40.</span></div>
</div>
<div id="ftn16">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn16" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[16]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Ini karena ia belajar dari gurunya al Juwaini dan al Juwaini adalah seorang penganut aliran Asy'ariyah.</span></div>
</div>
<div id="ftn17">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn17" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[17]</span></span></span></span></a>Ibn <span lang="IN">Rusn, <i>Pemikiran Al-Ghazali</i>…, 14.</span></div>
</div>
<div id="ftn18">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn18" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[18]</span></span></span></span></a><i>Ibid., </i>16.</div>
</div>
<div id="ftn19">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn19" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[19]</span></span></span></span></a><span lang="SV">A. Khudori Soleh, <i>Wacana Baru Filsafat Islam, </i>(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 81.</span></div>
</div>
<div id="ftn20">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn20" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[20]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Maftuhin, <i>Diktat Pengantar Filsafat Islam, </i>(Tulungagung: Tidak Diterbitkan, 2001), 68.</span></div>
</div>
<div id="ftn21">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn21" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[21]</span></span></span></span></a>Ibn <span lang="IN">Rusn, <i>Pemikiran Al-Ghazali</i>…,</span> 20.</div>
</div>
<div id="ftn22">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn22" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[22]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Zurhani Jahja, <i>Teologi Al-Ghazali</i>, </span>(Yogyakarta: <span lang="IN">Pustaka Pelajar, 1996</span>), 212.</div>
</div>
<div id="ftn23">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn23" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[23]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> </span>Mir Valiuddin, <i>Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf</i>, (Bandung:Pustaka Hidayah,1996), 38.<span lang="IN"></span></div>
</div>
<div id="ftn24">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn24" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[24]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Harun Nasution, <i>Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah Analisa Pebandungan</i>, </span>(Jakarta: <span lang="IN">Penerbit Universitas Indonesia</span>,200<span lang="IN">2</span>), <span lang="IN">111</span></div>
</div>
<div id="ftn25">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn25" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[25]</span></span></span></span></a><span lang="IN"> Jahja, <i>Teologi Al-Ghazali</i></span><i>…, </i>240.</div>
</div>
<div id="ftn26">
<div class="MsoNoSpacing" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn26" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[26]</span></span></span></span></a><u><span style="font-size: 10.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">http://pendislami.tripod.com/klasifikasi_ilmu.htm</span></u><span style="font-size: 10.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">,<i>Pembagian Ilmu dalam Pendidikan Islam, </i>diakses tanggal 23 April 2010. Untuk lebih jelasnya lihat juga di </span><span lang="IT" style="font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: IT; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Imam Al-Ghazali, <i>Ihya'u Ulum al-Dien</i>, (Beirut-Libnan: Dar al-Fikr, t.t.), 19.</span></div>
</div>
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-81127235654043286842013-04-26T03:12:00.001-07:002013-04-26T04:13:08.404-07:00IBNU MASKAWAIH DALAM PERADABAN ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<a href="http://fahrielbanjari.blogspot.com/2012/01/pemikiran-pendidikan-islam-ibnu.html" target="_blank"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">IBNU MISKAWAIH</span></b></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A. Riwayat Hidup </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’qub Ibn Miskawaih. Ia
lahir pada tahun 320 H/ 932 M di Rayy, dan meninggal di Isfahan pada
tanggal 9 Shafar 412H/ 16 Februari 1030 M. Ibn Miskawaih hidup pada masa
pemerintahan dinasti Buwaihi (320-450H/ 932-1062M) yang sebagian besar
pemukanya bermazhab Syi’ah.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
Ibn Miskawaih dikenal sebagai sejarawan besar yang kemasyhurannya
melebihi pendahulunya, At Thabari. Ia juga dikenal sebagai dokter,
penyair dan ahli bahasa. Keahlian Ibn Miskawaih dalam berbagai bidang
ilmu tersebut antara lain dibuktikan dengan karya tulisnya berupa buku
dan artikel. Jumlah buku dan artikel yang berhasil ditulis oleh Ibn
Miskawaih ada 41 buah.</span></div>
<div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut
Ahmad Amin, Ibn Miskawaih merupakan seorang intelektual Muslim pertama
di bidang filsafat akhlak, dan semua karyanya tidak luput dari
kepentingan filsafat akhlak. Sehubungan dengan itu tidak mengherankan
jika Ibn Miskawaih selanjutnya dikenal sebagai moralis. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B. Dasar Pemikiran </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Konsep Manusia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut Ibn Miskawaih, manusia sebagai makhluk mempunyai tiga daya yang merupakan unsur rohani manusia, yaitu: </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daya bernafsu, sebagai daya terendah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daya berani, sebagai daya pertengahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daya berfikir, sebagai daya tertinggi.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketiga
unsur itu saling terkait, oleh karena itu manusia terdiri dari unsur
jasad dan rohani yang antara satu dan lainnya saling berhubungan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Konsep Akhlak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut Ibn Miskawaih, <i>al ‘iffah</i> (menjaga diri), <i>as saja’ah</i> (keberanian), <i>al hikmah</i> (kebijaksanaan), <i>al ‘adalah</i>
(keadilan) merupakan pokok atau induk akhlak yang mulia. Ibn Miskawaih
menegaskan bahwa yang tengah bersifat terpuji dan yang ekstrem tercela.
Doktrin ajaran tengah ini sejalan dengan ajaran Islam, yaitu ayat Al
Qur’an yang memberi isyarat untuk tidak boleh kikir tetapi juga tidak
boleh boros melainkan harus bersifat di antara kikir dan boros. </span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;">
<span dir="LTR" style="font-family: HQPB2; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-symbol-font-family: HQPB2;"></span><span dir="RTL"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> “Dan
orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian”. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
Doktrin jalan tengah tidak hanya memiliki nuansa dinamis, tetapi juga
fleksibel. Oleh karena itu, doktrin tersebut dapat terus menerus berlaku
sesuai dengan tantangan zaman tanpa menghilangkan pokok keutamaan
akhlak. Jadi dengan doktrin jalan tengah, manusia tidak akan kehilangan
arah dalam kondisi apapun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Konsep Pendidikan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibn Miskawaih membangun konsep pendidikan yang bertumpu pada pendidikan akhlak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tujuan Pendidikan Akhlak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tujuan
pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Miskawaih adalah terwujudnya
sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua
perbuatan yang bernilai baik sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Materi Pendidikan Akhlak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibn Miskawaih menyebutkan tiga hal pokok yang dapat dipahami sebagai materi pendidikan akhlak yaitu:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hal-hal yang wajib bagi kebutuhan tubuh manusia</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hal-hal yang wajib bagi jiwa</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 72.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level2 lfo2; tab-stops: list 72.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hal-hal yang wajib bagi hubungannya dengan sesama manusia<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selanjutnya
materi pendidikan akhlak yang wajib dipelajari bagi keperluan jiwa
yaitu, pembahasan tentang aqidah yang benar, mengesakan Allah dengan
segala kebesaranNya, serta motivasi untuk senang kepada ilmu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Apa
pun materi ilmu itu semuanya tidak lepas dari pengabdiannya kepada
Allah. Materi yang ada dalam syari’at sangat ditentukan oleh Ibn
Miskawaih. Menurutnya, dengan mendalami syari’at, manusia akan teguh
pendirian, terbiasa berbuat yang diridhai Allah, dan jiwa siap menerima
hikmat hingga mencapai kebahagiaan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Para
guru/ pendidik dipandang oleh Ibn Miskawaih mempunyai kesempatan baik
untuk memberi nilai lebih pada setiap bidang ilmu bagi pembentukan
pribadi mulia. Setiap ilmu hendaknya membawa misi akhlak yang mulia,
bukan semata-mata ilmu dan tujuan akademis. Semakin banyak dan tinggi
ilmu seseorang, maka akan semakin tinggi pula akhlaknya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pendidik dan Anak Didik</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kedua
aspek pendidikan (pendidik dan anak didik) mendapatkan perhatian yang
khusus dari Ibn Miskawaih. Kecintaan anak didik atau murid disamakan
kedudukannya dengan kecintaan hamba terhadap Tuhannya. Ibn Miskawaih
mendudukkan cinta murid terhadap guru berada di antara kecintaan
terhadap orang tua dan kecintaan terhadap Tuhan. Guru berfungsi sebagai
orang tua atau bapak rohani, orang yang dimuliakan dan kebaikan yang
diberikan adalah kebaikan Ilahi. Pendidik sejati yang dimaksudkan Ibn
Miskawaih adalah manusia ideal seperti yang terdapat pada konsepsinya
tentang manusia ideal. Ibn Miskawaih membagi cinta kepada empat bagian:</span></div>
<ul style="margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cinta yang cepat melekat tetapi juga cepat pudar</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cinta yang cepat melekat tetapi tidak cepat pudar</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cinta yang melekatnya lambat tetapi pudarnya cepat pula</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Cinta yang melekat dan pudarnya lambat</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Macam-macam
cinta ini menurutnya sekedar cinta manusiawi. Cinta yang diharapkan
adalah cinta yang didasarkan atas semua jenis kebaikan, tetapi
kualitasnya lebih lama, sehingga menjadi cinta yang murni dan sempurna
yaitu cinta Ilahi. Kegiatan belajar mengajar yang didasarkan pada cinta
kasih antara guru dan murid dapat memberi dampak yang positif bagi
keberhasilan pendidikan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Lingkungan Pendidikan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibn
Miskawaih berpendapat bahwa sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan
kondisi yang baik dari luar dirinya dan mempunyai tabi’at memelihara
diri. Beliau membicarakan lingkungan masyarakat pada umumnya, mulai dari
lingkungan sekolah, lingkungan pemerintah dan lingkungan keluarga yang
kesemuanya itu memberikan pengaruh terhadap lingkungan pendidikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Metodologi Pendidikan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Metodologi
pendidikan sebagai cara-cara yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan yaitu perubahan-perubahan kepada keadaan
yang lebih baik dari sebelumnya. Metode Ibn Miskawaih dalam mencapai
akhlak yang baik yaitu:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 63.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level3 lfo3; text-align: justify; text-indent: -27.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adanya
kemauan yang sungguh-sungguh untuk berlatih terus menerus dan menahan
diri untuk memperoleh keutamaan dan kesopanan yang sebenarnya sesuai
dengan keutamaan jiwa.</span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menjadikan semua pengetahuan dan pengalaman orang lain sebagai cermin bagi dirinya agar bisa membedakan baik dan buruknya. </span></div>
<div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Selain itu ada yang menyampaikan beberapa konsep pendidikan Ibnu Miskawaih yang dinukil dari </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><a href="http://ppraudlatulmubtadiin.wordpress.com/2009/11/07/pendidikan-fersi-ibnu-maskawih/" target="_blank"> DR, Qomar Mujamil ,M.Ag., et.al. dalam buku yang berjuduk Meniti Jalan Pendidikan Islam, </a>., yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut ;
</span><b><i>1). Pendidikan Agama </i></b><br />
<b> <i> </i> </b>Pendidikan Agama merupakan pendidikan
dasar, dan pendidikan dasar diberikan ketika anak masih kecil, ketika
pribadinya masih mudah di bentuk. Dalam hal ini anak memerlukan adanya
bantuan orang lain, dalam hal ini adalah keluarga. Maka seharusnya anak
menyerap tradisi, moral dan agama dari lingkungan masyarakat dimana anak
itu di lahirkan. Mereka mempunyai hak untuk diberikan hal-hal positif
yang terbaik baginya, mereka harus diperkenalkan ajaran agama yang
membewa ajaran moral dan mengajarkannya supaya manusia mempunyai budi
pekerti yang luhur. Di samping ajaran tentang ketuhanan, ajaran tentang
moral merupakan dasar dalam tiap agama.<br />
<b><i>2). Dasar Kejiwaan </i></b><br />
Dalam hal ini, Ibnu Maskawih mengatakan bahwa pendidikan membuat
pikiran-pikiran yang lebih jauh melalui alam sehingga manusia itu perlu
dididik. Ia menganalogikan bayi yang baru lahir, anak itu secara alamiah
tidak baik dan tidak jahat, ia tidak berdosa, pikirannya bersih seperti
papan tulis yang belum ada tulisannya pada saat lahir kita mengambil
pengaruh lingkungan kita pada tingkat pemahaman yang ia punya pada levl
tertentu. Konsep ini pada era modern diidentikkan dengan konsepnya “Jhon
Locke”, yang mengatakan anak itu jiwanya seperti tabularasa (kain
putih) yang tergantung pada pengalaman yang diperoleh.<br />
<b><i>3). Akal</i></b><br />
Akal Adalah keinginan dan kemarahan, namun untuk menjalankan fungsi
ini secara cukup dan hati-hati membutuhkan bimbingan dari hokum tuhan.
Tidak seorangpun menyadarkan dirinya sendiri tanpa bantuan. Dia harus
menyerapnya dari tradisi moral dan agama dari keluarga dimana ia
dilahirkan, walaupun ia dapat menggali untuk mengembangkan dan
menyeleksinya melalui belajar sendiri kemudian.<br />
Sikap agamis pada anak diperolah dari kebiasaan (Tradisi) dan lembaga
(Instutision). Anjuran imajinasi, pergerakan aktifasi, ide motorik
melalui cara meniru (Imitation). Namun sikap agamis dari para muda
hakikatnya salah satukeinginan alami untuk mengetahui arti dan
pentingnya praktek – praktek ibadah adalah karena agama dapat
membimbingnya dalam kehidupannya di dunia.<br />
<div>
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></a> Ibnu maskawaih, <i>tahdzib al akhlaq,</i> bairut : Makhsyurat Dar Maktabah al- Hayat, 1398 cet, II, hlm : 62</div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></a> Abudin nata, <i>pemikiran oara tokoh pendidikan islam, </i>PT. grafindo, Jakarta 1998, hlm : 12</div>
</div>
</div>
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></a> Abudin nata, <i>pemikiran oara tokoh pendidikan islam, </i>PT. grafindo, Jakarta 1998, hlm : 5</div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
</div>
<span class="fullpost"> </span></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-65372719424808418912013-04-19T05:52:00.001-07:002013-04-19T05:52:32.691-07:00PENGKULTUSAN MAKAM DAN KUBURAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
PENGKULTUSAN
MAKAM<br />
</div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ
أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ عَائِشَةَ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ قَالَا لَمَّا
نَزَلَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَفِقَ يَطْرَحُ
خَمِيصَةً لَهُ عَلَى وَجْهِهِ فَإِذَا اغْتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا عَنْ وَجْهِهِ
فَقَالَ وَهُوَ كَذَلِكَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى
اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوا</span><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Telah menceritakan kepada kami Abu
Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah
mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bahwa 'Aisyah dan
'Abdullah bin 'Abbas keduanya berkata, "Ketika sakit Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam semakin parah, beliau memegang bajunya dan
ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya.
Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda: 'Semoga laknat Allah tertipa
kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi
mereka sebagai masjid.' Beliau memberi peringatan (kaum Muslimin) atas apa yang
mereka lakukan."</span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">(H.R Bukhori:417)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pengkultusan ini biasa niatnya
adalah bertawassul. Artinya menganggap si penghuni kubur tersebut mempunyai
kesalehan dan kelebihan sehingga menggunakan media untuk mengabulkan
permintaannya. Hal ini disebabkan sebuah kepercayaan yang sudah turun temurun
dan pengetahuan agama orang kurang mendalam. Karena jelas tawasul diperbolehkan
kepada orang yang shalih. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-71616345880071223322013-04-19T05:26:00.000-07:002013-04-19T05:27:50.077-07:00PENDIDIKAN ANAK<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ ثَابِتٍ الْجَزَرِيُّ عَنْ
نَاصِحٍ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ
سَمُرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَأَنْ
يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ أَوْ أَحَدُكُمْ وَلَدَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ
يَتَصَدَّقَ كُلَّ يَوْمٍ بِنِصْفِ صَاعٍ قَالَ عَبْد اللَّهِ وَهَذَا الْحَدِيثُ
لَمْ يُخَرِّجْهُ أَبِي فِي مُسْنَدِهِ مِنْ أَجْلِ نَاصِحٍ لِأَنَّهُ ضَعِيفٌ فِي
الْحَدِيثِ وَأَمْلَاهُ عَلَيَّ فِي النَّوَادِر</span><span style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Telah menceritakan kepada kami Ali bin tsabit Al
Jazari dari Nasih Abu Abdullah dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah bahwa
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Seorang lelaki yang mendidik
anaknya -atau mengatakan; salah seorang dari kalian (mendidik) anaknya-, adalah
lebih baik daripada bersedekah setengah Sha' setiap hari." Abdullah
berkata; "Hadits ini tidak dikeluarkan oleh ayahku dalam kitab musnadnya,
sebab ada seorang bernama Nashih, dia lemah dalam masalah hadits, sementara ayahku
jarang mendiktekannya kepadaku."</span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">(H.R Ahmad:19995)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hadits diatas termasuk hadits dloif,
karena Nashih Abi Abdillah termasuk dloif menurut kalangan ulama. Walaupun hadits
dloif, hadits diatas bisa digunakan untuk memotivasi. Maka mendidik anak bisa
dikatakan lebih baik dari sedekah. Dalam artian dengan mendidik anak kita bisa
lebih meningkatkan sedekah. Karena pengertian pendidikan dan pembelajaran
sangat jauh beda. Pendidikan adalah suatu proses pengembangan diri meningkatkan
potensi diri. Akan tetapi dalam pembelajaran hanya mentransfer ilmu dan materi.
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;">Maka cara mendidik yang baik adalah dengan cara memberikan sifat dibawah ini :</span></span></div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
• Amanah</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Amanah
adalah menyampaikan hak hak kepada orang yang memilikinya tanpa
mengulur-ulur waktu. Sikap amanah dalam dunia ilmu pengetahuan berarti
belajar dengan tekun dan rajin, sedangkan sikap amanah dalam
berinteraksi dengan sesama manusia adalah dengan menjaga rahasia-rahasia
mereka.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Sebelum
Rasulullah SAW menjadi nabi, masyarakat Jahiliyah yang hidup di sekitar
Rasulullah SAW selalu menjuluki beliau dengan kata-kata Al-Amin, “orang
yang terpercaya”. Itu karena para rasul memang memiliki sikap amanah,
begitu pula dengan hamba-hamba Allah yang shalih.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Allah SWT berfirman dalam surah An-Nisa, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.”</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Rasulullah
SAW bersabda, “Jadilah kalian orang yang amanah bagi orang orang yang
telah mempercayaimu, dan janganlah kalian mengkhianati orang yang
mengkhianatimu.” (HR Daraquthni).</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
• Ikhlas</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Seorang
anak harus diajari untuk berbuat ikhlas, baik dalam melaksanakan
pekerjaannya maupun proses belajarnya. Semua itu harus mereka laksanakan
dengan ikhlas, demi mendapatkan ridha Allah SWT. Jangan sampai
perbuatan tersebut dilandaskan pada sifat munafik, riya’, atau hanya
mendapatkan pujian dari orang-orang.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
• Sabar</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Seorang
anak harus belajar bahwa kesabaran adalah mendapatkan sesuatu yang
tidak disenangi dengan jiwa yang lapang dan bukan dengan kemarahan atau
keluhan. Sikap sabar dapat termanifestasi melalui sikap, baik dalam
melaksanakan ibadah maupun muamalah, serta menjauhkan diri dari
perbuatan dosa dan maksiat.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
Oleh karena itu seorang mualim yang sabar akan menerima hal buruk dan siksaan terhadap dirinya dengan sikap yang tetap sabar.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Verdana,sans-serif; font-size: 12px; line-height: 19.2px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]--></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-18470970286201168442013-04-19T03:48:00.000-07:002013-04-19T03:51:11.290-07:00PAKET INTERNET UNLIMITED AXISPRO<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/2013/01/tarif-internet-unlimited-terbaru-2013.html" target="_blank"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><i>Paket internet AXIS</i></b></span></span></a>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<br />
<div class="title" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><img align="absmiddle" alt="AXIS Pro Unlimited" src="http://www.axisworld.co.id/images/axispro-tag.png" /></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div class="teaser" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
Kini, AXIS Pro Unlimited <span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal;">3X Lebih baik!</span><br />
Lebih cepat, batas pemakaian wajar 3x lebih besar, harga tetap!
</span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(148, 19, 99); border-radius: 5px 5px 5px 5px; display: block; margin: 15px auto; padding: 15px; text-align: justify; width: 410px;">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="height: 173px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 447px;">
<tbody>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 5px; vertical-align: middle;" valign="middle" width="150"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Paket</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 5px; vertical-align: middle;" valign="middle" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Harga</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 5px; vertical-align: middle;" valign="middle" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Batas Pemakaian Wajar<br />
(Normal)</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FDC9F0" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #34003d; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: italic; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 5px; vertical-align: middle;" valign="middle" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Batas Pemakaian Wajar<br />
(Promo)</span></span></td>
</tr>
<tr><td colspan="3" height="5"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></td></tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="150"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Mingguan</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #fbeb11; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="position: relative; top: -3px;">Rp</span> 24.900</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">250 MB</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FDC9F0" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #34003d; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">750 MB</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="150"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bulanan Basic</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #fbeb11; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="position: relative; top: -3px;">Rp</span> 49.000</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">500 MB</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FDC9F0" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #34003d; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1,5 GB</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="150"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bulanan Premium</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #fbeb11; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="position: relative; top: -3px;">Rp</span> 79.000</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 GB</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FDC9F0" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #34003d; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3 GB</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="150"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bulanan Ultimate</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #fbeb11; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="position: relative; top: -3px;">Rp</span> 149.000</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#97559F" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: white; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2 GB</span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FDC9F0" style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; color: #34003d; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: bold; line-height: normal; padding: 10px 5px;" width="120"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">6 GB</span></span></td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="margin: 10px 0px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
AXIS Pro Unlimited cocok untuk penggunaan di tablet<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/">,</a> <i>smartphones</i>, maupun laptop/PC.<br />
Promo AXIS Pro Unlimited berlaku mulai 10 Juli 2012 – 31 Desember 201<span style="font-size: x-small;">3</span>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
<b><i><br /></i></b></span></span></div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-54520005812504557682013-04-19T03:46:00.002-07:002013-04-19T03:50:42.463-07:00PAKET INTERNET UNLIMITED XL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/2013/01/tarif-internet-unlimited-terbaru-2013.html" target="_blank"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><i>Paket internet unlimited XL</i></b></span></span></a><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<h4 class="dark1 margin_top_20 margin_bottom_20" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Internet HotRod 3G+ Triple Kuota</b></span></span> </h4>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<h2 class="dark1" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Tetep Ngebut & Murah, BONUS Kuota 3 kali lipat di 3G!</b></span></span></h2>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div class="span9" style="margin: 20px 0px; text-align: justify;">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr align="center">
<td class="table_blue1 up_rounded_left" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Jenis Langganan</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Biaya</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Total Kuota</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kuota Normal</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kuota Bonus</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Masa Aktif</span></span></td>
<td class="table_blue1" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Reg via sms ke 868</span></span></td>
<td class="table_blue1 up_rounded_right" rowspan="1" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kecepatan</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_white border_bottom_dotted"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>HotRod 3G+ Bulanan</b></span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 199Rb</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3 GB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3 GB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">-</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 hari</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL199</span></span></td>
<td class="table_white" rowspan="6" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Hingga 7.2 Mbps</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_white border_bottom_dotted" rowspan="3" style="vertical-align: middle;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">HotRod 3G+ Bulanan Triple Kuota</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 99Rb </span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3.6 GB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1.2 GB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2.4 GB </span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 hari</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL99</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 49Rb</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1.5 GB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">500 MB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 GB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 hari</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL49</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 25Rb</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">600 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">200 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">400 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 hari</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL25</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_white border_bottom_dotted"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>HotRod 3G+ Mingguan Triple Kuota</b></span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 10Rb</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">150 MB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">50 MB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">100 MB</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7 hari</span></span></td>
<td class="table_white"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL7</span></span></td></tr>
<tr align="center">
<td class="table_white border_bottom_solid"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>HotRod 3G+ Harian Triple Kuota</b></span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp 2Rb</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">15 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">5 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">10 MB</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 hari</span></span></td>
<td class="table_grey"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">XL2</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span>
<br />
<ul class="list_decimal_3">
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Paket Internet HotRod 3G+ dapat digunakan pada type handset, tablet atau modem dengan jaringan 3G.</span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bonus kuota 3G hanya berlaku untuk pemakaian internet di jaringan 3G.</span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pastikan settingan handset berada pada 3G Network only/WCDMA only untuk menikmati BONUS kuota 3G.</span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Akses internet akan dihentikan dan pada saat kuota sudah habis (0KB) </span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Apabila Anda tetap melakukan aktivitas internet pada saat kuota Anda habis, maka Anda akan diarahkan pada Halaman Pemberitahuan.</span></span></li>
</ul>
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-13782060594458718102013-04-19T03:44:00.001-07:002013-04-19T03:50:02.195-07:00PAKET INTERNET UNLIMITED IM3<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i><a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/2013/01/tarif-internet-unlimited-terbaru-2013.html" target="_blank">Paket internet unlimited IM3 </a></i><br /><br />
Seluruh pelanggan Paskabayar dan Prabayar (IM3 dan Mentari) dapat
menikmati cepatnya internetan dengan Indosat Super 3G+ hingga 7.2 Mbps.
Pilih Paket Kuota atau Paket Unlimited sesuai kebutuhan anda. Cukup <b>tekan *123*4*1#</b> di perangkat Anda atau <b>SMS ke 363</b>.
<br />
Indosat memberikan keuntungan tambah untuk Anda, yaitu kuota bonus
untuk paket kuota. Anda akan mendapatkan kuota bonus yang bisa
digunakan antara jam 00.00 – 06.00 setiap hari <i>(sesuai dengan masa aktif paket yang diregistrasi)</i>.<br /><br /><b> </b><br /><b> PAKET KUOTA</b><b> </b></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="1" cellpadding="2" cellspacing="0" id="AutoNumber1" style="border-collapse: collapse; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 70%;">
<tbody>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Nama Paket</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Tarif Termasuk PPN</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Kuota</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Bonus Kuota</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Total Kuota</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="73"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Kecepatan</b></span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>(hingga)</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Masa Aktif Paket</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Keyword Registrasi Paket </b></span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>(SMS ke 363)</b></span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Harian</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 2.000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">5 MB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">25 MB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 MB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="3" width="73"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">3,6 Mbps</span></span></td>
<td align="center" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>2K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Mingguan</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 10.000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">50 MB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">175 MB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">225 MB</span></span></td>
<td align="center" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>10K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" rowspan="4" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bulanan</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 25.000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">500 MB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="4" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1,5 GB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2 GB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="4" width="85"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>25K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 50.000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1,2 GB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2,7 GB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="3" width="73"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7,2 Mbps</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>50K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 100.000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2,5 GB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">4 GB</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>100K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 200<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/">.</a>000</span></span></td>
<td align="center" width="57"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">6 GB</span></span></td>
<td align="center" width="59"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7,5 GB</span></span></td>
<td align="center" width="133"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">KUOTA<spasi>200K</span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /><b> PAKET UNLIMITED</b></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<table border="1" cellpadding="4" cellspacing="0" id="AutoNumber1" style="border-collapse: collapse; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 100%;">
<tbody>
<tr>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Nama Paket</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Tarif Termasuk PPN</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="180"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Batas Pemakaian Wajar (FUP)</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="73"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Kecepatan</b></span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>(hingga)</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="83"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Masa Aktif Paket</b></span></span></td>
<td align="center" bgcolor="#FFFF00" width="132"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Keyword Registrasi Paket </b></span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>(SMS ke 363)</b></span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Harian</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 5.000</span></span></td>
<td align="center" width="180"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">50 MB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="4" width="73"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 Mbps</span></span></td>
<td align="center" width="83"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">1 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="132"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">UL<spasi>5K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Mingguan</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 25.000</span></span></td>
<td align="center" width="180"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">200 MB</span></span></td>
<td align="center" width="83"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">7 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="132"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">UL<spasi>25K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" rowspan="2" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Bulanan</span></span></td>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 50.000</span></span></td>
<td align="center" width="180"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">500 MB</span></span></td>
<td align="center" rowspan="2" width="83"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">30 Hari</span></span></td>
<td align="center" width="132"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">UL<spasi>50K</span></span></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" width="84"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rp, 100.000</span></span></td>
<td align="center" width="180"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">2 GB</span></span></td>
<td align="center" width="132"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">UL<spasi>100K</span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /><br /><i>Keterangan :</i></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Kuota Bonus berlaku hingga Desember 2012</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Perhitungan kuota pada jam 00.00 – 06.00 akan memakai kuota
bonus terlebih dahulu sampai kuota habis dan selanjutnya menggunakan
kuota reguler </i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Tarif di atas sudah termasuk PPN 10%</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Aktivasi melalui SMS ke 363 adalah gratis </i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Penggunaan data diatas kuota regular dikenakan tariff Rp. 1 / KB (termasuk PPN) </i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Paket Unlimited untuk kondisi pemakaian pelanggan diatas batas
pemakaian wajar maka kecepatan akan disesuaikan menjadi up to 64 Kbps</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Berlaku perpanjangan paket secara otomatis jika pulsa
mencukupi. Untuk kondisi pulsa tidak mencukupi maka paket tidak
diperpanjang dan pelanggan akan kembali ke tarif dasar.</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Pindah paket internet dapat dilakukan kapan saja selama pulsa masih mencukupi. </i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Bagi Pelanggan yang ingin berpindah paket, harus melakukan <b>UNREG</b> paket lama terlebih dahulu dengan mengetik <b>UNREG</b> dan kirim sms ke 363</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Untuk pelanggan yang mendapatkan bonus data dari paket lain,
maka prioritas penggunaan adalah bonus dari paket lain terlebih dahulu</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Masa Aktif Paket Pelanggan yang melakukan perpanjangan serta
pindah paket adalah masa aktif paket baru serta kuota baru (tidak ada
sisa kuota akumulasi dari periode sebelumnya).</i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Setting APN adalah <b>indosatgprs</b></i></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>Khusus bagi pelanggan Indosat Internet Broom 25 dan Mentari Reguler tidak dapat menikmati layanan ini. </i></span></span></li>
</ul>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-56481410613776604192013-04-19T03:42:00.001-07:002013-04-19T03:48:58.570-07:00PAKET INTERNET UNLIMITED TELKOMSEL<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/2013/01/tarif-internet-unlimited-terbaru-2013.html" target="_blank"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>Tarif internet unlimited terbaru</b><span style="font-size: x-small;"><b> 2013</b></span></span></span></a>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
paket unlimited telkomsel saat ini telah meningkatkan kecepatnya hingga
7,2 Mbps dengan Quota cukup besar yaitu 2 Gb dengan masa aktif 45 hari
dan harga yang sangat murah Rp 60.000, tapi paket ini berlaku untuk
paket volume based berikut lengkapnya</span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<h3 class="title" style="border-radius: 8px 8px 8px 8px; padding: 4px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>FLASH VOLUME BASED</b></span></span></h3>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
"Paket Flash Ultima" adalah penawaran paket data
berbasis Volume yang menggantikan paket-paket Volume base terdahulu.
Paket Flash Ultima memberikan quota yang lebih besar yang berbeda untuk
masing masing produk (simPATI, kartu As dan kartuHALO).</span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /><span style="color: maroon;"><b>Paket Ultima untuk simPATI</b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); height: 290px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 373px;">
<tbody>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Harga</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Masa Aktif</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Quota Ultima</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Kecepatan Max</span></b></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 2,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">5 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 2,500</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">2 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">8 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 5,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">20 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 10,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">50 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">*Rp 20,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">500 MB (150 MB <br /> + Tambahan 350 MB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">*Rp 50,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1<a href="http://hargamodemterbaru.blogspot.com/2013/01/tarif-internet-unlimited-terbaru-2013.html">.</a>2 GB </span><span style="color: black;">(600 MB <br />+ Tambahan 600 MB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr>
<td style="background-color: #dcdada; border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">*Rp 60,000</span></span></span></td>
<td style="background-color: #dcdada; border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="background-color: #dcdada; border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">2 GB (1 GB + Tambahan 1 GB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="background-color: #dcdada; border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 100,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">45 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,5 GB ( 1 GB</span><span style="color: black;">+ Tambahan 2,5 GB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 225,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">4 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 400,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">8 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><i>*Tambahan quota berlaku sampai 30 november 2012</i><br />
* <i>Periode Promo : sampai dengan 31 Desember 2012 </i><br /><i> </i><br /><span style="color: maroon;"><b>Paket Ultima for Kartu As</b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="height: 312px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 367px;">
<tbody>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Harga</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: white;"><b>Masa Aktif</b></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Quota Ultima</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Kecepatan Max</span></b></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 1,500</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">2.5 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 2,500</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">2 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">6 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 5,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: black;">15 MB (12 MB<br /> + Tambahan 3MB di Network 3G)</span></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 10,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">40 MB(35MB<br /> + Tambahan 5 MB di Network 3G)</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 50,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">300 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 100,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 225,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Har</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">4 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 400,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">8 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
* <i>Periode Promo : sampai dengan 31 Desember 2012 </i><br /><br /><b><span style="color: maroon;">Paket Flash Ultima untuk kartuHALO</span></b></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="height: 185px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 367px;">
<tbody>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: white;"><b>Harga</b></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: white;"><b>Masa Aktif</b></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Quota Ultima</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Kecepatan Max</span></b></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 50,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1.5 GB(1 GB + Tambahan 500 MB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14,4 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 100,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">4 GB(2.5 GB + Tambahan 1.5GB di Network 3G) </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14,4 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 225,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">4 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14,4 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 400,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 94px;" valign="top"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">8 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14,4 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
* <i>Periode Promo : sampai dengan 31 Desember 2012 </i>
<i>*Semua paket</i><i> di atas dapat dibeli dengan cara pembelian </i><i>satu kali</i><i> (one time purchase) atau berlangganan</i><i> (autorenewal)</i><i> </i><i>dimana </i><i>pelanggan akan secara otomatis diperpanjang paketnya ketika masa aktif paketnya berakhir</i><i>.</i><br /><br /><i><b>ada juga yang paket Quota based</b></i><br /><br /><span style="color: maroon;"></span><br /><span style="color: maroon;"></span><span style="color: maroon;"><b>1. Pra Bayar simPATI & Perdana Flash</b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 400px;">
<tbody>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td colspan="4" style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: white;"><b>simPATI & Perdana Flash</b></span></span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: white;"><b>HargaPaket</b></span></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: white;"><b>Batas PemakaianWajar</b></span></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: white;"><b>MasaAktif</b></span></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><span style="color: white;"><b>KecepatanMaks</b></span></span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 400px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> Rp 6,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 30 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 11,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 60 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> Rp 60,000 </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 300 MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> Rp 130,000 </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 1,3 GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); width: 600px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">7,2 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">*Kecepatan akses diturunkan hingga (maks)
16 kbps apabila penggunaan melewati batas pemakaian wajar (dalam masa
aktif). Pelanggan tidak akan dikenakan biaya tambahan.</span>
<span style="color: black;"> </span><br /><br /><span style="color: maroon;"><b>2. Pra Bayar Kartu As</b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<table border="0" cellpadding="2" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 400px;">
<tbody>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td colspan="4" style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Kartu As</span></b></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #c00000;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Harga Paket</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: white;"><b>Batas Pemakaian Wajar</b></span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Masa Aktif</span></b></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b><span style="color: white;">Kecepatan Maks</span></b></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: left; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> Rp 6,000 </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> <span style="color: black;">30 </span><span style="color: black;">MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: left; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> <span style="color: black;">Rp </span><span style="color: black;">11,000 </span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> <span style="color: black;"> 60 </span><span style="color: black;">MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">1 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: left; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"> <span style="color: black;">Rp <span style="color: black;"> </span></span><span style="color: black;">60,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 300 </span><span style="color: black;">MB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">14 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #dcdada;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: left; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> Rp 130,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 1,3 </span><span style="color: black;">GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center; width: 98px;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
<tr style="background-color: #efefef;">
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255);"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Rp 250,000</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"> 3 </span><span style="color: black;">GB</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">30 Hari</span></span></span></td>
<td style="border: 1px solid rgb(255, 255, 255); text-align: center;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">3,6 Mbps</span></span></span></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /><span style="color: maroon;"> <span style="color: black;">*Kecepatan
akses diturunkan hingga (maks) 16 kbps apabila penggunaan melewati
batas pemakaian wajar (dalam masa aktif). Pelanggan tidak akan dikenakan
biaya tambahan.</span></span><br /><span style="color: maroon;"></span><br /><span style="color: maroon;"><b> </b></span><br /><span style="color: maroon;"><b>Langkah Registrasi</b></span></span></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span><br />
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Melalui <b>*363#</b> (langsung dari ponsel/modem). Ketik <b>*363#</b> dan OK/Call dari ponsel/modem-mu, kemudian <b>pilih menu Telkomsel Flash > Flash Optima - Kuota Based</b></span><span style="color: black;"> </span></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Melalui SMS ke 3636</span></span></span><ol>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><b>Pembelian satu kali, tidak otomatis diperpanjang (hanya berlaku untuk paket Rp 6.000 dan Rp 60.000):</b></span></span></span>
<ul>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Ketik SMS dgn format : UL<spasi>ON<spasi>harga paket</span></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Contoh : UL ON 60000 atau UL ON 60 atau UL ON 60k</span></span></span></li>
</ul>
</li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;"><b>Berlangganan (diperpanjang otomatis ketika masa aktif paket habis) : </b></span></span></span>
<ul>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Ketik SMS dgn format : UL<spasi>REG<spasi>harga paket</span></span></span></li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Contoh : UL REG 125000 atau UL REG 125 atau UL REG 125k</span></span></span></li>
</ul>
</li>
</ol>
</li>
<li><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="color: black;">Melalui web site www.telkomsel.com/infoflash atau Self Care T-Care.</span><b><br /></b></span></span></li>
</ol>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">
</span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"></span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"></span></span></div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-32963031859523289002013-04-19T03:24:00.000-07:002013-04-19T03:24:05.402-07:00HILANGNYA ILMU<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
mso-bidi-font-size:11.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-ascii-font-family:"Times New Roman";
mso-ascii-theme-font:major-bidi;
mso-hansi-font-family:"Times New Roman";
mso-hansi-theme-font:major-bidi;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:major-bidi;
mso-ansi-language:EN-US;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US">HILANGNYA ILMU</span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b>TEKS HADIST</b></div>
<div align="right" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: right;">
<span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الزِّنَادِ
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
يُقْبَضَ الْعِلْمُ وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ وَتَظْهَرَ
الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ حَتَّى يَكْثُرَ
فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ</span><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">“Telah menceritakan kepada kami Abu
Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, telah
mengabarkan kepada kami Abu Az Zinad dari 'Abdurrahman Al A'raj dari Abu
Hurairah ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak
terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam
fitnah, Al haraj -yaitu pembunuhan- dan harta melimpah ruah kepada
kalian."</span></i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">(H.R Bukhori:978)</span><span style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 16.0pt;"></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b>ANALISIS</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span>SANAD</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">a.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span>Abu <span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hurairah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US">Nama Lengkap Abu Hurairah adalah Abdur-Rahman Bin
Shakhr ad-Dausi al Yamani. Pada masa jahiliyah namanya adalah abdul
Syams, kemudian Rosulullah SAW memberi nama Abdur-Rahman kepadanya, meskipun ia
lebih dikenal dengan julukannya, yaitu Abu Hurairah</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abdur Rahman bin Hurmuz</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan Negeri semasa
hidup di Madinah. Wafat pada tahun 117 H. Termasuk perowi yang tsiqah, beberapa
komentar ulama yang menyatakan tsiqah adalah Ibnu Sa’d, Ibnu Madini, Ibnu
Hibban dan Ibnu Hajar Asqolani</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-list: Ignore;">c.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span dir="LTR"></span>Abdullah bin Dzakwan Abu Az
Zanad <span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US">Abdullah bin Dzakwan Abu Az Zanad adalah ayah
Abdurrahman al-Madani, yang lebih dikenal dengan sebutan Abu az-Zanad. Ia
seorang yang tsiqah, dan termasuk golongan tabi’in yang utama. Abu az-Zanad
meninggal pada 130H.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">d.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Syu'aib bin Abi Hamzah Dinar</span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0cm; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="background: white; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 48.48%;" valign="top" width="48%">
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Nama Lengkap : Syu'aib bin
Abi Hamzah Dinar</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalangan : Tabi'ut Tabi'in
kalangan tua</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Negeri semasa hidup : Syam</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Wafat : 162 H</span></li>
</ul>
</td>
<td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 1.52%;" width="1%"><br /></td>
<td style="background: white; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 50.0%;" valign="top" width="50%">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: outset silver .75pt; mso-padding-alt: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ULAMA</span></b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">KOMENTAR</span></b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ahmad bin Hambal</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">tsabat shalih</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Yahya bin Ma'in</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ya'kub bin Syaibah</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al 'Ajli</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 5;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abu Hatim</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 6;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">An Nasa'i</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 7;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ibnu Hibban</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">disebutkan dalam 'ats tsiqaat</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 8;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ibnu Hajar Al Atsqalani</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">tsiqah ahli ibadah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 9; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Adz Dzahabi</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Hafizh</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"><span style="mso-list: Ignore;">e.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al Hakam bin Nafi'</span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0cm; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="background: white; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 48.48%;" valign="top" width="48%">
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Nama Lengkap : Al Hakam bin
Nafi'</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kalangan : Tabi'ul Atba'
kalangan tua</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Negeri semasa hidup : Syam</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo5; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Wafat : 222 H</span></li>
</ul>
</td>
<td style="padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 1.52%;" width="1%"><br /></td>
<td style="background: white; padding: 0cm 0cm 0cm 0cm; width: 50.0%;" valign="top" width="50%">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; border: none; mso-border-alt: outset silver .75pt; mso-padding-alt: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">ULAMA</span></b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">KOMENTAR</span></b><span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;"></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Yahya bin Ma'in</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Abu Hatim Ar Rozy</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Tsiqah Shaduuq</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Al 'Ajli</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">la ba`sa bih</span></div>
</td>
</tr>
<tr style="mso-yfti-irow: 4; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-top: none; border: inset silver 1.0pt; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Ibnu Hibban</span></div>
</td>
<td style="border-bottom: inset silver 1.0pt; border-left: none; border-right: inset silver 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: inset silver .75pt; mso-border-left-alt: inset silver .75pt; mso-border-top-alt: inset silver .75pt; padding: 2.25pt 2.25pt 2.25pt 2.25pt; width: 50.0%;" width="50%">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US" style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">disebutkan dalam 'ats tsiqaa</span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span>MATAN<b> </b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<strong><span lang="EN-US" style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Matan</span></strong><span lang="EN-US"> dari
segi bahasa artinya membelah, mengeluarkan, mengikat. Sedangkan menurut istilah
ahli hadis, matan yaitu: perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda
Nabi SAW yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya. Pada matan hadist
diatas secara isi tidak ada yang bertentangan dari hadits lain bahkan ayat
Al-Quran</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<b><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b>KESIMPULAN </b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span>Pengertian Ulama</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-US">Kata Ulama (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt;">العلماء</span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span> al-`Ulamā`) berasal dari bahasa Arab yg
menjadi bentuk kata Jama` (plural/lebih dari satu) dari kata `Alimu-(memiliki
kata dasar yg sama dengan kata “ilmu”) yang berarti seseorang yang memiliki
ilmu atau orang yg mengetahui tentang sesuatu. Jika diartikan secara harfiah,
maka ulama adalah orang yang berilmu, baik itu ilmu tentang dunia (ilmuwan atau
peneliti) maupun ilmu tentang akherat<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></span></a>.</span></div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di
Indonesia ulama mempunyai sebutan yang berbeda disetiap daerah seperti Kiai
daerah Jawa, Ajengan daerah Sunda, Tengku daerah Aceh, dan Syeikh daerah
Sumatera Utara<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[2]</span></span></span></span></a>.
Seorang ulama yang mempunyai pengetahuan keulamaan dan syarat-syarat lain yang
selalu berkembang, akan tetapi masyarakat mempunyai penilaain yang
berbeda-beda. Diantara perbedaannya adalah sebagai berikut :</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Pertama</i>,
ulama dalam arti luas mengetahui banyak tentang pengetahuan agama. Dengan atau
tanpa pengakuan masyarakat dan syarat-syarat lain. <i>Kedua</i>, ulama dalam
arti banyak orang terlibat dalam pelayanan maysarakat, khususnya dalam masalah
keagamaan. Seperti mengaji al-quran, bertabligh, yang di dalam masalah ini
dalam segi keilmuan kadang-kadang kurang disyaratkan. Mereka dipanggil kiai
atau ulama walaupun dalam keilmuan terbatas. <i>Ketiga</i>, ulama dalam arti <i>Warasyatul
Anbiya’</i> yakni bukan saja memiliki kepandaian dalam ilmu agama. Tetapi harus
memiliki kelebihan mengenai sikap dan cara hidup yang saleh, wara’, sederhana
dan memiliki kesejahteraan umat lahir batin</div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo7; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span>Peran Ulama Dalam Masyarakat</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ulama
berfungsi sebagai melanjutkan tugas kenabian. M. Quraisy Shihab menyatakan ada
empat jalan yang ditempuh ulama dalam meneruskan misi kenabian : <i>Pertama</i>,
menyampaikan ajaran sesuai perintah Allah. <i><span style="font-family: "(normal text)","serif";">Kedua,</span></i><span style="font-family: "(normal text)","serif";"> Menjelaskan ajaran-ajaran Allah
SWT, </span><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">berdasarkan</span><span style="font-family: "(normal text)","serif";"> ayat-ayat yang telah diturunkan
oleh Allah. <i>Ketiga</i>, memutuskan perkara atau problema yang dihadapi oleh
masyarakat. <i>Keempat</i>, memberi contoh dalam pengamalan perintah-perintah
Allah SWT<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "(normal text)","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[3]</span></span></span></span></a>.<i> </i></span></div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sedangkan
menurut Hiroko, pemanfaatan ulama dinilai sangat tinggi pada masyarakat desa.
Ia menyatakan ulama memiliki posisi yang sentral dalam masyarakat desa dan
mamapu mendorong mereka untuk bertindak secara kolektif. Perannya dalam
masyarakat seperti sebuah jembatan antara umat atau masyarakat dengan Tuhan<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">[4]</span></span></span></span></a><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"></span></div>
<div style="line-height: 200%; margin-left: 72.0pt; mso-list: l2 level2 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span><span dir="LTR"></span>Hilangnya Para Ulama Dari Bumi</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Keberadaan
ulama sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Maka jika ada kabar bahwasanya
salah satu ciri hari kiamat adalah hilangnya ulama, ini akan mendatangkan
pertanyaan besar. Kemanakah para ulama ketika itu. Apakah ke langit diangkat
oleh Allah. Tentu jawaban itu tidak benar.</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Cara Allah
menghilangkan para ulama adalah dengan cara mencabut nyawa mereka. Hal itu
telah terbukti dan terjadi. Sehingga kebanyakan para ulama telah menghilang
dengan sendirinya. Serta penerus para ulama ketika itu berkurang, bahkan
kemaksiatan semakin menjadi-jadi. Maka datanglah hari kiamat. Sabda Rasul :</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“<i>Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin
Abu Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin 'Urwah
dari bapaknya dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash berkata; aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah
tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah
mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa
ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh,
ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan
menyesatkan". Berkata Al Firabri Telah menceritakan kepada kami 'Abbas
berkata, Telah menceritakan kepada kami Qutaibah Telah menceritakan kepada kami
Jarir dari Hisyam seperti ini juga</i>”.(HR. Bukhori ; Nomor hadis 98). </div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dari hadits
diatas telah dijelaskan bahwa dicabutnya ilmu di muka bumi ini bukan
menghapuskan dan memusnahkan sember buku dan lainnya. Akan tetapi menghapuskan
keberadaan ulama dengan cara mewafatkan mereka. Sehingga keadaan manusia kala
itu jauh dari peringatan seorang ulama dan pengetahuan tentang kehidupan
setelah mati (akhirat).</div>
<div style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></a>
<a href="http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/kamus-spiritual/arti-ulama-pengertian-ulama/">http://www.artikel.majlisasmanabawi.net/kamus-spiritual/arti-ulama-pengertian-ulama/</a>
</div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[2]</span></span></span></span></a>
Ali Maschan Moesa, Kiai dalam politik dalam wacana civil society,
(Surabaya:Lepkis,1999)hal;60</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[3]</span></span></span></span></a>
Quraisy Shihab,Membumikan Al-Quran,(Bandung :Mizan,1991)hal;383</div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=7489150233679425498#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[4]</span></span></span></span></a>
Hiroko Horikosi,Kiai dan perubahan sosial,(Jakarta:LP3M,1987)hal;232</div>
</div>
</div>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-50871532386172501222013-04-12T05:02:00.000-07:002013-04-12T05:45:37.028-07:00SYIAH IMAMIYAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<a href="http://syiahimamiyah.wordpress.com/" target="_blank"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">PENGERTIAN</span></b></a><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Syi’ah
Imamiyah 12 adalah sebuah kelompok yang berpegang teguh kepada
keyakinan bahwa Ali adalah yang berhak mewarisi khilafah, dan bukan Abu
Bakar, Umar atau Utsman r.a. Mereka meyakini adanya 12 imam. Imam yang
terakhir menurut mereka sedang menghilang, masuk dalam goa di Sammara
(sebuah kota di Irak dekat sungai Tigris, arah utara dari Baghdad).
Sekte Imamiyah inilah yang bertentangan dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah
dalam pemikiran dan ide-idenya yang spesifik. Mereka sangat berambisi
untuk menyebarkan madzabnya ke segenap penjuru dunia Islam. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">SEJARAH BERDIRI DAN TOKOH-TOKOHNYA</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Dua belas Imam yang dijadikan Imam oleh dan untuk mereka adalah sebagai berikut: </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">1.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ali bin Abi Thalib r.a</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">, digelari dengan <b>“Al-Murtadha”</b>,
khalifah ke empat khulafaurrasyidin, menantu Rasulullah SAW, dibunuh
oleh Abdurrahman bin Muljim di Masjid Kufah pada tanggal 17 Ramadhan
tahun 40 H. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">2.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Hasan bin Ali r.a.</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">, digelari <b>“Al-Mujtaba”.</b> </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">3.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Husein bin Ali r.a.</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">, digelari <b>“Asy-Syahid”</b> (yang mati syahid). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">4.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ali Zainal Abidin bin Husein</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (80-122 H), digelari <b>“As-Sajjad”</b>. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">5.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (wafat tahun 114 H), digelari <b>“Baqir”</b>. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">6.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ja’far Shodiq bin Mohammad Baqir</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (wafat tahun 148 H), digelari <b>“As-Shodiq”</b> (sejati). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">7.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Musa Kadzim bin Ja’far Shadiq</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (wafat tahun 183 H), digelari <b>“Kadzim”</b> (yang mampu menahan diri). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">8.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ali Ridha bin Musa Kadzim</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (wafat tahun 203 H), digelari <b>“Ridha”</b>. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">9.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Muhammad Jawwad bin Ali Ridha </span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">(195-226 H), digelari <b>“Taqy”</b> (yang banyak taqwa). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">10.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ali Hadi bin Muhammad Jawwad</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (212-254 H), digelari <b>“Naqy”</b> (suci bersih). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">11.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Hasan Askari bin Ali Hadi</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> (232-260 H), digelari <b>“Zaky”</b>(yang suci). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">12.<span style="font-family: "font-style:normal; font-size: 7pt; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span dir="ltr"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Muhammad Mahdi bin Muhammad Al-Askari</span></b></span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> yang digelari <b>“Imam Muntadhar”</b> (Imam yang dinantikan). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Diyakininya bahwa Imam yang ke dua belas telah masuk ke dalam goa. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">¨Secara historis, di antara tokoh-tokohnya yang menonjol ialah <b>Abdullah bin Saba’</b>.
Seorang Yahudi dari Yaman, yang berpura-pura memeluk Islam.
Ditransfernya apa-apa yang ditemukannya dalam ide-ide Yahudi kepada
Syi’ah. Seperti “Raj’ah” (munculnya kembali imam), tidak mati, menjadi
raja di bumi, berkemampuan untuk melakukan sesuatu yang tak ada seorang
pun yang mampu melakukannya, mengetahui apa yang tidak diketahui orang,
ditetapkan sifat berpermulaan dan sifat lalai bagi Allah. Adalah
Abdullah bin Saba’ yang pernah berkata ketika ia masih menganut agama
Yahudi, bahwa Yusa’ bin Nun telah mendapat wasiat dari Musa a.s.,
sebagaimana di dalam Islam, bahwa Ali r.a. juga telah mendapat wasiat
dari Muhammad SAW. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Abdullah
bin Saba’ telah berpindah dari Madinah ke Mesir, Kufah, Fusthath, dan
Basrah, kemudian berkata kepada Ali r.a.: “Engkau, Engkau!” dengan
maksud engkaulah Allah. Sesuatu yang mendorong Ali r.a. memutuskan diri
untuk membunuhnya, tetapi Abdullah bin Abbas r.a. menasehatinya agar
keputusan itu tidak dilaksanakan. Kemudian tokoh itu dibuang ke Madain. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Mansyur Ahmad bin Abi Thalib Al-Thabrassyi, wafat tahun 588 H, pengarang buku <i>“Al-Ihtijaj”</i> (Sebelum Protes, dicetak di Irak tahun 1302 H). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Kulainy</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">,
pengarang kitab “Al-Kafi”, dicetak di Iran pada tahun 1278 H. buku
tersebut di kalangan mereka, setara dengan kitab Shahih Bukhari di
kalangan Ahli Sunnah. Diyakininya bahwa di dalam kitab itu terdapat
16199 buah hadits. Dan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW.
kira-kira 6000 buah hadits. Di dalam kitab itu banyak terdapat hal-hal
khurafat dan palsu. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Haj Mirza Husein bin Muhammad Taqi An-Nuri At-Thabrasyi</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">,
wafat tahun 1320 H. dimakamkan di pemakaman syuhada pilihan di Nejev,
pengarang buku “Fashl Khitab Fi Ishbati Tahrifil Kitab Rab El Arbab”. Di
dalam buku ini, diyakininya bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang ini
banyak ditambah-tambahi dan dikurangi. Antara lain kata mereka di dalam
surat <i>“Insyirah”</i>, dikurangi kalimat :<br />
“Dan kami jadikan Ali menantumu.” Naudzu billah. Buku tersebut telah dicetak di Iran pada tahun 1289 H. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span>
</div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ayatullah Al Mamaqani</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">,
pengarang buku “Tanqih Al-Maqal Fi Ahwali Ar-Rijal.” Tokoh ini menurut
mereka adalah dedengkotnya “Jarh Wat Ta’dil” (sebuah pembahasan dalam
ilmu Musthalahul Hadits yang mempelajari sejarah hidup dan perilaku
perawi-perawi hadits untuk menilai hadits yang diriwayatkannya). Di
dalam buku tersebut, terdapat sesuatu yang menggelari Abu Bakar dan Umar
r.a. dengan gelar “Tukang sihir/Dukun dan Thaghut.” Silakan periksa
buku itu juz I hal. 207 cetakan tahun 1352 H, percetakan Murtadhowiyah
di Nejev. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Abu Ja’far Al-Tusyi</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">, pengarang buku “Tahdzib Al-Ahkam” dan <b>Muhammad bin Murtadha</b> yang dipanggil dengan Mala Muhsin Al Kasyi, pengarang buku “Al Wafi” dan <b>Muhammad bin Hasan Hur ‘Amily</b>, pengarang buku “Wasail Syi’ah Ila Ahadits As Syari’ah” dan <b>Muhammad Baqir bin Syaikh Muhammad Taqy</b>, yang dikenal dengan <b>“Al-Majlisi”</b>, pengarang buku “Biharul Anwar Fi Ahadits An-Nabi Wal Aimmah Al-Athhar” dan <b>Fathullah Al-Kasyani</b>, pengarang buku “Manhaj As Shadiqin” dan <b>Ibnu Abi Hadid</b>, pengarang buku “Syarah Nahjul Balaghah.” </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ayatullah Khomaini</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">,
salah satu tokoh Syi’ah kontemporer, pemimpin revolusi Syi’ah Iran,
yang mengendalikan rol pemerintahan. Ia mengarang buku “Kasyful Asror”
dan “Pemerintahan Islam.” Walaupun ia menyatakan tentang ide wilayatul
faqih, dan menjunjung tinggi slogan-slogan Islam secara umum pada awal
revolusi, namun ternyata ia masih menanamkan akar-akar Syi’ah fanatik
yang sempit, yang mengendalikan negara dan membawa kepada sebuah
peperangan yang kejam kontra tetangganya sendiri, Irak. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA </span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Imamah</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Harus dengan tekstual. Imam terdahulu harus menentukan imam
penggantinya secara tekstual dan langsung ditunjuk orangnya, bukan
dengan bahasa isyarat. Imamah sesuatu yang sangat penting, yang
tidak boleh terpisahkan antara Rasulullah SAW dengan ummat. Dan
tidak boleh dibiarkan masing-masing orang menyampaikan pendapatnya
tentang imamah sendiri-sendiri. Justru harus ditentukan seseorang
yang menjadi tempat bertanya dan rujukan. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Mereka
berdalil, bahwa dalam imamah, Rasulullah SAW. telah menentukan Ali bin
Abi Thalib r.a. menjadi imam setelah beliau secara tekstual yang nyata
pada hari <b>“Ghadir Kham”</b> (sebuah hari besar bagi Syi’ah
yang dianggap lebih agung dari pada hari raya Fitri dan Adha. Jatuh pada
tanggal 18 Dzulhijjah, berpuasa pada hari itu menurut mereka sunnah
mu’akkad). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Diyakininya
bahwa Ali r.a. juga telah menentukan kedua putranya Hasan dan Husein
secara tekstual, dan begitu seterusnya, bahwa setiap imam menentukan
imam berikutnya dengan wasiat dari padanya. Mereka itu disebut <b>“Aushiya’”</b> (penerima wasiat). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">‘Ishmah</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">: Setiap imam terpelihara (Ma’shum) dari segala kesalahan, kelalaian, dan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">‘Ilmu</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Setiap imam dititipi ilmu dari Rasulullah SAW untuk menyempurnakan
syari’at Islam. Imam memiliki ilmu laduni. Tak ada perbedaan
antara imam dengan Rasulullah SAW. yang membedakan, bahwa
Rasulullah SAW mendapat wahyu. Rasulullah SAW telah menitipkan kepada
mereka rahasia-rahasia syari’at Islam, agar mereka mampu memberikan
penjelasan kepada manusia sesuai dengan kebutuhan zamannya. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Sesuatu Yang Luar Biasa</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">: Peristiwa yang luar biasa boleh terjadi pada diri imam. Itu disebut <b>“mu’jizat”</b>.
Jika tidak ada satu teks tertulis dari imam sebelumnya, maka dalam
kondisi seperti itu penentuan imam harus berlangsung dengan
sesuatu yang luar biasa itu. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">“Al Ghaibah”</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">
(menghilang): Diyakininya, bahwa zaman tidak pernah kosong dari
sebuah argumentasi yang membuktikan adanya Allah, baik secara
logika maupun secara hukum. Sebagai konsekuensi logisnya, bahwa
imam yang ke-12 telah menghilang di sebuah goa (dalam rumahnya).
Diyakininya pula, bahwa imam tersebut memiliki <b>“ghaibah shugra”</b> (menghilang untuk sementara) dan <b>“ghaibah kubra”</b> (menghilang untuk selamanya). Ini adalah salah satu mitos mereka. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Roj’ah</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">
(muncul kembali): Diyakininya, bahwa Imam Hasan Al Askari akan
datang kembali pada akhir zaman, ketika Allah mengutusnya untuk tampil.
Oleh sebab itu, setiap malam setelah shalat Maghrib, mereka berdiri
di depan pintu goa itu, dan mereka telah menyediakan sebuah
kendaraan, kemudian mereka pergi, dan mengulanginya lagi
perbuatannya itu pada malam berikutnya. Mereka berkata, bahwa
ketika kembali, imam itu akan memenuhi bumi dengan keadilan,
sebagaimana bumi sedang dibanjiri oleh kekejaman dan kedzoliman.
Dan ia akan melacak lawan-lawan Syi’ah sepanjang sejarah. Syi’ah
Imamiah ini benar-benar berkata, bahwa Imam itu pasti akan datang
kembali, bahkan sebagian sekte-sekte Syi’ah yang lainnya menyatakan,
bahwa sebagian mereka yang mati pun akan datang kembali. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Taqiyah</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Dianggapnya sebagai salah satu pokok ajaran agama. Barang siapa
yang meninggalkan taqiyah, sama hukumnya dengan meninggalkan shalat.
Taqiyah adalah suatu kewajiban yang tidak boleh dihapuskan, sampai
yang berwenang tampil, barang siapa yang meninggalkannya sebelum ia
tampil, maka ia telah keluar dari agama Allah dan dari agama
Imamiah. Mereka mengambil dalil kepada firman Allah:<br />
<i>“Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka.”</i> (Q.S. 3:28)<br />
dihubung-hubungkannya dengan Abu Ja’far, imam yang kelima dengan
ucapannya: “Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Tak ada
imannya seseorang yang tidak memiliki taqiyah.” Diperluasnya
pemahaman taqiyah itu sampai kepada batas dusta dan haram. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Mut’ah</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">: Dipandangnya, bahwa memut’ah wanita adalah adat yang terbaik dan pengorbanan yang paling afdhal, berdasarkan kepada ayat:<br />
<i>“Maka isteri-isteri yang telah kamu ni’mati (campuri) di antara
mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai
suatu kewajiban.”</i> (Q.S. 4 : 24). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; margin-left: .5in; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Padahal
Islam telah mengharamkan sistem perkawinan tersebut. Suatu perkawinan
yang persyaratannya dibatasi dengan waktu tertentu, yang menurut
Ahlussunnah, syaratnya harus menghadirkan niat untuk mengekalkannya
(kawin seterusnya, bukan kawin kontrak). Kawin mut’ah mempunyai banyak
dampak negatif di tengah-tengah masyarakat. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Diyakininya, ada mushhaf versi mereka, yang namanya <b>“Mushhaf Fathimah.”</b> Dalam bukunya, “Al Kafi”, halaman 57, cetakan tahun 1278 H. Kulainy meriwayatkan dari Abi Basyir, ya’ni “Ja’far Shodiq”: <i>“Bahwasanya
kami mempunyai Mushhaf Fathimah r.a. seraya berkata Kataku: Apa
itu Mushhaf Fatimah? Ia berkata: Sebuah Mushhaf yang isinya seperti
Qur’an kalian 3 kali, demi Allah, tidak ada satu huruf pun isinya
dari Qur’an kalian.”</i> </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">“Lepas Tangan”</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Mereka lepas tangan dari ketiga orang khalifah Rasulullah SAW; Abu
Bakar, Umar dan Utsman r.a. dan memberi mereka sifat-sifat yang
tercela. Sebab menurut keyakinan mereka, ketiga orang khalifah itu
telah merampas khilafah dari orang yang paling berhak untuk
menerimanya. Mereka juga melaknat Abu Bakar dan Umar r.a. dalam
mengawali segala amal perbuatan yang baik, sebagai ganti dari membaca
“Basmalah.” Mereka juga tidak segan-segan untuk melaknat
sebagian besar para sahabat Rasulullah SAW. dan tidak ketinggalan pula
untuk melaknat dan menghina Ummul mu’minin ‘Aisyah r.a. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">“Berlebihan”</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Sebagian mereka sangat berlebihan dalam menokohkan Ali r.a. bahkan
ada yang mengangkatnya sampai pada derajat “Tuhan” seperti sekte
“Sabaisme.” Sebagian mereka ada yang berpendapat, bahwa Jibril
telah keliru dalam menyampaikan risalah, lalu diturunkannya kepada
Muhammad SAW sebagai ganti dari Ali r.a. Sebab Ali r.a. itu hampir
serupa dengan Rasulullah SAW. Seperti serupanya seekor beo dengan beo
yang lain. Oleh sebab itu, yang berkeyakinan seperti itu disebut <b>“Ghuraibah”</b> (Beoisme). </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Hari Besar Ghadir Kham</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">:
Yaitu hari raya mereka yang jatuh pada tanggal 18 Dzulhijjah. Kata
mereka hari ini lebih mulia dari pada Idul Adha dan Idul Fithri.
Hari itu disebut hari raya agung (Akbar). Mereka beranggapan
berpuasa pada hari itu hukumnya sunnah mu’akkad. Pada hari itu
menurut pengakuan mereka, bahwa Rasulullah SAW telah memberi wasiat
tentang khalifah kepada Ali r.a. untuk menggantikan beliau. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Diagungkannya
hari “Nairuz,” yaitu hari tahun barunya bangsa Persia.
Sebagian mereka ada yang berpendapat, bahwa mandi pada hari itu adalah
sunnah. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Mereka juga mempunyai hari agung yang diselenggarakan pada tanggal 9 Rab. Awwal, yaitu hari raya “Bapak” mereka <b>“Baba Syuja’uddin,”</b> sebuah gelar bagi <b>“Abu Lu’lu’ah Al-Majusi”</b> yang telah membunuh Umar bin Khattab r.a. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Diselenggarkannya
pesta-pesta hiburan, kematian, kesedihan, berfoto-foto, dan
menepuk dada, dan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya yang
dipentaskan oleh mereka pada 10 hari pertama bulan Muharram, dengan
keyakinan, bahwa itu semua dalam rangka mendekatkan diri kepada
Allah, menghapuskan dosa dan kesalahan mereka; dan barang siapa
yang menyaksikan mereka pada pameran suci di Karbela, Nejev, dan
Qum, pasti akan melihat sesuatu yang aneh-aneh. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" dir="ltr" style="direction: ltr; text-align: justify; unicode-bidi: embed;">
<b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA</span></b><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"> </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Sebagian
mereka ada yang memulangkan asal usul Syi’ah kepada peristiwa
perang “Jamal.” Sebagian lagi ada yang mengembalikannya kepada
sejarah terbunuhnya Utsman, dan ada lagi yang berpendapat, bahwa
Syi’ah dimulai sejak peristiwa perang Shiffien. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Asal
usul timbulnya Syi’ah adalah sebagai akibat dari pengaruh
keyakinan-keyakinan orang Persia yang menganut agama raja dan
warisan nenek moyang. Orang-orang Persia telah mempunyai andil
besar dalam proses pertumbuhan Syi’ah untuk membalas dendam
terhadap Islam yang telah menghancur-luluhkan kekuatan mereka
dengan mengatas-namakan Islam sendiri. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Ide
Syi’ah bercampur aduk dengan ide-ide yang datang dari
keyakinan-keyakinan di Asia seperti Budhisme, Manaisme, Brahmaisme
dan mereka-mereka yang berkeyakinan kepada reinkarnasi dan
Pantheisme. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Syi’ah mengadopsi ide-idenya dari Yahudisme yang telah membawa tapak-tapak berhalaisme Asyurisme dan Babilisme. </span><span style="font-family: "; font-size: 13pt;"></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "; font-size: 13pt;">Pendapat
mereka tentang Ali r.a., para imam, dan Ahlul Bait (keluarga
Rasulullah SAW) mendapatkan titik temu dengan pendapat-pendapat
orang Kristen tentang Isa a.s. (Yesus Kristus). Orang-orang Syi’ah
hampir mirip dengan orang-orang Kristen dalam memperingati
hari-hari besar, memperbanyak gambar dan patung, dan membuat-buat
sesuatu yang luar biasa dan mengembalikannya kepada imam. </span></li>
</ul>
</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-35553689635091513842013-04-12T03:51:00.002-07:002013-04-12T03:51:27.968-07:00NABI NUH a.s<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img height="259" id="irc_mi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlh9SATzSbDJ69IJWupq31xpurgFXbS1fVjUhQnEdtSDlYx5mFyjCl3feVPgfDFvdA-_nl8ngfiEU0MmUvdGOfrvJHtTV3SrJJ3tq1vGm0eJ8GD1B5oW5ZBA63ZJWCegtyCvJjMxz6hmw/s320/Bahtera+Nuh.jpg" style="margin-top: 31px;" width="320" /><br />
<a href="http://www.eramuslim.com/berita/analisa/nabi-nuh-dan-banjir-sebuah-ibrah.htm#.UWfmdSJ3s04" target="_blank"> <strong>Nabi Nuh dan Banjir dalam al-Qur’an</strong></a>
<br />
Banjir Nuh disebutkan dalam banyak ayat di dalam al-Qur’an. Di bawah
ini bisa dilihat ayat-ayat yang disusun berdasarkan urut-urutan
peristiwa banjir tersebut:<br />
<strong>Nabi Nuh Menyeru Kaumnya pada Agama Kebenaran</strong><br />
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnyalalu ia berkata:
“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu
selainNya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut
kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat)”. (Al-A’raf: 59)<br />
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus)
kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku
tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Maka bertakwalah kepada
Allah dan taatlah kepadaku. QS. Asy-Syuara’: 107-110)<br />
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia
berkata “Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepadaNya)?”.QS. Al-Mukminun: 23)<br />
<strong>Peringatan Nabi Nuh kepada kaumnya untuk Menghindari Hukuman dari Allah</strong><br />
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan
memerintahkan): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab
yang pedih”(QS. Nuh: 1)<br />
Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang
menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal. (QS. Hud:39)<br />
Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir
kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. (QS. Hud:
26)<br />
<strong>Pembangkangan kaum Nabi Nuh</strong><br />
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”.(QS. Al-A’raf: 60)<br />
Mereka berkata: “Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berbantah dengan
kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka
datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu
termasuk orang-orang yang benar. (QS. Hud: 32)<br />
Dan mulailah Nuh membuat bahtera . Dan setiap kali pemimpin kaumnya
berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkata Nuh: “Jika kamu
mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu
sekalian mengejek (kami). (QS. Hud: 38)<br />
Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab:
“Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud
hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu . Dan kalau Allah
menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah
kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang
kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang
berpenyakit gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu
waktu. (QS. Al-Mukminun: 24-25)<br />
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka
mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: “Dia seorang gila dan dia
sudah pernah diberi ancaman”.(QS. Al-Qamar: 9)<br />
<strong>Penghinaan terhadap para pengikut Nabi Nuh</strong><br />
Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: “Kami
tidak melihat kamu , melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti
kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu ,
melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya
saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas
kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. (QS.
Hud: 27)<br />
Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang
mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?” Nuh menjawab: “Bagaimana
aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan?”. Perhitungan (amal
perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kamu
menyadari .Dan aku sekali-kali tidka akan mengusir orang-orang yang
beriman. Aku (ini) tidak lain melainkan pemberi peringatan yang
menjelaskan. (QS. Asy-Syuara’: 111-115)<br />
<strong>Peringatan Allah agar Nabi Nuh tidak Bersedih</strong><br />
Dan diwahyukan kepada Nuh , bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman
di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu
janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.
(QS. Hud: 36)<br />
<strong>Doa Nabi Nuh</strong><br />
Maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka , dan
selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku. (QS.
Asy-Syuara’: 118).<br />
Maka dia mengadu kepada Tuhannya : “bahwasanya aku ini adalah orang
yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku). (QS. Al-Qamar: 10)<br />
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam
dan siang. Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari
kebenaran). (QS. Nuh: 5-6).<br />
Nuh berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”(QS. Al-Mukminun: 26)<br />
Sesungguhnya Nuh telah menyeru kami : Maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami).(QS. Ash-Shaffat: 75)<br />
<strong>Pembuatan Kapal (Bahtera)</strong><br />
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami ,
dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang zalim itu ,
sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)<br />
<strong>Penghancuran umat Nabi Nuh dengan cara Ditenggelamkan</strong><br />
Maka mereka mendustakan Nuh , kemudian kami selamatkan dia dan
orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah
kaum yang buta (mata hatinya).(QS. Al-A’raf: 64).<br />
Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal. (QS. Asy-Syuara: 120)<br />
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia
tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.Maka
mereka ditimpa banjir besar , dan mereka adalah orang-orang yang zalim.
(QS. Al- Ankabut: 14)<br />
<strong>Dibinasakannya Putera Nabi Nuh</strong><br />
Al-Qur’an sehubungan dengan dengan dialog yang terjadi antara Nabi
Nuh dan puteranya, pada tahap-tahap awal dari terjadinya banjir
mengungkapkan:<br />
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana
gunung, dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh
terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan
mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!”.
Nuh berkata : “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain
Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya ; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan. (QS. Hud: 42-43)<br />
<strong>Diselamatkannya Orang-Orang yang Beriman dari Banjir</strong><br />
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan.(QS. Asy-Syuara: 119).<br />
Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan kami
jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (QS.
Al-Ankabut: 15)<br />
<strong>Bentuk Fisik dari Banjir yang Terjadi</strong><br />
Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang
tercurah . Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka
bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.
Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.
(QS. Al-Qamar: 11-13)<br />
Hingga apabila perintah Kami datang dan ‘dapur’(permukaan bumi yang
memancarkan air hingga meneyebabkan timbulnya taufan) telah memancarkan
air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing
binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang
yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula)
orang-orang yang beriman”. Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu
kecuali sedikit. Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya
dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.
Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung,
dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat jauh
terpencil : “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah
kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” .(QS. Hud: 40-42)<br />
Lalu Kami wahyukan kepadanya : “Buatlah bahtera di bawah penilikan
dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah datang dan ‘tannur’
telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu sepasang
dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah
lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan
janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim,
karena sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.(QS. Al-Mukminun: 27)<br />
<strong>Terdamparnya Perahu di Tempat yang Tinggi</strong><br />
Dan difirmankan: “Hai bumi tahanlah airmu, dan hai langit (hujan)
berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan
bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah
orang-orang yang zalim”. (QS. Hud: 44)<br />
<strong>I’tibar yang Diambil dari Peristiwa Banjir</strong><br />
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami
bawa )nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa
itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau
mendengar. (QS. Al-Haqqah: 11-12)<br />
<strong>Pujian Allah terhadap Nabi Nuh</strong><br />
“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam”. Sesungguhnya
demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Ash-Shaffat: 79-81)</div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7489150233679425498.post-91744419020319035692013-04-12T03:45:00.004-07:002013-04-12T03:45:52.281-07:00NABI IDRIS a.s<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Nabi Idris as adalah seorang Nabi yang kuat sekali ibadahnya, bahkan
malaikat sangat kagum atas kesalehan beliau. Pada suatu saat, Malaikat
Izrail dan Nabi Idris as beribadah bersama-sama. Nah, pada kesempatan
itu Nabi Idris as mengajukan permintaan kepada Malaikat Izrail untuk
dapat melihat surga dan neraka.<br />
<br />
Malaikat Izrail tidak dapat memutuskan permintaan Nabi Idris as. Namun
Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan karenanya Nabi Idris as
diizinkan berkunjung ke neraka dan ke surga ditemani Malaikat Izrail.<br />
<br />
Pertama-tama Nabi Idrsi as mengunjungi neraka.<br />
"Wahai Nabiyullah, kenapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut melihatnya," tanya Malaikat Izrail.<br />
Dijawab olah Nabi Idris as,<br />
"Sebenarnya saya takut sekali kepada azab Allah SWT. Tapi mudah-mudahan iman saya menjadi tebal setelah melihatnya."<br />
<br />
Begitu mereka sudah sampai agak dekat dengan neraka, Nabi Idris as pun
tersungkur pingsan. Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat
menakutkan. Malaikat itu menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang
durhaka kepada Allah SWT semasa hidupnya. Nabi Idris as tak mampu
menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan. <br />
<br />
Api neraka berkobar sangat dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan dan
tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding dengan neraka.<br />
"Astaghfirullah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...,"berkali kali
terucap dari mulut beliau sesaat setelah tersadar ari pingsannya.<br />
(Seorang nabi saja sampai pingsan melihat neraka, bagaimana dengan manusia biasa seperti kita?).<br />
Setelah siuman, dengan tubuh yang masih lemas Nabi Idris as melanjutkan
perjalanan ke surga ditemani Malaikat Izrail juga. Di pintu surga beliau
disambut Malaikat Ridwan yang menjaga Surga. Malaikat Ridwan dengan
penuh lemah lembut mempersilahkan Nabi Idris as untuk memasuki tempat
yang mulia penuh kenikmatan tersebut.<br />
<br />
Begitu masuk ke dalam surga, lagi-lagi Nabi Idris as tersungkur lagi karena penuh takjub.<br />
Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan bagi siapa yang
memandangnya. Namun Nabi Idris as pingsan hanya sebentar saja. Tanpa
bisa berkata apa-apa selain ucapan,<br />
"Subhanallah....Subhanallah...Subhanallah...,"berkali-kali keluar dari mulut beliau.<br />
<br />
Itulah Kisah Teladan dari nabi Idris as yang sangat saleh dan taat
kepada Allah SWT hingga beliau sampai pingsan begitu melihat neraka
maupun surga.<br />
Melihat dari blog <a href="http://kisahislamiah.blogspot.com/2012/10/nabi-idris-pingsan-melihat-neraka-dan.html" target="_blank">ini</a> </div>
BRITISH PROPOLIS SURABAYAhttp://www.blogger.com/profile/01168261629031376688noreply@blogger.com0