PENGKULTUSAN
MAKAM
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ
أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ أَنَّ عَائِشَةَ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ قَالَا لَمَّا
نَزَلَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَفِقَ يَطْرَحُ
خَمِيصَةً لَهُ عَلَى وَجْهِهِ فَإِذَا اغْتَمَّ بِهَا كَشَفَهَا عَنْ وَجْهِهِ
فَقَالَ وَهُوَ كَذَلِكَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْيَهُودِ وَالنَّصَارَى
اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ يُحَذِّرُ مَا صَنَعُوا
“Telah menceritakan kepada kami Abu
Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah
mengabarkan kepadaku Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah bahwa 'Aisyah dan
'Abdullah bin 'Abbas keduanya berkata, "Ketika sakit Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam semakin parah, beliau memegang bajunya dan
ditutupkan pada mukanya. Bila telah terasa sesak, beliau lepaskan dari mukanya.
Ketika keadaannya seperti itu beliau bersabda: 'Semoga laknat Allah tertipa
kepada orang-orang Yahudi dan Nashara, mereka menjadikan kuburan para Nabi
mereka sebagai masjid.' Beliau memberi peringatan (kaum Muslimin) atas apa yang
mereka lakukan."(H.R Bukhori:417)
Pengkultusan ini biasa niatnya
adalah bertawassul. Artinya menganggap si penghuni kubur tersebut mempunyai
kesalehan dan kelebihan sehingga menggunakan media untuk mengabulkan
permintaannya. Hal ini disebabkan sebuah kepercayaan yang sudah turun temurun
dan pengetahuan agama orang kurang mendalam. Karena jelas tawasul diperbolehkan
kepada orang yang shalih.
Komentar
Posting Komentar