PEMERINTAHAN NABI MUHAMMAD SAW

  1. PENDAHULUAN

TheEensyslopedia Brittanica says that:
“Muhammad is the most successful of all Prophets and religious personalities”.
The personalty of Mohammad! It is most difficult to gen into the truth of it. Only a glimpse of it I can cath. What a dramatic succession of picturesque scenes. There is Mohammad the Prophet, there is Mohammad the General; Mohammad the King; Mohammad the Warrior; Mohammad the Bussinessman; Mohammad the Preacher; Mohammad the Philosopher; Mohammad the Statesman; Mohammad the Orator; Mohammad the Reformer; Mohammad the Refuge of Orphans; Mohammad the Protetor of Slaves; Mohammad the Emancipator of Woman; Mohammad the Law-Giver; Mohammad the Judge dan Mohammad the Saint.
Itulah sosok Rasulullah yang sangat dihormati dan diagungkan sepanjang masa. Saat umat dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya Nabi Muhammad Saw datang sebagai rahmatan lil’aamin. Nabi Muhammad Saw melahirkan peradaban baru yang demokratis, egaliter dan manusiawi[1]. Perjuangan dan model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang membela rakyat kecil dan mendahulukan kepentingan public, patut kita aplikaskan.
Kebesaran Nabi Muhammad Saw sebagai seorang tokoh dunia yang berhasil mengubah keadaan masyarakatnya melalui pemerintahan beliau dan perubahan sosial yang dilakukan beliau sudah diakui oleh seluruh dunia dan tertoreh dalam  tulisan pujangga dan filosofis dunia. Seperti Muhammad Iqbal, Thomas carley, Arnold Toynbee, Will Durant dan Michael Hart yang menuliskan pujian yang sangat agung. Bahkan M. Hart meletakkan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh nomor satu di antra seratus tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Will Durant menganggap Nabi Muhammad Saw sebagai pribadi yang lengkap, karena beliau adalah seorang sosiolog, psikolog, politisi, agamawan juga seorang pemimpin besar. Asghar Ali Enginger juga menegaskan bahwa  sosok pemimpin yang sangat redah hati, tapi berhati luhur dan berotak luar biasa cerdas. Dan meminjam istilah Antonio Gramsci dan Ali Syari’ati beliau adalah sosok intelektual organic dan rausyan fikr yang ideal. Karena dalam perjalanan hidupnya, beliau berhasil menyatukan idealisme intelektual dan aktivisme sosial sebagai pemandu perjuangan dan visi gerakan langkahnya dalam menjalani kehidupan ini.
Berangkat dari pemahaman itu saya mengawali  pembahasan saya dari situasi pemerintahan Nabi Muhammad Saw dan situasi masyarakat Arab menjelang lahirnya Islam dengan penekanan khusus pada aspek politik, ekonomi, sosial, agama dan sastra.. Lalu dilanjutkan dengan berbagai peran Nabi Muhammad Saw baik itu sebagai nabi, rasul, pendiri bangsa, pemimpin masyarakat, politik, militer, pendidikan dan sebagai perancang ekonomi. Dan di akhiri dengan sajian kondisi masyarakat dan perubahan sosial yang terjadi. Dengan mengkaji aspek-aspek itu maka akan jelas bahwa Islam lahir dalam suasana politik yang didominasi oleh dua kekuatan raksasa, yaitu Sasania (Persia) di Timur dan Bizantium (Romawi) di Barat[2].
Dan dalam waktu yang relative singkat, Islam berkembang pesat menjadi suatu kekuatan politik yang menentukan perjalanan sejarah. Di sini pun akan disajikan bagaimana peran Islam dalam menanmkan bentuk kepercayaan baru yang melahirkan sisterm sosial dan gaya hidup yang baru.
Semoga tulisan ini membawa manfaat bagi yang menulis dan membacanya sehingga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin bagi perkembangan Islamic Education.
  1. PEMBAHASAN
    1. Pemerintaha Pada Masa Nabi Muhammad Saw
Pemerintahan Islam yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw kekuasaan tertinggi ada pada syari’at Islam sebagaimana yang terkandung dalam Al-Qur’an, berlaku bagi seluruh ummat Islam termasuk Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin. Apabila ada masalah yang tidak ditetapkan dalam Al-Qur’an maka keputusannya berada di tangan Nabi.
Di sini Nabi Muhammad Saw menjabat peran ganda yaitu sebagai Nabi dan sebagai kepala pemerintahan. Walau Nabi Muhammad Saw menjabat otoritas tertinggi, namun beliau sering mengajak musyawarah para sahabat untuk memutuskan masalah-masalah penting.
Kebijakan pertama yang dilakukan Nabi Muhammad Saw di Madinah adalah membangun masjid yang dikenal sebagai Masjid Nabawi, yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan Islam. Selain sebagai tempat ibadah, juga berfungsi sebagai kantor pemerintah pusat dan peradilan. Perjanjijan dan jamuan terhadap delegasi asing, penetapan surat perintah kepada para gubernur dan pengumpulan pajak pun diselenggarakan di masjid.
Sebagai hakim, Nabi memeriksa dan memutuskan perkara di masjid. Nabi Muhammad Saw merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan kepada masyarakat Arab tentang sisterm pendapatan dan pembelanjaan pemerintahan.
Beliau mendirikan lembaga kekayaan masyarakat di Madinah. Lima sumber utama pendapat Negara Islam yaitu zakat, jizyah[3], kharaj[4], ghanimah[5], dan al-fay[6]. Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim atas harta kekekayaan yang berupa binatang ternak, hasil pertanian, emas, perak, harta perdagangan dan pendapatan lainnya yang diperoleh seseorang.
Nabi Muhammad Saw juga merupakan pimpinan tertinggi tentara muslim. Beliau turut serta dalam peperangan dan ekspedisi militer. Bahkan memimpin beberapa perang besar seperti perang Badar[7],Uhud, Khandaq[8], Hunayn[9], Tabuk[10] dan dalam penaklukan kota Makkah. Peperangan dan ekspedisi yang lebih kecil diserahkan kepada para komandan yang ditunjuk oleh Nabi.
Nabi Muhammad Saw juga selalu mendorong masyarakat untuk giat belajar. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi mengambil prakasa mendirikan lembaga pendidikan. Pasukan Quraisy yang tertawan dalam perang Badar dibebaskan dengan syarat setiap mereka mengajarkan baca tulis kepada sepuluh anak-anak muslim. Sejak saat itu kegiatan belajar baca tulis dan kegiatan pendidikan lainnya berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat. Dan ketika Islam telah tersebar ke seluruh penjuru jazirah Arab, Nabi mengatur pengiriman guru-guru untuk ditugaskan mengajarkan al-Qur’an kepada masyarakat suku-suku terpencil.
  1. Peran Nabi Muhammad Saw
Selain sebagai Nabi bagi seluruh umatnya, dalam perkembangan Islam selanjutnya Nabi menduduki peranan yang sangat penting, di antaranya:
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Nabi Dan Rasul
Sebagai Nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw mendakwahkan agama Islam dengan akhlak yang sesuai dengan Al-Qur’an. Sebagiai da’i beliau menunjukkan sifat-sifat sabar, lemah lembut, toleransi, tega dan istiqomah dalam ajaran yang dibawanya, terutama tentang aspek akidah. Beliau juga melakukan aktifitas dakwah dengan dedikasi yang sangat tinggi.
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Pendiri Bangsa
Nabi Muhammad Saw tidak sekedar sebagai pembaharu masyarakatnya, tetapi Nabi Muhammad Saw juga berperan sebagai pendiri bangsa yang besar. Nabi berjuang pada tahap awal dengan mendrikan sebuah kebangsaan dengan menyatukan para pemeluknya, lalu beliau merancang sebuah imperium yang dibangun berdasarkan kesepakatan dan kerjasama berbagai kelompok yang terkait. Pada saat awal ini, Nabi Muhammad Saw berhasil mendirikan sebuah Negara Madinah, yang semula hanya terdiri dari suatu kelompok masyarakat yang heterogen satu sama yang lainnya saling bermusuhana. Maka dengan hadirnya Nabi Muhammad Saw masyarakat Madinah menjadi bersatu dalam kesatuan Negara Madinah. Selajutnya Nabi Muhammad Saw memberlakukan beberapa ketentuan hukum untuk semua tanpa pengecualian dalam kedudukan yang sama, tidak mengenal perbedaan kedudukan karena nasab, kelas sosial dan lain sebagainya.
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Masyarakat
Peran Nabi Muhammad Saw dapat kita lihat juga sebagai pemimpin masyarakat ketika beliau sampai di Madinah, beliau berhasil menghapus permusuhan tradisi di antara suku Aus dan Khazraj yang keduanya digabungkan oleh Nabi Muhammad Saw menjadi golongan Anshar. Setelah itu, golongan Anshar ini digabungkan pula dengan orang-orang Quraisy yang datang dari Mekkah dan biasa disebut golongan Muhajirin. Dengan demikian keberhasilan Baginda merupakan tokoh pertama yang menyatukan bangsa Arab yang berasal dari keturunan yang berbeda menjadi satu umat yang kuat dan kokoh. Selain itu, sebagai pemimpin, beliau telah menentukan beberapa hal yang menjamin kesejahteraan masyarakatnya. Antara lain: ibadah, munakahat, jenayah, kenegaraan dan sebagainya.
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Politik
Keunggulan Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpin politik dapat kita lihat dari beberapa hal, antaranya:
-          Menyelesaikan Masalah Perpindahan Hajar Al-Aswad Ke Tempat Asal
Nabi Muhammad Saw menunjukkan citra kepemimpinanya ketika berhasil menyelesaikan masalah yang timbul di kalangan pemimpin bani-bani dalam kabilah Quraisy yang merebutkan hak untuk meletakkan hajarul aswad di tempatnya yang asa di penjuru dinding ka’bah. Peristiwa itu terjadi setelah kota Mekkah dilanda banjir dan sebagiian bangunan ka’bah runtuh. Ketika akan meletakkan hajar aswad ketempat semula yaitu di sudut dinding Ka’bah, bani-bani di Mekkah saling memperebutkannya. Karena batu itu dianggap sangat suci dan mulia sehingga hanya tangan yang mulia dari bani atau suku yang mulia saja yang layak meletakkan batu itu ke tempat semula. Akhrnya mereka memililih Nabi Muhammad Saw sebagai hakim untuk meyelesaikan masalah tersebut. Lalu Nabi Muhammad Saw meletakkan batu tersebut di atas sehelai kain. Setelah itu setiap wakil Bani memegang bagian ujung kain tersebut dan bersama-sama mengangkatnya. Nabi Muhammad Saw sendiri meletakkan batu tersebut ke tempat asalnya di sudut Ka’bah. Solusi dari Nabi Muhammad Saw menyebabkan seuruh pihak yang terlibat konflik itu merasa puas.
-          Membentuk Piagam Madinah
Pada tahun pertama Hijriah Nabi Muhammad Saw brhasil melahirkan piagam Madinah[11] yang merupakan perlembagaan tertulis yang pertama di dunia. Piagam Madinah ini berhasil mewujudkan sebuah Negara Islam yang pertama di dunia yang terdiri dari banyaknya rakyat dan ragam agama. Sesungguhnya perlembagaan ini lebih bersifat satu alat untuk menyelesaikan masalah masyarakat majemuk yang ingin hidup aman dan damai dalam sebuah Negara yang sama. Dengan kata lain, ini adalah teori dan aplikasi toleransi yang pertama  kali di lahirkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pioneer sekaligus adanya legitimasi secara tidak langsung dari seluruh masyarakatnya baik yang telah memeluk Islam maupun yang belum.
-          Mengadakan Perjanjian Hudaibiah
Perhanjian Hudaibiah yang diadakan di antara umat Islam Madinah dengan kaum Quraisy Mekah merupakan satu lagi bukti yang menunjukkan bahwa beliau Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin yang sangat bijaksana. Tak ada satupun yang menyangkalnya termasuk Sayyidina Umar sendiri bahwa perjanjian Husaibiah yang dianggap kontroversi itu telah memberikan ketegasan pada kaum Quraisy dalam semua bidang. Sebagai buktinya, setelah perjanjian Hudaibiyah, tiga pahlawan unggulan Quraisy yaitu Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan Osman bin Talba memeluk Islam, umat Islam bertambah sebanyak lebih dari lima kali lipat dari dua tahun saja. Serta tewasnya Mekkah tanpa pertumpahan darah dua tahun kemudian. Jelaslah sudah bahwa Nabi Muhammad Saw membuktikan kebijaksanaannya dalam dunia percaturuan politik tanah Arab.
-          Mengadakan Hubungan Diplomat
Walaupun Nabi Muhammad Saw buta huruf, namun beliau membuktikan kualitasnya sebagai seorang pemimpin sebuah kerajaan. Beliau mengadakan hubungan diplomatic dan mengirim utusan-utusan ke berbagai daerah di dalam dan di luar Tanah Arab seperti Habsyah, Farsi Byzantine, Ghassan, Hirah, dan lain sebagainya.
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Pemimpin Militer
Nabi Muhammad Saw meletakkan akidah, syariat dan akhlak yang mulia sebagai asas kepemimpinannya. Beliau dan sahabatnya menetapkan dasar tertentu semasa perang seperti: tidak memerangi orang lemah, orang tua dan anak-anak serta wanita, tidak memusnahkan harta benda. Beliau juga mengaplikasikan sifat amanah dalam melaksanakan perintah Allah dan juga seluruh umat Islam dalam memimpin. Nabi Muhammad Saw bersifat adil terhadap harta rampasan perang, yaitu dengan membaginya secara rata pada tentara yang turut dalam peperangan dan tidak mengejar musuh yag sudah lari dari medan peperangan. Nabi Muhammad Saw adalah panglima tentara dan ahli strategi. Dengan ilmu dan pengalaman yang luas, beliau berhasil membawa kejayaan kepada tentara Islam.
  1. Nabi Muhammad Saw Sebagai Perancang Ekonomi
System ekonomi yang dikembangkan sebelumya adalah system ekonomi kapitasis dan absolutistic yang berpusat pada suku-suku tertentu. Nabi Muhammad Saw datang untuk  memperkenalkan system ekonomi baru yang menggantikan dasar ekonomi zaman Jahiliah. Beliau menggalakkan icon kerja keras dan rajin dalam bidang perniagaan dan pertanian. Nabi Muhammad Saw telah membangun ekonomi umat Islam seperti menebus blik dan mengolah tanah yang tergadai kepada kaum Yahudi.
  1. Kondisi Sosial Masyarakat Dan Perubahan Sosial Yang Terjadi
Periode Madinah adalah pekerjaan besar yang di lakukan oleh Rasulullah Saw berupa pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Karena masyarakat merupakan wadah dari pengembangan suatu kebudayaan maka diletakkan pula dasar-dasar Islam[12]. Ini merupakan representasi dari sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan ibadah, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al-qur’an dan sunnah.
Ada banyak hal yang dirubah pada masa pemerintahan Nabi Muhammad Saw khususnya dalam era periodisasi Islam, antara lain:
  1. Politik
Seperti yang kita ketahui bahawa Arab pra Islam didominasi oleh dua kerajaan besar yaitu Bizantium dan Persia sehingga secara geografis Mekkah tidak hanya sulit dijangkau tapi juga sikap pemimpinnya yang menjalankan politik non-blok sehingga Negara-negara Asing menaruh hormat terhadap bangsa Arab pada saat itu. Setelah datangnya Islam, kebijakan politik itu pada awanya tetap dipertahankan, namun dengan berkembangnya Islam kebijakan itu mengalami perubahan menjadi sebuah kebijakan yang tidak hanya sekedar memihak salah satu Negara adi kuasa yang ada saat itu, tapi sudah mulai menancapkan pengaruhnya ke dalam daerah-daerah di bawah kekuasaannya[13].
Selain itu, tentang pemilihan pemimpin, bangsa Arab sudah memilliki nilai-nilai demokratis dengan dipraktikannya  musyawarah. Mereka memilih pemimpin yang bijaksana dan adil dan menekanan senioritas serta pengalaan berdasarkan kesepakatan bersama.
Kemudian model kepemimpinan tersebut dilanjutkan dan disempurnakan oleh Islam sebagaimana dapat kita lihat pada model kepemimpinan Nabi Muhammad Saw dan Khilafa Rasyidin. Yaitu model pemilihan yang tidak hanya didominasi oleh salah satu kaum atau suku Arab. Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan bisa diperoleh  oleh kaum atau suku manapun asaka ia memenuhi kuaifikasi adil, egalite dan fraternity[14].
Demikian pula dengan ghanimah yang pembagiannya disempurnakan oleh Islam dengan bervisi adil dan pemerataan yaitu nabi, keluarga, memelihara anak yatim da administrasi Negara mendapat seperlima sedangkan sisanya di bagi sesuai dengan kualitas tentara.[15]
  1. Ekonomi
Dua ratus tahun sebelum masa kenabian Nabi Muhammad Saw, Arab sudah mengenal peralatan pertaniah semi modern[16]. Mereka pun mampu membuat bendungan raksasa yang dinamakan al-ma’arib. Mereka menggunakan tiga sistem dalam mengelola pertanian yaitu sewa menyewa, bagi hasil produk, dan sistem pandego.
Mekkah juga merupakan jalur persilangan ekonomi internasional sehinggga Mekkah memiliki peranan penting dan strategis untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian. Mereka digolongkan menjadi tiga yaitu, kolongmerat yang memiliki modal, pedagang yang mengolah modal dan para perampok dan rakyat biasa yang memberikan jaminan keamanan kepada para khafilah pedagang.[17]
Dapat dipahami bahwa tradisi pertanian dan perdagangan di Arab sebenarnya sudah ada jauh sebelum Islam, namun tidak ada landasan keadilan dan persamaan di dalamnya. Ini bisa kita lihat dietika permodalan dikuasai oleh elite politik penguasa permodalan.
Islam lalu memasukkan nilai-nilai keadilan dan persamaan dalam perekonomian masyarakat Arab. Sehingga tidak ada lagi monopoi perekonomian dan perbudakan serta mengimplementasikan niai keadilan,kejujuran dan kesamaan sehingga tidak ada yang dirugikan.
  1. Sosial
Tidak disesalkan apabila masyarakat arab mempunyai sifat keras dan perilaku yang kasar, karena hal ini dipengarhi oleh factor geografis negaranya yang bertanah tandus, berdebu, berpasir dan berbatu. Dikenalnya masyarakat arab sebagai masyarakat jahiliyyah lebih tepatnya karena mereka memiliki moral yang rendah. Walaupun tidak semuanya, tapi kepala sukulah yang memiliki muru’ah.
Strategi perng mereka terdiri dari lima pasukan inti, yaitu al-Muqaddam (pasukan pembawa bendera), al-Maimanah (sayap kanan),  al-Maisarah (sayap kiri), al-saqaya (pasukan pembawa obat-obatan serta sukarelawan) dan al-Qalb (pasukan inti). Strategi ini diadopsi total oleh Nabi Muhammad Saw dalam melakukan peperangan melawan orang-orang kafir Quraisy[18].
Mereka juga memiliki fanatis terhadap suku yang sangat tinggi sehingga kesenjangan perekonomian pun Nampak sangat mencolok. Selain itu, terdapat pula tradisi penguburan anak perempuan hidup-hidup pada beberapa suku. Juga menganut tradisi perkawinan mut’ah, zawaq, istibda, khadn, mutadamidah, badal, syighar, maq, saby, hamba sahaya, antar saudara lelaki dan saudara wanitanya atau ayah dan putrinya, atau suami istri[19].
Kondisi sosial arab tidak semuanya jelek, hanya saja ada beberapa yang perlu diperbaiki khususnya tatanan kehidupan sosialnya.karena itu setelah Islam datang kebiasaan mengubur anak perempuan hidup-hidup, tradisi perkawinan yang sama sekali tidak menghargai perempuan serta perlakuan yang tidak manusiawi terhadap budak-budak, Islam mengarahkan masyarakat arab tentang kemanusiaan dan memberikan world view yang luas tentang keberagamaan, kesamaan dan penghargaan terhadap gender. Konkritnya Islam mengajarkan agar memiliki istri maksimal empat, itupun jika suami bisa berbuat adil. Perlu digaris bawahi bahwa dalam konteks sekarang sangat perlu tafsiran yang baru dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang saat ini.
  1. Sastra
Sastra jahiliyyah adalah cermin langsung bagi seluruh kehidupan bangsa arab pra Islam, karena di dalamnya dapat kita lihat kehidupan, alam, budaya dan peradaban yang murni maupun yang telah dipengaruhi oleh bangsa asing.
Namun demikian ada beberapa syair arab yang  sangat imaginer dan simbolis sehingga sulit dicerna oleh kalangan umum. Sastra Arab telah melahirkan penyair-penyair yang handal sehingga tidak heran jika umat Islam dikenal dengan kemahirannya membuat syair dan puisi yang mengandung unsur spiritual theologs dan humanism yang kental.[20]
  1. Agama
Mesikpun tidak berpengaruh besar, namun Yahudi dan Nasrani telah berkembang jauh sebelum Islam lahir di Mekkah. Melainkan kuatnya paganisme[21] yang bercokol dalan keberagamaan mereka. Ini merupakan pengkomparasian antara vetieisme[22], toteisme[23] dan animisme[24]. Namun adapula yang menganut ajaran hanif dari nabi Ibrahim a.s.
Di sinilah  Islam membawa dan mengarahkan bangsa arab untuk memiliki keimanan yang proporsional kepada Allah SWT. Islam meluruskan keimanan dan aqidah mereka yang tidak bisa disamakan dengan semua jenis makhluk di dunia ini. Di sinlah peran vital Islam  memberikan pemahaman tentang tauhid yang tidak hanya sekedar terbatas pada pengesaan Tuhan, tapi juga kemanusiaan yag kemudian diwujudkan dalam bentuk persamaan dan keadilan.
  1. Bargaining Position Islam Terhadap Peradaban Dunia Pasca Kepemimpinan Nabi Muhammad Saw
Sejarah telah mencatat sekian prestasi gemilang Muhammad. Bangsa Arab yang mula-mula hanya kabilah-kabilah yang saling memerangi satu sama lain, mudah dipecah-belah dan tidak menjadi subjek terhadap antroposentris sejarah bangsa-bangsa besar di Dunia. Walhasil, ajaran-ajaran Islam menjadi titik tolak semangat eksplorasi dan kejayaan bangsa Arab. Sangat bijak kiranya Michael H. Hart memposisikan Nabi Muhammad Saw sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah umat manusia? Seperti halnya agama yang lain, Islam punya pengaruh luar biasa besrnya terhadap para penganutnya. Jika diukur dari jumlah banyaknya pemeluk agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda Tanya apa alas an menempatkan urutan Nabi Muhammad Saw lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar tokoh yang paling berpengaruh?
Ada dua alasan pokok, menurut Michael H. Hart. Pertama, Nabi Muhammad Saw memainkan peranan jauh lebih pentin dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen. Sebaliknya dengan Nabiyullah Muhammad bukan saja bertanggungjawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Di samping itu pula dia pencatat Kitab Suci al-Qur’an, kumpulan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan hingga kini. Dengan demikian al-Qur’an berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Nabi Muhammad serta ajaran-ajarannya karena beliau bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya tak ada satupun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Nabi Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena al-Qur’an bagi kaum Muslim sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan al-Qur’an teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Nabi Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Nabi Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu.
Kedua, berbeda dengan Nabi Isa, Nabi Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang berstu, bukan semata berkat anutan agama Islam tapi juga dari sudut bahasa Arabnya , sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral al-Qur’an di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, merupakan sebab yang sangat rasional mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantakan.
Hingga Nabi kita Muhammad Saw telah wafat, ajaran-ajarannya senantiasa menjiwai dada kaum muslimin. Beliaulah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Allah, pasukan Arab yang kecil mampu melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia.
Perlu dicatat pula bahwwa Islam bukanlah agama haus darah . Hal ini jelas sekali kita ketahui ketika Beliau memberi amnesty kepada kaum kafir Quraisy ketika kembali ke Mekkah. Sebuah penaklukan yang sangat indah dalam sejarah. Tanpa adanya pertumpahan darah, meskipun secara manusiawi balas dendam adalah hal yang sangat mendasar, namun beliau tidak melakukannya. Di era media global dan komunisasi instant saat ini, bermunculan banyak statemen sensasional yang menyudutkan Islam. Islam yang dihadirkan media Barat sebagai teroris, pembunuh berdarah dingin, rasial, dan lainnya. Hal ini sebagai titik distorsi pemahaman Barat tentang Islam. Paradigma Islam yang dideskripsikan Nabi dalam periode penaklukan Mekkah menjadi sanggahan yang sangat kuat untuk itu.
  1. PENUTUP
Seorang penulis biographi Nabi Muhammad yang cukup dikenal, yaitu Muhammad Ahmad Djadil Maula Beik dalam bukunya Muhammad al-Matsalul Kamil mengemukakan tiga macam kerja raksasa yang dibawa Nabi Muhammad Saw yang telah dapat direalisasikan selama masa kerasulannya yang berlangsung selama 23 tahun, yaitu 13 tahun di kota Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah. Semoga ini dapat menjadi stimulus bagi kita semua para generasi Muslim muda untuk lebih memajukan dunia ini dengan cinta Islam.
‘Ala kulli hal, makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kealpaan. Karena itu kritik dan saran amat penulis harapkan. Semoga setiap amal kebaikan kita diridai Allah Swt. Amin.
  1. KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas dapat saya simpulkan bahwa pemerintahan Nabi Muhammad Saw adalah suatu karya cipta pemerintahan yang sempurna melalui usaha yang tidaklah mudah. Dan merupakan reperesentasi dari pemerintahan yang berdaulat.. Modal intelektual kepemimpinan Nabi Muhammad Saw adalah pelajaran bagaimana meneumbuhkan rasa kebersaman dan optimisme dala bingkai ketaatan. Perjalanan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw adalah suatu proses kreatif dan berlangsung secara continue, berkembang dan beradaptasi denga kebutuhan. Intelektual capital merupakan konsep yang tidak dapat ditawar lagi dalam membangun sebuah tim menjadi lebih baik. Dengan kalimat lain, intelektual capital ini berfungsi untuk learn how to learn da sebagai uatan utama dalam membangun performance management of war.
Selain itu, sebenarnya bangsa arab memiliki khasanah tersendiri di bidang politik, ekonomi, sosial, sastra dan agama. Lalu proses interaksi yang dilalui Islam melahirkan pemeliharaan dan pengembangan beberapa hal seperti system moral, tata pergaulan strategi perang dan hokum keluarga. Islam juga memperbaiki dan menyempurnakan system tersebut dengan kadar dan kodrat manusia. Dan dengan didukung oleh kreatifitas umat Islam, al –qur’an dan sunah memberikan perubahan yang nyata tentang pandangan dunia, tujuan hidup, peribadatan dan sebagainya yang mejadikannya sebagai core system dari pemikiran dan peradaban Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Sejarah Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997
Aqqod, Abbas Mahmod, Keagungan Muhammah Saw, Solo: pustaka Mantik 1994
Ar-raziq, Ali Abd, Islam Dasar-Dasar Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Jendela, 2002.
Esposito, John, Dinamika Kebangkitan Islam, Jakarta: Rajawali, 1987.
Hart, Michael H., Seratus Tokoh yang paling Berpengaruh dalam Sejarah, Terj. H. Mahbub Djunaidi, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982.
Karim,Abdul, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: pustaka Book Publisher, 2007
Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002
Nurhakim, Muhammad, , Malang: UMM Press, 2004
Team Penyusun Text Book Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IA IN “Alauddin” Ujung Pandang, 1981/1982
Yatim, Bari,  Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Widjan, Aden, dkk,  Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: PSI UII, 2007

[1] Tentunya hal ini seharusnya bisa kita transfer ke Negara kita yang sedang sakit ini [2] Sebagai catatan bahwa pemikiran Timur (Persia-India) bercorak isoteris sedangkan pemikiran Barat (Bizantium) bercorak eksoteris. Datangnya Islam menyerap dua konsep pemikiran tersebut sehingga pemikiran Islam menjadi berimbang/ummatan washatan. Lihat, Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: pustaka Book Publisher, 2007), h. 38-41.
[3] Jizyah merupakan pajak yang dipungut dari masyarakat non muslim sebagai biaya penggantian atas jaminan keamanan jiwa dan harta benda mereka. Penguasa Islam wajib mengembalikan jizyah jika tidak berhasil menjamin dan melindungi jiwa dan harta kekayaan masyarakat non muslim.
[4] Kharaj merupakan pajak atas kepemilikan tanah yang dipungut kepada masyarakat non muslim yang memiliki tanah pertanian.
[5] Ghanimah adalah hasil rampasan perang yang 4/5 dari ghanimah tersebut dibagikan kepada pasukan yang turut berperang dan sisanya yaitu 1/5 didistribusikan untuk keperluan keluarga Nabi, anak-anak yatim, fakir miskin dan untuk kepentingan masyarakat umum.
[6] Al-Fay’ pada umumnya diartikan sebagai tanah-tanah yang berada di wilaya negeri yang ditaklukkan, kemudian menjadi harta milik Negara. Dan pada masa Nabi Muhammad Saw, Negara memiliki tanah-tanah pertaniah yang luas yang hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan umum masyarakat.
[7] Perang Badar adalah perang pertama yang sangat menentukan masa depan Negara Islam. Ini merupakan perang antara kaum Muslimin dengan musyrik Quraisy. Pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Nabi bersama 305 orang Muslim bergerak keluar kota membawa perlengkapan yang sedehana. Di daerah badar, kurang lebih 120 km dari Madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan Quraisy yang berjumlah sekitar 900 samapi 1000 orang, dan nabi sendiri sebagai komandan. Dalam perang ini kaum Muslimin keluar sebagai pemenang. Lihat, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 27.
[8] Perang ini disebut juga perang Ahzab karena musuh yang menyerang Madinah terdiri dari berbagai golongan yang bersekutu. Disebut khandaq karena menggunakan parit sebagai benteng pertahanan. Lihat juga dalam Al-Qur’an surat ke 33. dalam perang ini gugur enam orang sahabat Rasulullah dan dari pihak lawan tiga orang. Dari sini rasulullah belajar bahwa taktik bertahan tidak menguntungkan sehingga perang-perang berikutnya Rasulullah menggunakan taktik menyerang ketika musuh sudah jelas siap akan menyerang. Sehingga serangan yang dilakukan tetap dalam rangka pembelaan diri. Lihat, Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002), h. 37.
[9] Perang Hunain merupakan perang umat Islam yang melawan Bani Tsaqif di Taif dan Bani Hawazin di antara Taif dan Makkah yang berkomplot untuk memerangi Islam. Dalam perang ini Nabi mengerahkan kira-kira 12.000 tetara menuju Hunayn untuk menghadapi mereka. Tentara Islam memenangkan pertempurang dalam waktu yang tidak terlalu lama. Lihat, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyyah II, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), h. 32
[10] Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti Rauslullah Saw. Perang ini melawan pasukan Heraklius yang mundur melihat banyak pahlawan Islam yag siap berperang melawan nabi. Namun nabi tidak melakukan pengejaran tetapi berkemah di Tabuk. Lihat: Badri, Sejarah, h. 32.
[11] Piagam Madinah menyepakati lima perjanjian, yaitu: tiap kelompok dijamin kebebasannya dalam beragama, tiap kelompok berhak menghukum anggota kelompoknya yang bersalah, tiap kelompok arus saling membantu dalam mempertahankan Madinah, baik yang muslim maupun yang non muslim, penduduk Madinah semuanya sepakat mengangkat Nabi Muhammad Saw sebagai pemimpinnya dan memberi keputusan hokum segala perkara yang dihadapkan kepadanya dan meletakkan landasan berpolitik, ekonomi dan kemasyarakatan bagi negeri Madinah yang baru terbentuk. Lihat, Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), h. 70.
[12] Team Penyusun Text Book Sejarah dan Kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Ujung Pandang Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama IAIN “Alauddin” Ujung Pandang, 1981/1982), h. 46. Lihat juga, , Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Fakultas Adab, 2002), h. 30.
[13] Arab pada saat itu terbagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah selatan (Himayar), daerah utaa (Petra, Gazah) dan di tengah (Kindi). Lihat. Aden Widjan, dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: PSI UII, 2007), h. 7-9.
[14] Lihat, Q. S. 49: 10, 13 dan 49.
[15] Aden, Pemikiran, h. 9
[16] M. Abdul, Sejarah, h. 54
[17] Aden, Pemikiran, h. 10-11
[18]Karim, Sejarah, , h. 53
[19] Aden, Pemikiran,, h. 15
[20] Karim, Sejarah, h. 59
[21] Paganisme adalah penyembahan terhadap berhala
[22] Vetieisme adalah kepercayaan yang diwujudkan dalam bentuk penyembahan terhadapa benda sperti batu dan kayu.
[23] Toteisme adalah pengkultusan terhadap hewan atau tumbuh-tumbuhan yang dianggap suci.
[24] Animisme adalah kepercayaan terhadap roh baik dan jahat yang berpengaruh dalam kehidupan manusia.
 Kunjungi selengkapnya disini

Komentar